Mohon tunggu...
L. Wahyu Putra Utama
L. Wahyu Putra Utama Mohon Tunggu... Editor -

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaktus

31 Oktober 2018   18:27 Diperbarui: 24 Januari 2019   15:06 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepantasnya, setiap pribadi mulai berbenah, menata diri dan membangun paradigma berfikir kritis, idealis dan positivistik. Bahwa, bangsa yang besar dan dikaruniai selangit anugrah harus dibarengi dengan mental dan jiwa patriotisme tinggi, menanggalkan atribut pribadi, bahkan rela berkorban untuk bangsa yang berkemajuan. Nasib bangsa harus di atas segala-galanya, tidak boleh direcoki atau diraacuni oleh kepentingan pribadi dan satu golongan.

Mental kritis mencerminkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang cerdas dan mandiri. Mental idealis mencerminkan pondasi keyakinan kokoh tertanam dalam jiwanya semangat patriotisme dan nasionalisme bangsa. Sementara mental positivistik yakni mental optimisme kemajuan bangsa yang ditata dan dikelola untuk kemandirian dan kemajuan bangsa.

 Yang Kita Butuhkan 

Pelbagai persoalan dan ketimpangan merupakan bentuk dari disintegrasi bangsa. maraknya kasus korupsi yang menjerat para pejabat negara  tidak lain karena goyahnya makna normatif-mengikat yang menumbuhkan kesadaran dalam berfikir dan bertindak. Para perampok (koruptor) dari kalangan elit adalah mereka dari kalangan intelektual, namun kecerdasan hanya mengendap dalam pikiran tanpa dibarengi tindakan yang didasari pada makna-normatif yang dipupuk sejak lahir.

Modal utama dalam kehidupan berbangsa nampaknya hilang atau ditutupi noda hitam yang menodai simbol kesucian-kepercayaan dan tanggung jawab. Sehingga, hilangnya integritas menandai hilangnya kepercayaan kolektif. Sayangnya nilai integritas ini dimanfaatkan secara politis, mengaku bertanggung jawab padahal mengebiri kepercayaan, jelas hal seperti ini yang kita tidak harapkan.

Integritas akan menuntun kita pada tanggung jawab personal, jika hari ini kita masih kesulitan untuk menutupi lubuang tikus, maka solusinya adalah bagaimana membentuk pribadi yang memiliki integritas diri agar tidak mudah terjerumus dalam jurang ketimpangan.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun