Assalamua'laikum WRB.
Nama saya Najla Rossalyne Shafaa Arimbi, saya biasa dipanggil Lala. saya dari kelas X IPS-2, dan saya adalah alumni SMP Nasional 1, ini adalah tugas sosiologi saya yang diberi oleh Pak Wajenk. saya disini akan menceritakan pengalaman saya pertama  memasuki SMAN 16.
Awal saya mau masuk SMAN 16, pertama saya mencoba dulu SMAN 5 karena jaraknya dekat dari rumah saya. Tapi sayangnya, nem paling rendah di SMAN 5 itu 33. Saya rasa  nem itu cukup untuk bisa memasuki SMAN 5 tersebut, Walaupun saya memakai zonasi, saya langsung ketendang dan tidak dapat diterima. Waktu itu perasaan saya sangat deg-degan, getar-getir dan ketakutan karena banyak sekali yang nem nya paling tinggi dari saya. Saudara sepupu saya juga mau masuk ke SMAN 5, tetapi dia juga tidak dapat diterima disekolah tersebut. Akhirnya pilihan pertama gagal, langsung pilihan kedua yaitu SMAN 16. Sebenarnya, saya mempunyai 2 cadangan, yaitu, sekolah SMAN 16 dan As-syafi'ah.
Awalnya saya belum yakin kalau sekolah di SMAN 16, tetapi memang apa salahnya mencoba? Saya terus berdoa agar dapat diterima disekolah tersebut. Setelah beberapa hari kemudian untuk melihat hasil pengumuman, akhirnya saya diterima di SMAN 16, saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Dan saya sangat senang bukan kepalang. Pertama tahu SMAN 16, tempatnya dekat dengan tol lingkar luar atau biasa disebut tol JORR. Saudara sepupu saya juga diterima disekolah ini. Dan tidak hanya saya yang berasal dari SMP Nasional 1, ada 4 orang ditambah saya.
Soal jurusan, sewaktu SMP, Saya ingin sekali masuk IPA. Tetapi karena fisika ku belum mantap hanya biologi saja yang bagus, maka, aku memutuskan untuk memilih IPS, waktu saya ingin pilih IPA, tujuan saya ingin menjadi dokter sekaligus membahagiakan orang tua. Tapi, mamah ku belum setuju kalau aku masuk IPA. Papahku setuju-setuju saja kalau aku memasuki jurusan mana. Mamahku menyarankan kalau aku memasuki IPS biar bisa diterima  di ITB jurusan seni rupa dan desain dikuliah nanti. Karena memang aku sangat mahir dalam menggambar. Orang tuaku juga tahu kalau aku itu sangat pandai menggambar. Jadi, aku memutuskan untuk memilih IPS.
Saya juga merasa bersalah kepada kedua orang tua saya kalau tidak diterima di SMAN 5 Bekasi. Tapi Alhamdulillah, saya diterima di SMAN 16 Bekasi. Saat diberi formulir daftar ulang di SMAN 16 bersama saudara sepupu perempuan saya, saya dan saudara sepupu saya diberi selamat oleh guru laki-laki yang bernama Pak Dhimaz yang sekarang menjadi guru ekonomi saya. Setelah daftar ulang, dihari sabtu, hari MPLS berlangsung, aku datang pagi-pagi dan takjub sekali melihat banyak siswa dari SMP lain banyak sekali. Setelah itu, kakak osisnya menyuruh semua peserta didik baru untuk berkumpul dilapangan dan berbaris.
Kakak osisnya juga membentuk gugus atau disebut kelompok, setiap namanya dipanggil harus maju dan berbaris sesuai gugus yang kakak osis itu buat. Saya menempati di gugus 9, saya awalnya juga bingung kalau ada yang memandang sebelah mata di gugus 9 hanya gara-gara gugus 9 itu gugus terakhir. PJ gugus 9 ada 2 orang kelas XI, perempuan dan laki-laki. Yang satu bernama Kang Alfilla, yang kedua Teh Caca, saya belum terbiasa memanggil senior Kang/Teh karena di SMP saya kalau memanggil kakak kelas dengan sebutan 'kak'. Gugus kami dinamakan Gugus Kasepuhan oleh Kang Alfilla dan Teh Caca.
Saya juga berkenalan dengan teman sebangku ku, namanya "Iftih" Â saya sangat menyukai dia karena dia enak diajak berbicara dan bercengkrama. Kakak PJ saya juga mengajarkan mars 16, yel-yel 16, dan yel-yel gugus. Awalnya saya belum terbiasa dengan gugusku, tapi lama kelamaan, saya betah di gugus 9. Kakak PJ nya baik, ramah, supel dan enak diajak bercanda. Teman-teman digugus ku juga ramah dan baik. Selain Iftih, aku juga berkenalan dengan "Revina" dan "Giona" mereka sangat baik, supel dan enak diajak berbicara dan juga bercanda, entah kenapa saya jadi sedih dan teringat kalau saya memandang sekilas wajah Revina mirip sekali dengan teman SMP ku dulu yang bernama "Azka" tetapi tidak apa-apa, nanti saya juga bisa bertemu dia dilain hari. di kegiatan MPLS itu kita disuruh mencari semua tanda tangan kakak osis termasuk bph, tadinya saya mau meminta tanda tangan kepada kakak bph, tetapi saya urungkan karena saya takut jadi bahan candaan tidak jelas, ada yang disuruh menghafal janji siswa jawa barat untuk mendapatkan tanda tangannya, ada juga pula disuruh nge-dance BLACKPINK-Ddu du ddu du, saya pun tetap terus mencari dan mencari tanda tangan kakak osis tersebut. Akhirnya, saya mendapatkan 12 tanda tangan walaupun setengah, karena kata Kang Alfilla kalau dibawah 5 tanda tangannya akan diberi hadiah hukuman. Untungnya saya mendapatkan tanda tangan lebih dari 5
Waktu gugus kami lagi latihan menyanyi yel-yel gugus di kelas gugu kami, tiba-tiba ada kakak-kakak bph yang datang ke kelas gugus kami dengan menampilkan muka dingin dan datarnya. Aku berpikir mungkin ini kakak bph yang menempati kelas XII, kakak ketua osis itu menyuruh kami mengeluarkan name tag gugus kami dengan nada yang sangat dingin, lalu ketua osis itu melaporkan ke kakak PJ kami kalau ada seseorang yang belum dikasih nama dibuku sampul bewarna orange nya, karena warna gugus kami adalah orange. Ternyata seseorang itu adalah teman sebangku ku sendiri, Iftih, aku jadi sempat iba terhadapnya hanya saja bukunya tidak dikasih nama. Ada satu kakak osis perempuan mengeluarkan semacam lip tint, maskara, dan lipstick di semua satu meja
Lalu kakak wakil osis perempuan itu berkata, "di meja kalian ada sebuah macam-macam lipstick, kalau kalian ingin mencoba silahkan pakai. Tapi, nanti setelah kalian pakai, kami akan menggosok-gosokkan amplas dimulut kalian" katanya dengan nada yang sangat datar. Aku sempat takut kalau kakak bph sampai setegas ini, tapi tidak apa-apa aku akan mencoba yang sebaik mungkin.Â
Para kakak bph itu juga menyuruh kakak PJ untuk menyanyikan mars 16 dengan tepukan tangan sambil menghantam dikaki kiri, saya merasa bersalah kalau gugus kami belum sepenuhnya hafal mars 16, dan saya juga melihat kakak PJ saya hampir dibentak oleh salah satu kakak bph tersebut. Saya merasa bersalah kalau gugus saya belum kompak dengan mars 16.
Kakak pbh itu juga memberitahu kalau ada yang memakai kalung akan di ikat mati dengan kalung lain sampai tidak lepas, kalau ada laki-laki yang memakai celana baggy, kakak bph nya tidak akan segan-segan menguntingnya sampai berubah menjadi seperti rok. Setelah kakak bph pergi meninggalkan kelas gugus kami, kami langsung membuang nafas dan lega kalau tadi kami sangat tegang terhadap kakak bph tersebut. Setelah beberapa hari kemudian, gugus kami sudah mulai kompak semua dengan lagu mars 16, yel-yel 16, dan yel-yel gugus 9.Â
Setelah itu, ada test psikotest, disitu saya berdoa terus supaya saya bisa lolos masuk jurusan IPS. Dan sewaktu psikotest berlangsung, guru psikotest itu menyuruh kami untuk menggambar sebuah pohon didepan kertas, dan menggambar manusia dibelakang kertas. Entah mengapa saya sangat gesit dalam hal menggambar dan cepat menyelesaikannya.
Waktu test psikotest, soalnya tidak menunjukkan salah atau benarnya, psikotest itu hanya menurut pendapat sendiri. Saya belum sempat mengerjakan semuanya, hampir setengah-setengah, hanya gambarnya saja yang saya kerjakan.. Setelah psikotest berakhir, Â akan ada pembagian kelas, tapi, saya tidak ingin keempat temanku, Iftih, Revina dan Giona berpisah denganku, walaupun aku dan Revina memilih jurusan yang sama, tetapi aku tidak ingin mereka berpisah. Karena saya sudah betah sama gugusku, gugusku seperti kelas ku sendiri entah kenapa.
Setelah hari yang ditunggu-tunggu, kakak PJ saya menyuruh kami untuk keluar dan mengumpul di lapangan dan berbaris dilapangan sesuai gugus masing-masing, kami pun melakukan apel, setelah apel, semua gugus maju kedepan dan duduk baris horizontal, kakak wakil ketua osis itu menyuruh semua gugus untuk menampilkan yel-yelnya, akhirnya kakak wakil ketua osis itu menunjuk gugus 9, yaitu gugus kami untuk maju pertama, aku heran, ini kan wakil ketua osis perempuan yang berbicaranya sangat tegas dan datar kemarin, tapi kenapa jadi ramah dan baik begini? Aku hafal wajah seseorang, tetapi menghafal namanya belum terbiasa. ternyata aku baru tahu bahwa wakil ketua osis itu bernama kak Millenda dari kulihat name tagnya
Saya sempat gugup kalau ada yang belum kompak, tetapi saya terus berdoa mudah-mudahan gugus kami bisa melakukan semuanya yang terbaik. Sebelum tampil, ada intro nge-vlog oleh salah satu temanku "Naffa", setelah intro, kami menampilkan sebuah yel-yel gugus kami yang bernada "Goyang Nasi Padang", setelah selesai menampilkan kami diberi banyak tepuk tangan dan sorak-sorakkan karena kami  membuat yel-yel sekreatif mungkin. Lalu, ada games menyusun sepatu sampai tinggi, siapa itu yang paling tinggi, pasti akan menang, gugus lain sangat heboh sekali karena sepatu itu hampir terjatuh didorong oleh kakak osis lain, gugus kami pun tak mau kalah, gugus kami terus menyusun dan pantang menyerah walaupun hampir terjatuh didorong oleh kakak osis dan gugus lain. Saya sangat sedih, karena permainan itu adalah hari terakhir MPLS kami, sebenarnya, saya sangat tidak ingin berpisah dengan kakak PJ saya, Kang Alfilla dan Teh Caca. Akhirnya, ada kakak osis bernama kak Heksa menyarankan untuk memberi semacam kado, kesan dan pesan, dan kenang-kenangan untuk kakak PJ gugusnya masing-masing.
 Saya hanya menulis surat untuk kakak PJ saya, Teh Caca, sebagus mungkin, dan di isi surat itu wajib menggunakan cap bibir. Awalnya saya agak geli kalau kakak osisnya menyuruh untuk wajib menempelkan cap bibir, tapi saya tetap melakukannya. Hari Sabtu, tanggal 21 Juli 2018, itu adalah penampilan ekskul demos, siswa X -XII wajib datang ke acara tersebut, dan masuknya jam setengah 7, saya sangat terkejut karena dikasitahunya baru mau tidur, saya pun bangun sangat pagi-pagi sekali dan berangkat jam 6, waktu itu jalanan mulai sepi belum macet, sesampai disana, ternyata banyak siswa kelas X- XII juga, tapi tidak seberapa banyak. di dalam demos itu, ada pertunjukkan voli, beatbox, pramuka, silat, futsal, paskib, dan lain-lain. Yang menurut saya yang paling keren adalah ekskul  modern dance, dan japanese club. Karena Japanese Club(JC) sempat menampilkan lagu Twice-TT versi jepang dan dance nya, saya bingung pengen masuk ekskul apa, tapi setelah dipikir-pikir, saya ingin ikut ekskul paskibra dan basket. Waktu saya melaporkan kepada orang tuaku bahwa saya ingin ekskul yang mana,  saya ingin paskibra dan basket, tetapi orang tua saya tidak ingin saya ikut paskibra, bukannya orang tuaku melarang, tetapi paskibra itu latihannya berjemur di siang teriknya matahari berjam-jam dan orang tuaku tidak mau saya sakit hanya gara-gara kelelahan.
