Mohon tunggu...
Laksmi Devi
Laksmi Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi UAJY 2019

Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Culture Jamming Lebih Ampuh dari Teguran, Marlboro: Welcome to Marlboro Country

27 Maret 2021   16:28 Diperbarui: 27 Maret 2021   22:27 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: medanviralnews

Apakah teman-teman merasa modern? Pasti iya. Sebagian besar dari masyarakat zaman sekarang pasti merasa bahwa mereka merupakan orang yang modern. Hal tersebut disebabkan perkembangan zaman yang terus menciptakan banyak hal baru dan inovatif. Seiring berjalannya waktu, manusia akan selalu menginginkan perubahan yang terus berkembang berdasarkan berubahnya persoalan dan kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan tersebut diinginkan dalam rangka menyempurnakan kehidupan manusia dan memajukan pemikiran manusia.

Semakin banyak perubahan yang menyempurnakan kehidupan manusia dan memajukan pemikiran manusia, kehidupan sosial akan semakin modern. Modern yang diambil dari kata modernisasi merupakan salah satu bentuk budaya nyata dari perubahan sosial. Modernisasi pada dasarnya tidak akan lepas dari kehidupan manusia, karena setiap masyarakat manusia menginginkan perubahan yang akan membawanya ke arah yang lebih maju.

Modernisasi yang ada, menciptakan adanya teori postmodernisme. Menurut Leahly (1985, h. 271), postmodernisme merupakan suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman modern. Konsep modernisasi yang mengatakan bahwa akan membawa manusia pada kehidupan yang lebih layak dan dapat mengangkat kehidupan sosial manusia ditolak oleh konsep postmodernism yang mengatakan bahwa harus dilakukan banyak revisi terhadap hal-hal yang diajukan oleh modernisasi, sehingga harus dikaji ulang. Sehingga postmodernism memiliki pandangan bahwa pengetahuan dan teknologi yang diajukan oleh modenisasi sebagai suatu hal yang dapat memajukan kehidupan masyarakat akan membawa pada kehancuran.

Salah satu pemikiran yang dilahirkan oleh postmodernism adalah Culture Jamming. Menurut Handelman (dalam Sandlin & Callahan, 2009), culture jamming merupakan suatu kegiatan yang bertujuan ntuk melawan serangkaian pesan bermuatan kapitalis yang disebarkan melalui media massa. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti melakukan perlawanan terhadap ideologi konsumerisme yang dikeluarkan oleh modernisasi. Sandlin dan Callahan (2009), mengatakan bahwa gerakan culture jamming tidak hanya bertujuan untuk mengubah prinsip, praktik, dan aturan, tetapi juga perubahan ideologi dan budaya konsumerisme secara fundamental.

Gerakan culture jamming merupakan salah satu gerakan yang digerakkan oleh kelompok yang berusaha memberikan perubahan terhadap lingkungan konsumsi dan pemasaran secara radikal. Hal ini dilakukan karena pelaku culture jamming memiliki kemampuan mengimitasi dan mengubah maksa komersial, apalagi ditambah dengan kehadiran internet yang semakin memudahkan tindakan culture jamming itu sendiri.

sumber: wordpress.com
sumber: wordpress.com
Salah satu contoh gerakan culture jamming adalah Marlboro yang membuat poster yang sudah tertera di atas. Yang dapat dilihat dari poster tersebut, yaitu poster tersebut berisi tulisan "Welcome to Marlboro Country" dan berlatarbelakang kuburan. Marlboro merupakan produk rokok dan rokok akan mengakibatkan kematian terhadap penggunanya. Sehingga apabila penggunanya rokok Marlboro akan meninggal karena rokok Marlboro dan dikuburkan di sana bersama dengan korban-korban produk Marlboro lainnya.

Tetapi di sisi lain, pesan yang dapat diambil dari poster tersebut adalah berhentilah merokok karena semakin banyak masyarakat yang sadar akan bahayanya merokok dan peduli terhadap kesehatan orang lain, akan dapat mengurangi kematian yang diakibatkan karena rokok.

Gerakan culture jamming yang dapat dilihat dari poster tersebut adalah sarkasme yang dilakukan seperti menggunakan latar belakang kuburan sebagai pesan berhenti merokok untuk penggunanya sehingga akan mengurangi kematian akibat merokok. Gerakan ini akan lebih diminati oleh masyarakat luas karena bersifat menghibur dan akan melahirkan hal yang lebih bersifat positif. Selain itu, gerakan ini akan meningkatkan kreatifitas pembuatnya dan dapat dijadikan keuntungan tanpa menjatuhkan serta merugikan pihak-pihak tertentu.

Daftar Pustaka

Leahly, L. (1985). Manusia Sebuah Misteri Sintesa Filosofis Makhluk Paradoks. Gramedia: Jakarta.

Sandlin, J. A. (2011). Deviance, Dissonance, and Detournement: Culture Jammer use of emotion in cosumer resistance. Journal of Consumer Culture. 9 (1), 79-115.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun