"Hooray, I’m in!"Saya berteriak penuh semangat begitu mendapat kabar bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menerima saya sebagai karyawan baru.Semua imajinasi saya langsung bermunculan, seolah berebut tempat di kepala saya.
Itu tiga bulan lalu. Hari ini, saya sadar bahwa semua imajinasi itu baru sebagian kecil dari apa yang saya alami di Sampoerna.Saya selalu ingat akan petuah bijak, "Jika kita tidak berubah, kita tidak tumbuh. Jika kita tidak tumbuh, kita tidak benar-benar hidup." Petuah ini sangat tepat untuk menggambarkan kondisi kerja di Sampoerna. Perusahaan multinasional ini adalah tempat yang tepat bagi individu untuk tumbuh dan berkembang.
Saya membuktikannya setelah bergabung di Sampoerna sejak tiga bulan lalu. Saya bekerja di bagian yang mengurusi keuangan, tepatnya di Finance Support Division.
Sesuai namanya, yang saya kerjakan tidak jauh-jauh dari angka, hitung-hitungan, grafik, estimasi, dan semacamnya.
Sebagian orang mungkin menganggap pekerjaan ini monoton dan rigid, tidak fleksibel. Begitulah. Tetapi percaya deh, yang saya rasakan jauh dari anggapan seperti itu.
Ketika awal saya bekerja, Finance Department di Sampoerna sedang mengalami perubahan besar melalui Symphony Project. Proyek ini memindahkana Finance Services Center di kawasan Asia ke Surabaya, Jawa Timur. Dengan kata lain, departemen keuangan di Surabaya akan menjadi sentral untuk menangani proyek dan bisnis dari seluruh Asia Pasifik.
Saya mengamati proses sentralisasi yang dimulai dari Singapura, lalu merambah Australia dan Selandia Baru, terus berlanjut sampai setiap market di kawasan Asia Pasifik.
Wow, bisa dibayangkan dong betapa besarnya perubahan yang dilakukan perseroan ini dengan proyek itu. Saya takjub melihat perubahan dan perbaikan yang dilakukan terus-menerus ini.
Dengan proyek ini, Sampoerna menjadi pionir di bidang manajemen pelayanan bersama di Indonesia. Ini membuktikan bahwa investasi asing di Indonesia selangkah lebih maju ke jenjang berikutnya.
Saya optimistis bahwa setelah ini, banyak perusahaan multinasional lain di Indonesia akan mengikuti langkah Sampoerna dengan memindahkan pusat sistem manajemen-nya ke Indonesia.
Kadang saya sampai enggak percaya kenapa Phillip Morris International sebagai perusahaan induk Sampoerna memilih Indonesia untuk proyek ini.