Mohon tunggu...
Maeshela Reyan Anggita
Maeshela Reyan Anggita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

kinda talkative girl

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

August

16 November 2023   09:55 Diperbarui: 16 November 2023   10:46 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengalihkan pandanganku kearah lain, kemudian tanpa sadar kaki ku membawa tubuhku masuk ke dalam rumah, meninggalkan Ara sendiri di halaman. Aku masuk ke dalam kamar. Tanpa rencana, air mataku keluar dengan sendirinya. Aku menjatuhkan badanku diatas kasur, pikiranku kosong. Mengetahui fakta ini benar-benar sakit untuk ku terima, aku memukul pipiku berkali kali dengan tujuan agar aku sadar jikalau ini hanyalah mimpi, namun hasilnya nihil, pipiku justru memerah karena pukulan yang keras. 

Ara masuk ke dalam kamarku, ia mendekatiku lalu memeluk tubuhku. Aku semakin menangis di pelukannya, “Kenapa harus begini sih Ra...” ucapku dengan nada lemah, Ara hanya mengelus pundakku. Aku melepaskan pelukannya, lalu menatap mata Ara, “Ra, do i deserve this?” ucapku dengan suara paruh. Ara menggeleng sebagai jawaban, “Lo nggak pernah pantes untuk disakitin sama siapapun Kei” ucap Ara menenangkanku sambil terus mengelus bahuku. “Gue suka sama dia sejak 2 tahun lalu, dan gue seneng banget dengan segala kemajuan yang ada. Tapi malah ini hasil akhirnya? Gue nggak mau gini Ra...” ucapku berusaha berbicara di sesaknya dada. “You didn’t deserve this Kei, jangan pernah salahin diri lo untuk kesalahan ini ya” ucap Ara. Aku menggeleng, “Gue salah udah jatuh ke dia Ra” ucapku dengan susah payah. “Nggak ada yang salah dari mencintai seseorang Kei, dia yang salah karena udah buat lo jatuh terlalu dalam disaat dia aja punya seorang yang spesial. It’s okay ya Kei, berat emang. Tapi pelan pelan coba ikhlas ya? Gue yakin lo bisa kok!” ucap Ara yang kembali menarikku ke pelukannya. Mendengar semua omongan Ara membuatku semakin menangis. 

Siang itu aku habiskan dengan menangisi lelaki yang bahkan tidak pernah perduli denganku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun