Pangilanya mb Dea, ia adalah keponakan saya sendiri. Suatu hari ia ikut bersama saya dalam perjalanan ke Gunung Kidul Jogjakarta.
Ketika melewati di daerah banguntapan ia bertanya pada saya. "bule, tau gak daerah ini?" Sambil menunjukkan hpnya yang tampak dilayar foto ktp seseorang yang jelas nama dan alamatnya.
Saya amati identitas dalam ktp tersebut. "Kayaknya sih tau daerahnya ini, tadi sudah kita lewati lokasinya. Cantik juga nih orang." Ucap saya ketika mengamati foto ktp di ponsel pintar mb dea.
"Teman mb Dea apa ini?" Tanya balik saya.
"Bukan bule. Dia penipu. Ktp nya sudah disebar di fb group info seputar jogjakarta" terangnya
"Heeee, kok bisa kenal sama penipu mb dea? Kenal dimana? Mb dea korban penipuannya juga apa?" Tanya saya penasaran
Usut punya usut keponakan saya akhirnya bercerita ketika saya desak.. maklum kepo Awal kenal dengan si mba penipu tersebut adalah saat ia membeli sejumlah barang dagangan.
Yup keponakan saya ini punya pekerjaan sampingan yaitu berjualan online. Pembelian pertama sama si mba penipu berjalan lancar barang dan harga yang ditawarkan tidak mengecewakan.
Akhirnya percaya dan berkali kali membeli barang dari si mba penipu selalu memuaskan. Lama lama karena sering chat wa menjadi kenal walaupun belum pernah bertemu. Akhirnya keponakan saya ini ditawari arisan online oleh si mba penipu tersebut.
Ia menjanjikan jika ikut arisan online selama 8 bulan keponakan saya akan menerima keuntungan 500 ribu. Caranya dengan menyetorkan uang 175 rb setiap 20 hari sekali selama 12 kali setoran.
Weeeee siapa yang tidak tergiur coba? Hari gini mana ada coba yang mau menawarkan keuntungan sebesar itu. Hanya bermodalkan 2.1 juta dalam waktu 8 bulan mendapatkan 2.6 juta.
Karena ingin punya uang lebih akhirnya tergiur saat diberi keuntungan yang besar dan keponakan saya akhirnya ikut juga.
Sekali putaran arisan onlinenya berjalan lancar... ketika ikut arisan yang kedua kalinya baru terjadi permasalahan.
Harusnya uang arisannya sudah cair ini malah belum, setiap ditagih melalui wa tidak pernah dijawab... di call wa nya selalu dimatikan. Akhirnya keponakan saya capek sendiri nagihnya. Mau dapat untung besar malah rugi berlipat.
Menurut kacamata keponakan saya si mba penipu tersebut kalau dimensos suka pamer kekayaan ia lebih banyak memperlihatkan kehidupan yang mewah.
Sering jalan jalan pakai baju yang mahal bolak balik ke salon. Belakangan keponakan saya mengetahui ternyata yang jadi korbanya bukan dirinya saja.
Puluhan orang jadi korbannya, bukan hanya korban arisan online tapi korban dagangan bodong alias uang sudah diterima tapi pesanan barang tidak dikirim.
Nasehat yang saya sampaikan kepada keponakan saya agar tidak terulang kembali kejadian serupa adalah
1. Jangan pernah tergiur keuntungan yang tidak masuk akal. Hanya karena diiming imingi keuntungan yang berlipat lipat jadi mau saja tanpa curiga. Logika perlu dipakai seseorang pernah berkata "semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar juga resiko kerugiannya."
2. Mintalah identitas yang lengkap, kalau perlu foto ktp nya. Biasanya seorang penipu tidak mau memberikan identitasnya. Kecuali nih penipu berani malu tujuh turunan 7 pengkolan 7 tanjakan dan 7 putaran... karena jika ketahuan makan identitasnya akan tersebar dimensos.
3. Cari tahu dengan jelas sistem arisanya seperti apa? Cara penyetor uang arisannya bagaimana? Simpan dengan baik semua bukti transferan kita di bank tersebut. Karena jika ternyata kita ditipu itu sebagai bukti untuk kita lapor ke bank tersebut agar pihak bank memblokir rekeningnya sampai si penipu mengembalikan dana kita.
4. Jangan pernah hapus riwayat percakapan chat kita. Agar jika terjadi penipuan bisa sebagai bukti untuk lapor polisi.
5. Ini poin terakhir ngapain juga arisan online? Yang offline aja banyak yang gak bener apalagi yang online. Yang kita sendiri gak kenal secara personal. Ya namanya juga online.
Salam Sya. 26.08.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H