Mohon tunggu...
Lalu Alfian Rahmatillah
Lalu Alfian Rahmatillah Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswa (Difabel Tuli) 20107030140 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Aku bangga Tuli sebutkan teman teman dipanggil Tuli itu identitas diri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UMKM Penjualan Baju Masa Pandemi Sangat Menurun

30 Juni 2021   20:27 Diperbarui: 30 Juni 2021   21:19 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pantauan, kondisi pasar memang sepi dan sangat jauh berbeda dari kondisi normal. Paling pengunjung yang masih terlihat ramai di bagian kios basah yang menjual ayam dan ikan. Dampak Pandemi Covid-19, Penjualan Busana Muslim Turun hingga 90 Persen

ILUSTRASI Fashion Halal. Busana Muslim karya Temmi Wahyuni saat tampil di sebuah fashion show di Jakarta belum lama ini.*/DOK. PRIBADI /PIKIRAN RAKYAT Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penurunan daya beli masyarakat membuat stok busana muslim dari industri kecil menengah menjadi menumpuk. Para pelaku usaha busana muslim mengaku angka penjualannya menurun hingga 90 persen. Padahal biasanya bulan Ramadan merupakan musim panen bagi pelaku industri busana muslim.

Menteri Perindustrian Andi mengatakan, saat ini menjadi masa yang sulit bagi semua pihak. Hal itu termasuk pelaku industri kecil menengah pakaian jadi muslim.

Biasanya momentum Ramadan ini permintaan dari produk-produk fashion muslim sedang tinggi-tingginya. Namun, pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya tingkat penjualan NTB fesyen muslim,

Di sisi lain, NTB sudah menyiapkan stok produk untuk menyambut bulan ramadan dan lebaran. Akibatnya banyak NTB yang memiliki stok produk yang menumpuk, karena toko atau pasar tutup dengan pemberlakuan PSBB ataupun Physical Distancing.

Menurut , kondisi ini juga menimbulkan dampak pada pekerja. Kapasitas produksi yang menurun menyebabkan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor NTB.

Andi mengatakan, perlu adanya pengalihan ke jalur pemasaran online sehingga roda ekonomi NTB tersebut masih bisa tetap berjalan. Namun, tidak semua NTB memiliki toko online. "Selain itu, bagi yang sudah memiliki toko online, promosi dilakukan secara parsial atau sendiri-sendiri sehingga dampaknya kurang maksimal, tuturnya.

Untuk merespon kondisi tersebut, Andi mengatakan, Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Shopee meluncurkan inisiatif Kampanye Beli Produk Lokal Fesyen Muslim. Kampanye ini bertujuan untuk mengembalikan gairah dan semangat positif masyarakat agar tetap bisa menikmati nuansa lebaran, sekaligus turut berperan menjaga ketahanan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19 melalui pembelian produk fesyen muslim lokal.

Dengan membeli produk fesyen muslim lokal, maka konsumen ikut membantu roda perekonomian terus berjalan dan akan berdampak positif kepada para perajin, penjahit, logistic, dan banyak lagi pihak yang akan terbantu secara ekonomi,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun