Mohon tunggu...
Lalu PatriawanAlwih
Lalu PatriawanAlwih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Postgraduate Universitas Mercubuana

Lalu patriawan Alwih - NIM : 55522110029 - Jurusan Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Mata Kuliah Pemeriksaan Pajak - Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo.M.Si.AK.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satire Keadilan Pajak, dan Korupsi

22 Mei 2024   09:50 Diperbarui: 22 Mei 2024   09:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah sebuah puisi berjudul "Ironi Keadilan" dengan tema "satire tentang keadilan pajak dan korupsi di Indonesia"

Ironi Keadilan

Dalam riuhnya negeri tercinta

Terpampang jelas ironi keadilan

Rakyat kecil terjerat belitan

Sedang para jawara kebal hukuman

Pajak membabi buta dipungut

Dari setiap sudut kehidupan

Namun hilang entah ke mana

Tenggelam dalam riak korupsi tak berkesudahan

Kisah pilu bermain di jalanan

Anak-anak terpaksa meninggalkan sekolahan

Sementara para penjilat kekuasaan

Menikmati harta dengan penuh kemudahan

Dalih demi bangsa dan rakyat

Hanyalah kamuflase belaka

Merampok habis kas negara

Tinggalkan puing bagi masa depan bangsa

Keadilan seakan lelucon belaka

Tersamar dalam kenyamanan para pemilik kuasa

Hidup mewah tanpa beban perkara

Ketimpangan mutlak menyakiti mata

Namun jangan putus asa, wahai saudara

Meski keadilan terasa amat menghina

Kita tetap berdiri sebagai penjaga

Menyuarakan kebenaran tanpa henti sedikitpun lara

Keadilan memang suatu impian

Tapi bukan berarti tak dapat diraih

Dengan keberanian dan keteguhan

Kita guncang bongkahan ketidakadilan

Biarkanlah puisi ini bersemi

Mengungkap nestapa yang terlalu lama terpendam

Hingga keadilan yang sejati

Terwujud dalam nusa dan bangsa yang utuh adil makmur.

Bangkitlah saudara-saudaraku

Jangan biarkan ketidakadilan terus berlaku

Bersatulah dalam satu ikatan kokoh

Untuk negeri yang adil dan makmur hakiki

Pesan dan Kesan didalam Puisi ini :

Puisi ini mengangkat isu ketidakadilan dalam sistem perpajakan dan korupsi yang merajalela di Indonesia. Dengan bahasa yang satir dan pedas, puisi ini mengkritik keras praktik penghisapan pajak yang berlebihan dari rakyat kecil sementara para pejabat dan kaum berkuasa justru hidup mewah dari uang hasil korupsi.

Puisi ini menyuarakan nestapa dan ironi yang dirasakan oleh rakyat kecil yang harus menanggung beban pajak berat, sementara anak-anak terpaksa putus sekolah. Namun di sisi lain, para koruptor dan penjilat kekuasaan hidup bermewah-mewah dari uang negara yang dirampok.

Pesan utama puisi ini adalah mengajak seluruh rakyat untuk tidak putus asa dan tetap berjuang menyuarakan kebenaran serta menegakkan keadilan. Dengan keberanian dan keteguhan hati, puisi ini berharap dapat mengguncang bongkahan ketidakadilan yang telah terlalu lama terpendam.

Kesan yang disampaikan adalah bahwa keadilan sejati masih bisa diraih dengan perjuangan bersama. Puisi ini menjadi semacam seruan untuk bangkit melawan ketidakadilan dan mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan bebas dari korupsi.

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun