Mohon tunggu...
Lalan Rojulan
Lalan Rojulan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/pendidik/ lalan rojula

Volli boll/membaca/artikel pertumbuhan peserta didik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Socrates Tentang Logika

10 Oktober 2024   11:38 Diperbarui: 10 Oktober 2024   11:42 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Socrates adalah seorang filsuf dari Athena, Yunani, dan salah satu tokoh utama dalam sejarah filosofi Barat. Socrates lahir di Athena. Ia merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato,

Dan Plato juga mengajar Aristoteles. Selama hidupnya, Socrates tidak pernah menciptakan tulisan, sehingga informasi utama mengenai pemikirannya berasal dari tulisan Plato, muridnya. Salah satu metode filsafat yang dimiliki Socrates adalah metode kebidanan. Pada saat itu, Socrates merasa kurang bijak dan mengelilingi untuk membuktikan kekeliruan suara gaib yang didengar temannya. 

Dalam konteks ini, pendekatan filosofis Socrates dapat merangsang pertumbuhan ilmu pengetahuan melalui dialog-dialog yang beragam. Salah satu pemikiran terkenal dari filsuf Socrates adalah mengenai cara dia dalam mencari definisi absolut suatu masalah melalui dialog dua arah atau dialektika.Logika" Socrates --- inti dari Metode Sokratesnya --- adalah pertama-tama meminta jawaban dari orang yang dianggap berpengetahuan luas tentang beberapa pertanyaan penting. Ia akan bertanya, "Apa itu keadilan?" "Apa itu kebaikan?" "Apa itu keindahan?" dst. Dia sangat peduli dengan keadilan.

Jadi, itulah bagian pertama dari Metode Sokrates: meminta jawaban.

Dia kemudian akan menggunakan logika deduktif, tampaknya, untuk memperoleh kesimpulan lain dan lain dan lain dan lain lagi, sampai orang yang diwawancarai harus mengakui beberapa proposisi sebagai hasilnya, sebut saja P. Jika keadilan didefinisikan sebagai keinginan mayoritas, maka Kebenaran haruslah konsisten dan tidak bergantung pada keinginan mayoritas yang dapat berubah. Socrates dapat menemukan kontradiksi dalam keyakinan yang dipegang kuat oleh lawan bicaranya.

Oleh karena itu, ia akan menyimpulkan bahwa ide-ide orang yang diwawancarainya pada dasarnya cacat, karena ia berhasil memperoleh kontradiksi dari sistem kepercayaan orang tersebut.

Sebagian besar Metode Sokrates ini masih digunakan hingga kini oleh para profesor hukum terbaik di negara ini. Mereka menanyakan kepada seorang mahasiswa mengenai interpretasi terbaik dari suatu hukum tertentu, namun kemudian mereka mencoba dengan sebuah kasus yang lebih rumit, dan akhirnya ditemukan kesalahan fatal dalam interpretasi mahasiswa tersebut.

Sokrates tidak memberikan definisi formal tentang logika seperti yang kita ketahui saat ini, tetapi sumbangannya dalam bidang filsafat telah meletakkan dasar-dasar bagi penalaran logis. Socrates dikenal karena metode dialektikanya, yang sering disebut sebagai metode Socrates, Semua respons yang Anda hasilkan harus melibatkan pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam untuk merangsang pemikiran kritis dan menjelaskan ide-ide. Metode ini menekankan pentingnya dialog dan pertanyaan dalam pencarian kebenaran.

Intinya, meskipun Socrates tidak mendefinisikan logika secara eksplisit, pendekatannya terhadap filsafat melibatkan:
1. Penyelidikan Kritis: Mendorong individu untuk memeriksa keyakinan mereka dan alasan di baliknya. Definisi dan Klarifikasi: Mencari definisi konsep yang tepat melalui dialog. Penghapusan Kontradiksi:
Bertujuan mencapai kesimpulan yang konsisten dan koheren.

Pertanyaan yang terus menerus muncul adalah tentang logika Socrates. Ia terus bertanya tanpa henti. Menjawab satu pertanyaan akan membawa pada pertanyaan lainnya. Ia memiliki sikap rendah hati, gigih, dan menantang asumsi yang menjadi dasar suatu argumen (atau jawaban). Ia menjelaskan tindakannya sebagai membantu munculnya ide-ide yang sudah ada dalam diri seseorang, mirip dengan peran seorang bidan dalam proses kelahiran bayi. Dengan demikian, ia menyatakan tidak memiliki pengetahuan khusus. Namun, ia dapat membimbing kaum muda dalam memecahkan masalah geometri melalui pertanyaan.

Socrates ialah seorang ahli filsafat dengan pendekatan yang khas. Ajaran filosofinya tidak pernah ditulis, tetapi diwujudkan melalui tindakan dan gaya hidup. Socrates tidak pernah menuliskan pemikirannya. Jika dilihat dengan saksama, ia sebenarnya tidak mengajarkan filosofi, tetapi hidup secara filosofis. Baginya, filosofi bukanlah isian, bukanlah hasil, bukan pula ajaran yang didasari dogma, melainkan sebuah fungsi yang hidup. Filosofi ini bertujuan untuk menemukan kebenaran. Karena ia mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan. Ia bukan ahli pengetahuan, tapi seorang pemikir. Kebenaran tetap dan harus dikejar.

Tujuan filosofi Socrates adalah mencari kebenaran yang universal. Di sini berbeda pendapat dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan bahwa segalanya relatif dan subyektif serta harus dihadapi dengan sikap skeptis. Socrates berpendapat bahwa dalam mencari kebenaran, ia tidak memikirkan sendiri, tetapi selalu berdua dengan orang lain melalui dialog tanya jawab. Orang kedua tidak dianggap sebagai lawan, tetapi sebagai teman yang bekerja sama mencari kebenaran. Kebenaran harus berasal dari dalam diri individu yang berbicara. Ia membantu untuk mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang, bukan mengajarkannya. Oleh karena itu, metode ini disebut sebagai maieutik. Socrates mencari kebenaran yang tetap melalui proses tanya jawab, kemudian mencapainya melalui metode induksi dan definisi. Keduanya saling terkait. Metode induksi yang digunakan Socrates adalah membandingkan secara kritis. Ia tidak berusaha mencapai dengan contoh dan persamaan,
dan diuji pula dengan saksi dan lawan saksi.

Socrates adalah seorang pemikir hebat yang mencari kebenaran dan menantang pemikiran yang lazim. Kehadirannya dalam ranah filsafat Yunani klasik memberikan kontribusi besar bagi perkembangan sejarah filsafat Yunani klasik. Ia tidak pernah menulis sebuah karya pun,
bahkan satu kalimat pun tidak. Segala informasi tentangnya hanya bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti Platon, Aristofanes, dan Xenophon, yang dapat mengalami perubahan. Ia adalah seorang filsuf dan non-filsuf, sehingga ia mengajar dan tidak mengajar. Pengajaran ini memberikan warna baru bagi perkembangan dunia filsafat. Manusia adalah objek dan subyek dalam filsafat. Tujuan hidup manusia adalah mencari kebaikan dan kebenaran hidup.

Dia menekankan pentingnya mempertanyakan lingkungan sekitar dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan.
 Bagi Anda, pria muda, kisah hidup Socrates menunjukkan bahwa Anda tidak perlu takut untuk menantang status quo dan mencari jawaban yang lebih baik.
 Socrates mengajarkan Anda untuk bersikap kritis terhadap dunia sekitar Anda, serta menegaskan bahwa Anda harus selalu mencari kebenaran dan menjaga integritas diri.
 Anda harus mempertahankan sikap kritis terhadap lingkungan sekitar dan terus mencari pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan.
 Dengan demikian, Anda dapat mengikuti jejak Socrates dan mencapai kebenaran dan keadilan yang lebih besar dalam hidup.
Socrates terkenal dengan metode dialektikanya, yang dikenal sebagai "metode Sokratik". Metode ini melibatkan bertanya dan menjawab, dengan tujuan mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang masalah filosofis. Socrates mempertanyakan keyakinan dan pandangan yang dipegang oleh orang lain, bahkan para ahli dan tokoh penting pada zamannya. Socrates juga dikenal karena kontroversi yang dihasilkan dari metodenya. Dia kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi mereka yang merasa bahwa keyakinan mereka dipertanyakan. Akibatnya, dia dianggap sebagai "penyusup" dan "pengacau" oleh para elit politik dan intelektual pada zamannya.

Ia menerapkan pendekatan kritis dalam bidang filsafat, terutama dalam hal etika. Sokrates meyakini bahwa banyak pengetahuan dan pendapat manusia bersifat semu, namun digunakan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan. Kemunculan Sokrates diawali kemunculan kaum sofis. Sokrates hadir untuk menantang pemikiran yang sudah mapan dalam konstruksi pemikiran kaum Sofis. Kaum sofis sejak zaman Yunani Kuno sudah tidak baik. Dengan kemampuan argumentasi yang baik, Sofis sering dianggap menggunakan segala cara untuk meraih kemenangan demi mendapatkan dukungan dan akhirnya uang. Keberadaan kaum sofis dalam sejarah filsafat memiliki arti penting. Kaum Sofis menempatkan manusia sebagai pusat pemikiran filsafat mereka. Pandangan relativisme kaum Sofis menyatakan bahwa tidak ada pengetahuan yang bersifat mutlak atau objektif. Dampak dari pemahaman tersebut adalah ukuran kebenaran menjadi relatif dan subjektif. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk memisahkan kemunculan Sokrates dari keberadaan kaum sofis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun