Dalam agama Samawi yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam tradisi penggunaan kerudung terdapat di dalam kitab suci. Menutup kepala dalam tradisi kepercayaan-kepercayaan tersebut bersifat religi, karena menutup rambut dan kepala wajib ketika bertemu atau beribadah ke tuhan dan juga simbol kehormatan, karena wanita yang berkerudung akan lebih dihormati oleh masyarakat. Tetapi memiliki perbedaan antara yahudi, Kristen dengan islam, kalau di islam semua wanita disuruh untuk menggunakan kerudung, di Yahudi dan Kristen ada pengecualian, dimana para pelacur dilarang menggunakan kerudung, akan tetapi mereka sengaja menggunakannya agar mendapat penghormatan dari masyarakat. Bagi wanita yahudi ortodoks menggunakan kerudung sampe menutup seluruh wajah, mirip burqa dalam islam.
Di benua afrika, kerudung malah bukan digunakan oleh wanita melainkan oleh para pria, di beberapa suku di afrika, para pria menggunakan tagelmust yaitu kerudung yang digunakan menutup rambut hingga wajah, hanya menyisakan bagian mata saja. Para pria disana mengenakan kerudung sebagai tanda kalau dia sudah dewasa atau pubertas, mereka juga dilarang tidak menggunakan kerudung ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, terutama dari keluarga istri. Tradisi penggunaan ini bersifat religi, social, dan geografis.
Jadi sebenarnya penggunaan tradisi kerudung bukan milik suatu agama atau bangsa, karena berbagai bangsa di dunia memiliki tradisi yang sama yang timbul akibat reaksi kebudayaan, social, dan geografis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H