 Akhirnya karena saya tidak mau jadi anak ngeyel, saya hanya ikut basket saja. Lalu, ada teman satu sekolah ku yang bernama "Ane" dia mengajakku untuk ekskul Tari Saman bersamanya, tidak hanya Ane, "Talitha" teman satu sekolahku dan "Fira" saudara sepupuku juga ikut di ekskul tersebut. Akhirnya saya menerima ajakkan temanku, dan setelah sampai rumah, saya langsung berkonsultasi kepada orang tuaku bahwa saya mengikuti ekskul Basket dan Tari Saman, orang tua saya membolehkan dan menyutujui permintaan saya, dan orang tua saya langsung mentanda tangani angket ekskul tersebut yang diberi oleh kakak osis. Hari senin, tanggal 23 Juli 2018 adalah hari pembagian kelas, tapi, dari saya datang kesekolah sampai selesai, kami tidak melakukan KBM pun dan itupun hanya guru yang sekali masuk untuk menjelaskan beberapa materi pelajaran mungkin. Saya berpikir-pikir mungkin pembagian kelasnya besok hari selasa, karena mustahil sekali pembagiannya mau menjelang pulang sekolah,  keesokan harinya benar, kelas sudah dibagikan. Setelah diumumkan aku dikelas berapa aku mendapatkan di kelas X IPS-2, saudara sepupuku yang bernama Fira, berbeda kelas denganku dikelas X IPS-1 padahal saya  sangat ingin sekali sekelas dengan saudara sepupuku. Revina, temanku sekelas dengan saudara sepupuku, sedangkan Iftih di X IPA-6 dan Giona di X IPA-1.
Aku merasa agak canggung waktu memasuki ke kelas baruku dan belum terbiasa, tapi aku melihat teman SMP ku "Tiara" sekelas denganku, aku membuang nafas lega bahwa aku tidak sendirian dikelas ini, setelah duduk dikursi ku, aku berkenalan dengan teman sebangku ku yang bernama "Indri". Selain Indri, didepanku juga ada "Sela" dan juga disampingnya yang bernama "Chaca".Â
Sejak saat itu, kami mulai akrab satu sama lain dan bercengkrama dan bercanda juga. Aku sangat bersyukur aku mempunyai banyak teman baik, ramah, supel, dan tidak melihat seseorang dari fisiknya. Dan wali kelas ku di X IPS-2 adalah Pak Wahyu, karena nama wahyu itu sangat banyak dan pasaran, jadi nama pak wahyu digantikan nama "Pak Wajenk". Pak Wajenk adalah guru sosiologi ku sekaligus wali kelas ku.
Pak Wajenk tiba-tiba menunjukku untuk menjadi PJ sosiologi, semua murid menatapku kaget, saya sangat terkejut dan menoleh kanan kiri seperti apa yang terjadi. Lalu aku bertanya dengan Sela, "aku ditunjuk sebagai apa?" tanyaku, dia menjawab, "kamu ditunjuk jadi PJ guru sosiologi" katanya. Aku hanya memijat pelipisku sebagai jawabannya, Pak Wajenk adalah guru yang tertegas tidak seperti yang ku kira. Tetapi selain tegas, Pak Wajenk adalah guru yang terbaik dan suka memberi masukkan bagi para murid-muridnya.
Itulah Pak Wajenk, pengalaman saya memasuki SMAN 16, dan mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan disini. Sekian dari saya, Wassalamua'laikum WRB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H