Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Kearifan Lokal Nelayan di Jeollanam -do Korea

13 Oktober 2019   23:48 Diperbarui: 13 Oktober 2019   23:53 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Korea tepatnya di Sin Angun Jangsan Gaesbeol merupakan pulau pulau kecil dari kota Jeollanam do.

 Di pulau ini penduduknya sebagian ada yang menjadi petani garam dan ada juga yang menjadi nelayan.

Kebanyakan yang menjadi nelayan merupakan penduduk dari desa hampyeong, yeong gwang, Sin Angun, Lan domyeon dan Mokpo dipulau Muan gu.

Kebetulan warganya bukanlah nelayan biasa, tapi kebanyakan nelayan penangkap nagji dan sebalnagji. Yup nagji adalah sejenis gurita besar sementara sebalnagji adalah jenis gurita berbadan kecil. 

Khusus gurita berbadan kecil alias ramping banyak terdapat di pulau Muan -gu. Karena dipulau ini lumpurnya beda dari lumpur yang lain. Bisa dilihat dari warna lumpurnya yang berwarna kemerahan. Inilah yang disebut lumpur Muan gasebeol.

Tidak sembarangan orang bisa menangkap gurita ditempat tersebut, yang diperbolehkan adalah penduduk lokal saja. Kecuali ketika diadakan festival menangkap gurita oleh pemerintah daerah.

gurita, dokpri
gurita, dokpri
Cara menangkap gurita ditempat itu sangatlah unik, karena menangkapnya bukan di air laut yang banyak airnya tetapi di laut yang airnya surut dan lautnya jadi lautan lumpur. Untuk menangkap gurita yang dibutuhkan hanyalah skop kecil untuk mengalih lumpur serta keranjang untuk membawa gurita yang telah ditangkap.

air laut surut di pulau pulau kecil Jeollanam do, dokpri
air laut surut di pulau pulau kecil Jeollanam do, dokpri
Pulau pulau kecil yang terdapat di Jeollanam do tersebut ketika air telah surut  dan yang tampak hanyalah hamparan lumpur yang luas. Maka ketika itulah waktu yang tepat berburu gurita didalam lumpur. Biasanya waktu air laut surut adalah diwaktu pagi hari selama 3 jam setelah itu air laut kembali mengenanginya.

Bagi nelayan di desa Sin Angun, Mokpo ataupun Hampyeong dibagian timur Jeollanamdo berburu gurita didalam lumpur tidaklah sesulit yang diperkirakan. Kebanyakan dari mereka mengandalkan insting dan memperhatikan kondisi lumpur. Bahkan jika telah ahli hanya dengan melihat kondisi lumpur saja tahu disitu ada guritannya atau tidak.

Jika terdapat lumpur yang terlihat ada lubang kecil maka biasanya ditempat itulah gurita bersembunyi. Sekali menangkap biasanya mereka memperoleh 70 ekor gurita jika sudah ahli bisa lebih dari itu.

berburu gurita di dalam lumpur, dokpri
berburu gurita di dalam lumpur, dokpri
Harga gurita beda beda tergantung besar dan kecilnya. Yang ukuran kecil bisa dihargai oleh nelayan  6.000 sampai  7.000 won ( 71 ribu - 83 ribu rupiah) Sementara ukuran yang besar bisa dihargai 15.000 won sampai 20.000 won ( 170 ribu - 230 ribu rupiah). Ini baru harga gurita dari nelayan lho belum dari pedagang dipasar lho. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun