Sudah lebih dari 16 tahun paksu (pak suami) tak bersua dengan kakak angkatnya. Yup dulu mereka sama-sama memiliki pabrik di Indonesia. Karena satu hal pabrik paksu terpaksa ditutup dan selanjutnya paksu bekerja diperusahaan lain dan pindah dibeberapa negara selain Indonesia.
Sementara kakak angkatnya masih bertahan di Indonesia walaupun perusahaan miliknya juga tutup namun ia bekerja diperusahaan milik orang lain. Selama paksu pindah pindah negara ia kehilangan kontak dengan kakak angkatnya tersebut.
Hingga suatu hari ternyata rencana allah begitu indah. Secara tak diduga karena suatu pekerjaan paksu dan kakak angkatnya tersebut bertemu di kota Jepara.
Yup kota yang lebih dikenal dengan kota ukir dan kota kelahiran Raden Ajeng Kartini menjadi saksi pertemuan mereka.
Kebetulan saya dan anak anak ikut serta menemani paksu mengunjungi kota Jepara sekalian liburan. Karena pertemuan ini ada hubunganya dengan masalah pekerjaan jadilah kami hanya menunggu diluar.
Paksu pun meminta kami untuk mencari tempat wisata agar tidak bosan menunggunya lama. Setelah mencari informasi dari penduduk lokal dan menelusuri google map kami menemukan satu buah lokasi wisata yang tidak jauh dari tempat kami saat itu.
Yup sebuah pantai yang bernama pantai Kartini terletak 3 km dari kantor bupati. Dari lokasi kami hanya menempuh perjalanan 30 menit. Untuk menuju lokasi sangat mudah karena banyak petunjuk arah dan dibantu juga dengan google maps.
Gak pakai lama kami hanya menempuh perjalanan 30 menit sesuai dengan perkiraan waktu. Jalananpun mulus dan cukup lenggang mungkin karena ini kota kecil. Sepanjang jalan kami disuguhi oleh pengrajin ukir ukiran mulai dari kursi, lemari, bufet, meja, dipan dan lainnya. Lihatnya bikin kalap 😆 bagus bangettttt
Ketika sampai dilokasi dan melewati pintu loket kami terkejut sekali karena hanya diminta membayar 2.000 rupiah. Padahal didalam mobil ada 5 orang, Alhamdulillah jadi ngirit pengeluaran hehehe.
Setelah membaca spanduk baru deh kami mengerti ternyata untuk hari senin sampai jum'at gratis biaya masuknya. Hanya bayar parkir saja. Jika hari sabtu dan minggu baru deh dikenakan biaya masuk perorang 5.000 rupiah.
Sebelum masuk ke pantai Kartini sebenarnya ada lagi satu pintu masuk lain yang digunakan sebagai dermaga kapal menuju ke Karimun Jawa.
Nah jangan salah masuk pintu ya? Karena keterbatasan waktu kami tidak menuju kedermaga tersebut. Rugi kalau ke Karimun Jawa tapi gak nginep mah 😊 mungkin lain waktu.
Memasuki pantai Kartini kami dimanjakan oleh pohon pohon yang rindang. Dan mobil kami parkir dibawah pohon. Di pantai tersebut ternyata ada juga sebuah dermaga kecil tempat prahu prahu kecil bersandar.
Kamipun ditawari untuk nyebrang ke pantai panjang. Lagi lagi karena keterbatasan waktu kami tidak mencoba menginjakkan kaki ke pantai panjang. Takutnya kami betah dipantai tersebut dan tiba tiba nanti paksu panggil wihhh bisa repot mengingat harus nyebrang laut dulu.
Konon menurut penuturan penduduk lokal pemandangan dipantai Panjang juga indah dengan hamparan pasir putih yang lebih luas dari pantai Kartini. Dengan biaya PP 20 ribu perorang bisa menuju kesana.
Karenanya kami hanya mengunjungi pantai Kartini saja. Katanya disebut pantai Kartini hal ini dikarenakan untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak hak perempuan dibumi nusantara ini.
Si kecil Key setelah mendengar percakapan saya dan budenya tentang RA Kartini ia berkata "mami emang kalau gak ada Kartini perempuan gak bisa baca tulis apa?"
"He em dek, gak boleh sekolah soalnya. Perempuan cuma bolehnya didapur aja" jawab saya
"Wahhh masa sih?"ucapnya tak percaya " kalau gitu aku yang akan memperjuangkan perempuan biar bisa sekolah" ucapnya lagi penuh percaya diri
Kami yang mendengar ucapnya setengah tertawa. "Aamiin ya allah" ucap saya.
Bocah kecil saya yang satu ini kalau bicara kadang tak terduga ucapannya. Seperti kali ini .......
Kembali ke topik, pantai Kartini yang katanya memiliki luas 3,5 hektar sebenarnya tidak cocok untuk tempat berenang. Terbukti ketika datang kesana tidak ada yang pengunjung yang berenang atau main air.
Mungkin karena bibir pantai yang tidak luas dan langsung terkena air pantai jadilah anak anak tidak leluasa untuk bermain air.
Sebenarnya pantai Kartini memiliki pasir yang putih dan airnya jernih sekali bahkan bisa melihat ikan ikan kecil berenang dipinggiran. Ombak air lautpun tidak besar.
Pantai Kartini sangat cocok untuk duduk duduk santai sambil menikmati angin pantai yang sepoy sepoy dan mendengar debur ombak yang cukup tenang.
Ada banyak wahana bermain untuk anak anak di sekitar area pantai. Bahkan ada penyewaan motor dan mobil kecil untuk anak anak. Dan yang gak bikin nyesel datang ke pantai Kartini adalah karena ada wahana edukasinya.
Kura kura raksaksa terbesar di duniapun bisa kita jumpai ditempat itu. Tapi maaf kura-kuranya hanyalah sebuah patung ya? Dan didalam perut patung kura kura raksaksa yang biasa disebut kura kura ocean park kita dapat melihat aneka biota laut berupa aneka ikan dan trumbu karang laut didalam aquarium yang cukup besar.
Kura-kura Ocean Park memiliki tinggi hingag 15 meter dan panjang lebar mencapai 75 cm. Didalamnya terdiri dari 2 lantai dan meniliki 14 aquarium yang berisi berbagai biota laut. Untuk bisa masuk kesana kita dikenakan biaya rupiah 12.500 bagi pengunjung dewasa dan anak anak 7500 rupiah.
Ditengah bagunan ada lorong yang memungkinkan kita serasa didalam laut karena dikanan dan kiri kita bisa melihat ikan ikan laut saling berenang kesana kemari.
Kitapun bisa melihat ada baby hiu dan kura kura ada juga ikan pari kecil yang berenang kesana kemaari ditemani ikan ikan kecil yang imut bentuknya.
Asli saya yang sudah emak emak saja senang banget apalagi anak anak hehehe. Pokoknya lihatnya senang banget apalagi ditambah aneka trumbu karang yang beraneka warna.
Bagi saya yang gak berani snorkling jelas wahana ini sangat membantu 😆 karena gak perlu menyelam udah bisa lihat secara langsung biota laut berenang kesana kemari.
Uniknya ada juga kolam khusus bagi pengunjung untuk berinteraksi secara langsung dengan kura kura kecil yang jinak dan ikan air tawar.Petugasnya juga ramah ramah dan sangat membantu pengunjung. Sayangnya disetiap aquarium tidak dijelaskan ikan jenis apa yang ada didalam.
Anak anak yang bertanya kepada saya ya saya jawab sebisanya aja.... "wihhh mami ini ikan lucu ya? Namanya apa mam?"ucap sikecil
"Gak ada keteranganya de, tapi kayaknya itu ikan mamung deh?" Wkwkwk sotoy nih maminya. "Nah kalau itu papamung satunya lagi ananamung."
Si kecil yang sadar disotoyin maminya sadar "hahaha mami bisa aja." Sementara si sulung refleks tepuk mesra yang aduh hai sakit maminya "huuu mami bisa aja?" Sambil tertawa lepas menahan sakit "aduh onnie mami sakit tau?" Ucap saya
"Idihhh mami begitu aja sakit. Iya deh maaf maaf." Ucap si sulung Sya
Di lantai atas ada aneka permainan edukasi bagi keluarga dan ada teater 3D. Bahkan dari atas kita bisa lihat aquarium besar yang terletak dilantai dasar. Ada juga tempat trapi ribuan ikan garra rupa asal turki.
Berada di dalam perut kura-kura raksaksa sungguh betah sayangnya keadaan yang sedikit pencahayaan lampunya bikin rada rada horor apalagi jika sepi pengunjungnya.
Tapi kesemuaanya berada dipantai Kartini jelas sungguh berkesan apalagi harga panganan di sekitar wilayah Jepara sungguh sungguh murah meriah enak dan bikin kenyang.
Hayukkk kapan ke Jepara? Jangan lupa ke pantai Kartini ya!
Salam hangat Sya. 2019.12.23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H