Mohon tunggu...
Lala Islamia
Lala Islamia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka membaca serta berolahraga Menyukai fashion serta perdebatan intelektual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal kecerdasan emosional: Kunci sukses menurut Daniel Goleman

14 November 2024   17:15 Diperbarui: 14 November 2024   17:25 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1.Latihan Kesadaran Diri: Mengambil waktu untuk merefleksikan emosi dan pola pikir diri.

2.Mengendalikan Emosi Negatif: Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri, seperti menarik napas dalam saat marah atau melakukan meditasi.

3.Mengembangkan Empati: Mendengarkan secara aktif saat berkomunikasi dengan orang lain dan mencoba memahami perspektif mereka.

4.Memotivasi Diri: Menetapkan tujuan yang jelas dan mengingatkan diri pada alasan di balik tujuan tersebut.

5.Meningkatkan Keterampilan Sosial: Belajar cara berkomunikasi dengan asertif, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan membangun jaringan sosial yang positif.

C. Peran Kecerdasan Emosional dalam Dunia Kerja

   Dalam dunia kerja, EI menjadi keterampilan yang sangat berharga, terutama dalam peran kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung lebih sukses karena mereka mampu memahami dan memenuhi kebutuhan tim mereka. Mereka juga mampu memotivasi tim untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

   Studi menunjukkan bahwa EI memiliki korelasi yang kuat dengan performa kerja. Orang dengan EI tinggi cenderung lebih produktif, lebih mampu bekerja dalam tim, dan memiliki hubungan kerja yang lebih baik. Kecerdasan emosional membantu individu untuk tetap tenang dan fokus meskipun dihadapkan pada tekanan kerja, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.

D. Kritik terhadap Kecerdasan Emosional

   Walaupun banyak pendukung, konsep EI juga mendapatkan beberapa kritik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa EI terlalu sulit diukur dengan tepat, dan konsep ini dianggap sebagai perpanjangan dari kepribadian dan keterampilan sosial yang sudah dikenal sebelumnya. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa EI seharusnya tidak dipandang sebagai pengganti IQ, karena keduanya memiliki peran yang berbeda.

  Namun, meskipun ada kritik, banyak penelitian yang tetap menunjukkan pentingnya EI dalam berbagai aspek kehidupan. Konsep ini telah menjadi bagian penting dari pendidikan, pelatihan kerja, dan pengembangan diri di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun