"Kuberjalan bersama-Mu.
Demi isi sebuah rindu..
Begitu rumit cinta dan hasratku.
Padahal Kau selalu membersamaiku..
Kuhadapkan hatiku.
Penuh pikir dan inginku pada-Mu..
Adakah ma'af-Mu bagiku?.
Padahal bukan hanya itu yang Kau mau..
Janganlah hanya memandangku..
Peganglah erat-erat tanganku!.
Bimbinglah kakiku agar tetap tegap di Jalan-Mu..
Bawa aku kemanapun Kau mau asal Kau meridhoiku.
Engkau Raja di dalam hati dan jiwaku..
Sebab Engkau bertahta di dalamnya.
Engkau Maha Kuasa atas segala-galaku..
Karena Engkaulah pemiliknya.
Aku adalah wayang indah yang kau peraga.
Bukanlah boneka Pandir yang Kau buat hina dan tak berharga..
Aku menjadi ada karena Engkau Maha Berkehendak dan Berkuasa.
Maka biarkanlah Engkau menjadikanku permata di Cinta-Mu selamanya..
Kumohon, tolonglah kumohon..
Terimalah aku dan segalaku di mana saja aku bernyawa..
Entahlah, meski dunia samaunya berlakon..
Pastikan Janji Cinta-Mu akan terwujud nyata di sana.
Ooh duhai Cinta, ooh rasa..
Ooh duhai Jiwa, ooh sahaja..
Ooh rindu, ooh syahdu..
Ooh Malu, ooh merayu-rayu..
Wahai Penguasa Cinta..
Itulah cintaku pada-Mu.
Bersemi berbunga apa adanya..
Tetaplah menjadi isi bagi rinduku.
Senantiasa lah bertahta tanpa pandang aku siapa dan tanpa batasan masa.."
Karya: "Lalu Nurul Anwar"
Jakarta, 12 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H