Mohon tunggu...
Lala AyuAnanda
Lala AyuAnanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Politik S1 Universitas Negeri Semarang

Hobi Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UNNES Giat 2: Berpartisipasi dalam Perayaan Tradisi Baritan Desa Asemdoyong Kec Taman

12 September 2022   17:21 Diperbarui: 12 September 2022   20:17 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

( Pelestarian kebudayaan daerah : masyarakat pesisir )

Baritan adalah sebutan atau kata lain dari masyarakat desa asemdoyong untuk mengungkapkan rasa syukur nelayan dan masyarakat terhadap  hasil laut yang melimpah.  Baritan sendiri pada dasarnya adalah sebuah bentuk sedakah laut yang terus menerus dilakukan oleh Masyarakat pesisir sehingga menjadi tradisi turun temurun yang wajib dilakukan. 

Tradisi Baritan biasanya dilakukan setiap tanggal 1 Muharram atau 1 suro (pada hitungan Jawa) acara ini biasanya dimeriahkan oleh para nelayan dengan menghiasi kapal semeriah mungkin yang nantinya kapal-kapal tersebut akan mengikuti Larung sesaji ke tengah laut, Tidak hanya itu kapal-kapal ini akan beratraksi di hulu sungai sebagai bentuk rasa syukur dan juga nantinya kapal-kapal tersebut akan memperebutkan hasil sesaji yang digambarkan sebagai bentuk kesyukuran pada hasil yang telah diberikan namun jika tidak mendapatkan 1 bentuk sesaji yang dibuat maka kapal tersebut harus memandikan kapal menggunakan air laut di dekat larungan sesaji.(1 Muharram 1444 atau 1 Suro 2022)

(Dokpri)
(Dokpri)
      Proses acara pelaksanaan Baritan sendiri dimulai dengan upacara penyambutan atau doa bersama yang dilakukan di balai desa asemdoyong di hadiri oleh segala elemen masyarakat baik dari perangkat desa, tokoh adat, masyarakat dan instansi lainnya.  Kemudian dilanjutkan dengan proses arak-arakan keliling desa membawa sesaji yang telah disediakan, bagian acara ini dimulai pada pukul 7.30 WIB. 

Untuk bentuk sesaji sendiri berisi kepala kerbau sebanyak 4 buah, aneka hasil bumi, aneka kebutuhan sehari-hari dan berbagai macam sesaji lainnya, yang tidak boleh tertinggal satu bentuk sesaji dan sesaji ini dibuat oleh para tokoh adat yang memang sudah ahli dalam penyiapannya.  Sebab masyarakat percaya bahwa jika satu sesaji tertinggal merupakan sebuah bentuk kefatalan yang besar.  Yang mana Kemudian sesaji tersebut di larungkan ke tengah laut diiringi dengan arak-arakan kapal nelayan yang dilaksanakan pada pukul  11.00 WIB dari hulu sungai hingga ke tengah laut.

Puncak acara Baritan ini dimeriahkan dengan acara wayang kulit yang dilaksanakan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan), acara olahraga sepak bola tingkat desa/kecamatan, lanjut dimeriahkan dengan orkes atau musik dangdut lokal di Lapangan kirdabahari asemdoyong. 

Acara Baritan dilakukan dalam jangka 1 Minggu sebelum acara hingga penutupan. Acara ini juga dihadiri oleh gubernur kabupaten Pemalang berserta jajarannya. Tidak hanya masyarakat desa asemdoyong namun masyarakat desa tetangga pun ikut memerihakan tradisi baritan ini. 

(Dokpri)
(Dokpri)
Plotingan KKN UNNES GIAT 2 Desa Asemdoyong juga berturut serta hadir untuk ikut memeriahkan dan berpartisipasi dalam random acara yang mana membantu masyarakat dan perangkat desa untuk menyiapkan bentuk-bentuk keperluan kegiatan. Dan KKN UNNES GIAT 2 Desa Asemdoyong juga turut mengundang teman-teman Plotingan KKN UNNES GIAT 2 desa lain yang ada di kecamatan taman untuk ikut berpartisipasi dan memeriahkan serta melestarikan budaya atau tradisi daerah. 

Dan juga sebagai bentuk pengenalan kepada mahasiswa KKN UNNSS GIAT 2 Kec. Taman tentang tradisi Baritan atau sedekah laut yang hanya ada di lingkungan masyarakat pesisir pantai sebab tidak semua Mahasiswa mengetahui tentang tradisi Baritan/sedekah laut dan tujuannya juga sebagai bentuk pelestarian kebudayaan dan pengetahuan budaya daerah. 

Dengan adanya keberagaman budaya di indonesia menjadi tanggungjawab yang wajib untuk dijaga, maka dari itu perlu memaknai secara luas tentang Pelestarian budaya adalah bentuk kearifan serta  mempertahankan suatu tradisi dimana budaya merupakan warisan leluhur yang tak ternilai harganya, kearifan lokal adalah kunci dalam melestastarikan budaya dari diri kita tradisi terjaga. 

(Dokpri)
(Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun