Golkar sebagai salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia selalu menarik perhatian siapa saja. Intrik-intrik dan produk yang dihasilkan Golkar selalu tidak luput dari perbincangan siapapun. Kali ini dalam Musyawarah Luar Biasa Golkar pun tidak terlepas dari berbagai perbincangan tentang intrik-intriknya.
Jika sebelumnya saya membahas tentang pencatutan yang dilakukan kembali oleh Setya Novanto. Kali ini saya juga akan membahas keuntungan-keuntungan yang didapat dia. Keuntungan tersebut saya simpulkan dari ketidak adilan panitia Munaslub terhadap keadaan Setya Novanto.
Jika sebelumnya, Setya Novanto diloloskan padahal dia tidak memenuhi kriteria “tidak tercela”. Novanto terus menerus mendapatkan keuntungan. Berbeda dengan pesaing-pesaing lainnya, saya ambil contoh Ade Komarudin. Begitu banyak badai terpaan dan cobaan menyerang Akom.
Baru semalam, komite etik melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Akom. Menurut mereka, Akom dinilai telah melanggar peraturan Munaslub. "Larangan pertemuan antara caketum dengan pemilik hak suara berlaku sejak 7 Mei yang lalu. Pertemuan tertutup mereka itu sedang kami siapkan laporannya untuk dibawa ke persidangan etik," ucap Fadel Muhammad.
Walaupun sudah disangkal oleh Bambamg Soesatyo (tim sukses Ade Komarudin). Tetapi patut diperhatikan apa yang terjadi dengan Ade Komarudin dan Setya Novanto. Kita mengetahui bahwa Novanto telah melakukan berbagai macam kecurangan. Termasuk membagikan uang sebesar 10.000 Dollar kepada DPD Jawa Timur. Lalu kenapa ini tidak ditindak secara cepat oleh komite etik Munaslub Golkar?
Lalu soal mengumpulkan DPD, Setya Novanto jelas-jelas juga melakukan hal tersebut. Berita Larut Malam, Setya Novanto Kumpulkan Politisi Partai Golkar di Hotel Ritz Carlton adalah bukti bahwa Setya Novanto melakukan hal yang sama. Tetapi kenapa yang ditangkap hanya Ade Komarudin?
Kejadian demi kejadian yang terlihat memperjelas bahwa Munaslub Golkar menguntungkan Setya Novanto. Pertanyaannya ada apa dengan panitia Munaslub, khususnya komite etik? Apakah ada deal-deal tertentu untuk “melanggengkan” Setya Novanto? Jika itu terjadi, cita-cita Golkar untuk bersatu akan sulit terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H