Berikut adalah beberapa contoh kasus yang dapat mengilustrasikan penerapan Kategori Transendental Kantian 4:12 dalam audit investigasi umum dan perpajakan:
1. Kasus Audit Investigasi Umum pada Perusahaan Konstruksi
Seorang auditor ditugaskan untuk melakukan audit investigasi terkait dugaan kecurangan dalam proyek pembangunan jalan tol yang dilakukan oleh sebuah perusahaan konstruksi besar.
- Aspek Quantity: Auditor dapat menentukan lingkup audit secara universal, dengan memeriksa seluruh aspek terkait proyek pembangunan jalan tol tersebut, termasuk kontrak, pengelolaan keuangan, pengadaan barang dan jasa, serta pengendalian internal perusahaan.
- Aspek Quality: Dalam proses audit, auditor menemukan bukti negatif terkait penggelembungan biaya material dan upah tenaga kerja, serta temuan infinite terkait kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kecurangan tersebut.
- Aspek Relation: Auditor menganalisis hubungan hypothetical antara temuan kecurangan dengan tekanan finansial yang dihadapi perusahaan akibat kontrak yang tidak menguntungkan, serta kemungkinan keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam manajemen proyek.
- Aspek Modality: Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, auditor menyatakan temuan assertoric terkait penggelembungan biaya material dan upah, serta temuan problematic terkait kemungkinan keterlibatan pihak lain yang masih memerlukan investigasi lebih lanjut.
2. Kasus Audit Investigasi Perpajakan pada Perusahaan Farmasi
Otoritas perpajakan menugaskan auditor untuk melakukan audit investigasi terkait dugaan penghindaran pajak yang dilakukan oleh sebuah perusahaan farmasi multinasional.
- Aspek Quantity: Auditor dapat menentukan lingkup audit secara particular, dengan fokus pada area transfer pricing dan transaksi dengan perusahaan afiliasi di negara lain.
- Aspek Quality: Dalam proses audit, auditor menemukan bukti afirmatif terkait praktik penetapan harga transfer yang tidak wajar, serta temuan negatif terkait kesalahan dalam perhitungan pajak penghasilan badan.
- Aspek Relation: Auditor menganalisis hubungan categorical antara temuan penghindaran pajak dengan struktur organisasi perusahaan yang kompleks, serta kemungkinan keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam manajemen perpajakan.
- Aspek Modality: Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, auditor menyatakan temuan apodictic terkait praktik transfer pricing yang tidak wajar, serta temuan assertoric terkait kesalahan perhitungan pajak penghasilan badan.
Melalui contoh-contoh kasus tersebut, dapat dilihat bagaimana Kategori Transendental Kantian 4:12 dapat diterapkan dalam audit investigasi, baik umum maupun perpajakan.Â
Dengan menganalisis temuan audit dari perspektif Quantity, Quality, Relation, dan Modality, auditor dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang kasus yang sedang diinvestigasi, serta memberikan rekomendasi dan tindakan yang tepat untuk menegakkan keadilan dan transparansi.
Kesimpulan
Dalam proses audit investigasi, baik umum maupun perpajakan, penerapan metode "Trans substansi" yang berlandaskan pada Kategori Transendental Kantian 4:12 dapat memberikan manfaat yang signifikan. Metode ini membantu auditor dalam menganalisis dan mengategorisasi temuan audit secara sistematis, komprehensif, dan efektif melalui empat aspek utama, yaitu Quantity, Quality, Relation, dan Modality.
Dengan menerapkan aspek Quantity, auditor dapat menentukan lingkup dan cakupan audit yang tepat, apakah universal, particular, atau singular. Aspek Quality membantu auditor dalam menilai kebenaran atau kesalahan dari temuan audit, apakah bersifat afirmatif, negatif, atau masih memerlukan investigasi lebih lanjut.Â
Sementara aspek Relation memungkinkan auditor untuk menganalisis hubungan dan keterkaitan antara temuan audit dengan faktor-faktor lain yang terkait, apakah bersifat categorical, hypothetical, atau disjunctive. Terakhir, aspek Modality membantu auditor dalam menetapkan tingkat keyakinan terhadap temuan audit, apakah problematic, assertoric, atau apodictic.