Mohon tunggu...
Lala Islamia
Lala Islamia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka membaca serta berolahraga Menyukai fashion serta perdebatan intelektual

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Attachment: Ikatan Emosional yang Membentuk Kehidupan

19 Januari 2025   05:11 Diperbarui: 19 Januari 2025   04:11 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Attachment: Penjelasan Singkat

Teori attachment (teori keterikatan) dikembangkan oleh John Bowlby dan diperluas oleh Mary Ainsworth. Teori ini menyoroti pentingnya hubungan emosional awal antara anak dan pengasuh utama dalam membentuk pola interaksi sosial dan emosional di masa depan.

John Bowlby: Dasar Teori Attachment

John Bowlby, seorang psikoanalis, berpendapat bahwa keterikatan adalah kebutuhan biologis dasar. Ia menyatakan bahwa manusia, seperti hewan, dilahirkan dengan insting untuk mencari perlindungan dari pengasuh demi keselamatan dan perkembangan. Menurut Bowlby, hubungan ini bukan hanya tentang pemenuhan kebutuhan fisik (makanan dan perlindungan), tetapi juga kebutuhan emosional.

Bowlby mengidentifikasi empat tahap perkembangan attachment:

1. Pra-keterikatan (0-6 minggu): Bayi menunjukkan perilaku seperti menangis untuk menarik perhatian pengasuh.

2. Attachment dalam pembentukan (6 minggu-6 bulan): Bayi mulai membedakan antara pengasuh utama dan orang lain, membangun kepercayaan.

3. Keterikatan yang jelas (6 bulan-2 tahun): Bayi memperlihatkan kecemasan perpisahan saat pengasuh utama tidak ada.

4. Keterikatan timbal balik (2 tahun ke atas): Anak mulai memahami bahwa pengasuh memiliki kebutuhan dan keinginan sendiri.

Mary Ainsworth: Pendekatan Empiris dengan "Strange Situation"

Mary Ainsworth memperkaya teori Bowlby dengan penelitian empirisnya. Ia mengembangkan metode "Strange Situation", sebuah eksperimen untuk mengobservasi perilaku keterikatan bayi saat menghadapi situasi perpisahan dan reuni dengan pengasuh. Dari eksperimen ini, Ainsworth mengidentifikasi tiga gaya keterikatan utama:

1. Secure Attachment (Keterikatan Aman): Bayi merasa aman dan percaya bahwa pengasuh akan memenuhi kebutuhan mereka.

2. Avoidant Attachment (Keterikatan Menghindar): Bayi cenderung menghindari kontak emosional dengan pengasuh, sering kali karena pengalaman penolakan.

3. Anxious-Ambivalent Attachment (Keterikatan Gelisah-Ambivalen): Bayi menunjukkan ketergantungan berlebihan, cemas akan perpisahan, namun sulit tenang meskipun pengasuh kembali

Peneliti selanjutnya menambahkan kategori keempat, yaitu Disorganized Attachment (Keterikatan Tidak Terorganisir), yang menunjukkan respons campuran akibat pengalaman traumatis atau pengasuh yang tidak konsisten.

Dampak Jangka Panjang Attachment

Teori attachment menjelaskan bahwa gaya keterikatan awal dapat memengaruhi:

Kepercayaan diri: Anak dengan keterikatan aman lebih cenderung percaya diri.

Hubungan dewasa: Gaya keterikatan dapat tercermin dalam hubungan romantis, seperti keintiman, kepercayaan, atau ketergantungan.

Kesehatan mental: Keterikatan yang tidak aman sering dikaitkan dengan kecemasan, depresi, atau gangguan kepribadian.

Kesimpulannya, teori attachment Bowlby dan Ainsworth memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya hubungan emosional awal dalam membentuk kepribadian dan hubungan manusia sepanjang hidup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun