Mohon tunggu...
Clara Bella M.
Clara Bella M. Mohon Tunggu... Lainnya - HAI

Sedang menempuh pendidikan S1 Teknik Sipil di Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Karakter Pemuda Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0

10 September 2020   13:30 Diperbarui: 10 September 2020   13:27 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keadaan menuntut untuk mengubah kebiasaan. Keadaan menuntut untuk beradaptasi pada perubahan. Begitulah keadaan yang menggambarkan kondisi sekarang, mengikuti alur perubahan dunia yang menuju era digitalisasi.

Dalam masa sekarang, pemanfaatan teknologi merupakan hal yang begitu penting. Tak bisa dipungkiri, bahwa di zaman sekarang sangat erat berkaitan dengan internet, tak terkecuali bagi seorang mahasiswa. Mulai dari pencarian informasi, bahas riset, dll. Hal itu kemudian menjadi semakin gencar, ketika dunia mengalami pandemi COVID-19.

Membahas Revolusi Industri 4.0, karakter dari perkembangan ini adalah digitalisasi. Sekarang, negara-negara di dunia sudah mulai serius dalam pengimplementasian hal ini, salah satunya Indonesia. Hal tersebut terbukti dari hasil riset McKinsey menunjukkan bahwa optimisme Indonesia dalam menerapkan industri 4.0 berada pada level 78%, atau di posisi kedua di tingkat ASEAN. Hal ini seharusnya bisa menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk menciptakan Indonesia yang siap dengan Revolusi Industri 4.0.

Namun, hal tersebut hanya akan terlaksana ketika Indonesia juga memiliki SDM yang mumpuni. Karena faktanya, hal tersebut menjadi penghambat bagi Indonesia untuk menuju ke arah tersebut. Dilansir dari Liputan 6, menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa daya saing Indonesia menurun akibat SDM yang rendah. Kemudian, hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dan harus mencari solusi yang tepat dalam keberjalananya.

SDM bagaimana yang dimiliki Indonesia?Mochtar Lubis dalam buku Manusia Indonesia, menggambarkan sifat masyarakat Indonesia dalam 5 hal.

1. Hipokritis atau munafik

2. Enggan bertanggung jawab

3. Berjiwa feodal

Yang mana feodal ini berarti sifat yang lebih memprioritaskan dan mengagungkan jabatan daripada prestasi kerja.

4. Percaya takhayul

5. Artistik

Selain 5 hal di atas, melalui riset yang dilakukan UNESCO, mengungkapkan bahwa hanya 1 di antara 1000 orang Indonesia yang membaca buku. Hal itu menunjukkan bahwa kurangnya minat masyarakat termasuk mahasiswa dalam membaca. Ini menjadi bukti, bahwa mental dan karakter rakyat Indonesia masih kurang. Karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang menyenangi hal-hal instan. Begitu pula dengan mahasiswa nya, yang memanfaatkan teknologi secara kurang maksimal dan tidak bijak. Menggunakan kemudahan dengan menciptakan kesalahan. Melakukan plagiasi melalui sumber yang ada di internet, atas tugas yang dikerjakan karena sifat malas yang tertanam di dalam diri. Memilih untuk menggunakan jalan cepat walau terkesan tidak tepat.

Apa yang harus dilakukan? . Berikut adalah ujung tombak dari penyelesaian permasalahan ini. Revolusi mental dan society 5.0. Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Hal ini termaktup dalam pidato Presiden pertama kita, Ir. Soekarno pada hari kemerdekaan 17 Agustus tahun 1956. Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Hal inilah yang sedang digencarkan untuk perubahan masyarakat Indonesia, terutama mudanya.

Kemudian ada Society 5.0, Society 5.0 merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat era Revolusi Industri 4.0 yang dibarengi dengan ditandai dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0. Society 5.0, sebuah masa di mana masyarakat berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial oleh sistem yang mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang fisik. Society 5.0 akan menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan menyelesaikan masalah sosial. Dengan berarti, kedua hal tersebut terpaku pada meningkatkan karakter dan jiwa sosial yang baik sehingga tidak ada lagi yang namanya ketidakpedulian dan kesadaran rendah.

Kesempatan besar yang dimiliki Indonesia sekarang harus dimanfaatkan dengan baik. Menjadikan masyarakat Indonesia memiliki karakter kuat yang berlandaskan Pancasila. Karena, tak akan maju sebuah negara tanpa masyarakat yang berkarakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun