Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Horor Kesandung Wangke Mitos Orang Jawa

8 Agustus 2021   14:21 Diperbarui: 11 Oktober 2022   12:54 7635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang tau gak ya kira kira "Sandung Wangke" itu apa? Yup kalau lihat di kamus KBBI sandung atau kesandung atau tersandung. Sementara wangke artinya bangkai atau mayat.

Kalau kesandung watu (batu) sih sakit. Kesandung masalah jadinya mumet lah kalau kesandung wangke (mayat) apa gak horor tuh. 

Dan gimana ceritanya kok bisa ada yang kesandung mayat? Matanya ditaro dimana coba? Kasihan yang kesandung dan terselandung hikshiks.

Ternyata usut punya usut kesandung wangke disini maksudnya bukan yang sebenarnya. Seperti yang kita pikirkan dan bayangkan ada mayat dibawah terus pas kita jalan tiba tiba kesandung terus jatuh. Bukan begitu?  Terus gimana dong? Hehehe penasaran ya?

Ceritanya begini beberapa waktu yang lalu ada kerabat dekat yang melaksanakan hajatan pernikahan putrinya. Sebenarnya mengelar acara akad nikah dan resepsi pernikahan ditengah pandemi sebuah dilema bagi kerabat dekat saya. 

Namun karena hajatan ini sudah ditunda hingga 1 tahun lebih dan sudah ditunda tunda beberapa kali hingga membuat orangtua mempelai dan mempelai takut malah nantinya  batal dan gagal. Jadi dengan ketidak pastian kapan berakhirnya pandemi dan denga. banyak pertimbangan akhirnya dilaksanakan juga. 

Dengan konsekuensi yang cukup besar juga yaitu harus sesuai aturan dan syarat dari pemerintah setempat karena semuanya harus sesuai prokes. Apalagi beberapa hari terakhir sebelum hajatan lihat berita pandemi covid 19 angkanya semakin merangkak naik.

Agak ketar ketir juga....dan terbilang nekat juga. Tepat ketika hari H ternyata ada tetangga yang dikabarkan meninggal dunia. Semua orang sedang rewang (membantu) heboh.... bahkan tuan rumah yang punya hajat ikutan heboh bahkan lebih heboh.

 Saya yang emang gak tau apa apa hanya bisa mendengarkan kehebohan tersebut apalagi bahasa yang digunakan jawa ngapak yang maaf saya kurang faham mereka bicara apa. 

"Aduh piye kiye kesandung wangke?"ucap beberapa orang"waduh jwannn piye kiye?" piye jal jal?"

Saya hanya bisa bengong kenapa dengar kabar ada yang meninggal gak menyebut "innalilahi wainailahirojiun semoga almarhum husnul khatimah" ucap saya dalam hati. Dan karena penasaran  saya coba tanya dengan beberapa orang. Apa sih maksudnya kesandung wangke.

Jadi menurut mereka jika  sedang mengelar hajatan pernikahan dan dihari yang sama ada tetangga yang meninggal maka bagi keluarga yang hajatan itu artinya mereka sedang tersandung wangke. Dan kesandung wangke juga merupakan hari sial buat keluarga tersebut.

Horornya mitos kesandung wangke ini akan terus terjadi berulang ulang dikeluarga tersebut. Artinya jika keluarga yang sedang melaksanakan hajatan tersebut jika suatu hari melaksanakan hajatan lagi maka akan ada yang meninggal juga dihari yang sama. Wihhh kok kesanya kayak memakan korban aja ya.? Heem horor 

Percaya gak percaya tapi bagi orang jawa yang masih memegang teguh budaya dan adat istiadat mereka kebanyakan meyakini.

Terus bagaiman jika pristiwa tetsebut tidak terulang kembali dikemudian hari?Nah orang jawa punya caranya.. apasih? Penasaran gak?

Memutus rantai kesialan kesandung wangke adalah keluarga yang hajatan harus mbesan dengan keluarga yang sedang berduka. 

Wihhh apalagi itu mbesan.? Setau saya mbesan itu diartikan dengan hubungan antara kedua orangtua yang terjalin karena kedua anaknya menikah. Nah mbesan yang disini bukan diartikan menikahkan anak dari keluarga yang sedang hajatan dan keluarga yang sedang berduka.

Tapi mbesan disini adalah pikah keluarga yang sedang hajatan mengirimkan semua keperluan bahan makanan kepada pihak yang sedang berduka. Bahan makanan yang dimaksud mulai dari beras, lauk pauk, sayur mayur, minyak, tepung segala macam bumbu dapur bahkan garam. Hikss kayak mau lamaran aja ya jadinya. 

Yup tapi begitulah tradisi yang memang masih dipercayai sebagian oraang jawa. Besar kecilnya jumlah yang diberikan kepada keluarga yang berduka tidak ditentukan banyaknya... semua tergantung kerelaan dan keikhlasan dari keluarga yang sedang hajatan.

Nah bagaimana jika kesandung wangkenya lebih dari satu? Apakah juga mbesan semuanya? Ternyata he emm juga. 

Kesandung sekali aja berat apalagi kesandung dua atau tiga kali. Apalagi ditengah pandemi seperti sekarang ini. Mungkin nyaris setiap hari kita mendengar kabar duka dari sekitar. Semoga pendemi segera berakhir dan kita semua tetap sehat selalu.  

Aamiin ya allah

Salam Sya. 8 agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun