Pendahuluan
Gambar diatas mendemonstrasikan diagram proses audit pajak yang terinspirasi oleh pemikiran Friedrich Schleiermacher, seorang filsuf Jerman abad ke-19. Diagram ini menggabungkan konsep hermeneutika Schleiermacher dengan praktik audit pajak untuk menghasilkan kerangka kerja yang lebih komprehensif dan interpretatif.
Kerangka Kerja Audit Pajak Schleiermacher:
1. NACHERLEBEN (Memahami Kembali):
Fase ini berfokus pada upaya auditor untuk memahami dunia mental (pikiran) penulis/teks (wajib pajak) secara lebih mendalam. Berikut elaborasi terperinci dari beberapa teknik hermeneutika yang digunakan:
- Partisipasi: Auditor tidak hanya memahami konteks dan situasi, tetapi juga berinteraksi secara aktif dengan wajib pajak untuk mendapatkan informasi yang lebih kontekstual dan menyeluruh.
- Empati: Auditor mengidentifikasi secara cermat motif dan tujuan penulis (wajib pajak) dalam membuat teks, serta memahami secara mendalam perasaan dan emosinya yang mungkin memengaruhi pembuatan teks.
- Transposisi: Auditor secara mental menempatkan diri pada posisi penulis (wajib pajak) untuk memahami pemikirannya secara lebih komprehensif dan menyeluruh.
- Reafeksi: Auditor merefleksikan secara kritis pemahamannya sendiri terhadap teks dan konteksnya, mempertimbangkan berbagai interpretasi yang mungkin dengan seksama dan menguji asumsinya secara objektif.
- Recognisi: Auditor mengidentifikasi secara sistematis elemen-elemen penting dalam teks dan menghubungkannya dengan pengetahuan dan pengalamannya yang luas, memperhatikan pola dan inkonsistensi dengan cermat.
- Imitasi: Auditor mencoba meniru cara berpikir penulis (wajib pajak) untuk memahami logikanya secara mendalam, menggunakan model mental dan simulasi yang canggih.
- Repetisi: Auditor mengulang dan menganalisis teks (laporan keuangan) secara berulang dan menyeluruh, memperhatikan detail dan nuansa dengan seksama.
- Reproduksi: Auditor menghasilkan interpretasi baru atas teks (laporan keuangan) berdasarkan pemahamannya yang mendalam dan komprehensif, menggunakan berbagai metode interpretasi yang diakui secara ilmiah.
- Rekonstruksi: Auditor menyusun kembali informasi yang diperoleh dari teks (laporan keuangan) dan konteksnya secara sistematis, membangun narasi yang koheren, komprehensif, dan konsisten.
2. General Theory (Teori Umum):Â
Fase ini melibatkan penerapan pengetahuan dan teori akuntansi, auditing, dan perpajakan secara ekstensif untuk menganalisis informasi yang diperoleh pada tahap NACHERLEBEN dengan lebih detail dan mendalam. Berikut beberapa contoh teknik analisis yang digunakan:
- Interprestasi gramatis: Auditor tidak hanya menganalisis struktur dan makna teks, tetapi juga mempertimbangkan gaya bahasa dan pilihan kata yang digunakan penulis (wajib pajak) dengan seksama.
- Interprestasi dunia psikologis: Auditor tidak hanya mempertimbangkan faktor-faktor psikologis, tetapi juga melakukan analisis psikologis yang komprehensif terhadap penulis (wajib pajak) untuk memahami motif dan perilakunya secara mendalam.
Contoh Studi Kasus
PT XYZ, sebuah perusahaan manufaktur, dicurigai melakukan penghindaran pajak.
1. Tahap NACHERLEBEN:
- Partisipasi: Auditor melakukan wawancara mendalam dengan manajemen PT XYZ untuk memahami konteks dan situasi perusahaan secara menyeluruh.
- Empati: Auditor berusaha memahami secara mendalam motif dan tujuan PT XYZ dalam membuat laporan keuangan.
- Transposisi: Auditor menempatkan diri pada posisi manajemen PT XYZ untuk memahami pemikirannya secara komprehensif.
- Reafeksi: Auditor merefleksikan secara kritis pemahamannya terhadap laporan keuangan dan konteksnya, dengan mempertimbangkan berbagai interpretasi yang mungkin.
- Recognisi: Auditor mengidentifikasi secara sistematis elemen-elemen penting dalam laporan keuangan dan menghubungkannya dengan pengetahuan dan pengalamannya yang luas.
- Imitasi: Auditor mencoba meniru cara berpikir manajemen PT XYZ untuk memahami logikanya secara mendalam, dengan menggunakan model mental dan simulasi yang canggih.
- Repetisi: Auditor mengulang dan menganalisis laporan keuangan secara berulang dan menyeluruh, dengan memperhatikan detail dan nuansa secara saksama.
- Reproduksi: Auditor menghasilkan interpretasi baru atas laporan keuangan berdasarkan pemahamannya yang mendalam dan komprehensif, dengan menggunakan berbagai metode interpretasi yang diakui secara ilmiah.
- Rekonstruksi: Auditor menyusun kembali informasi yang diperoleh dari laporan keuangan dan konteksnya.
2. Tahap General Theory:Â
- Interprestasi gramatis: Auditor menganalisis struktur dan makna teks dalam laporan keuangan.
- Interprestasi dunia psikologis: Auditor melakukan analisis psikologis terhadap manajemen PT XYZ.