Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mereka Juga Manusia Lho

26 September 2016   12:38 Diperbarui: 26 September 2016   13:24 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wesss masa iya sudah emak emak begini, usia juga sebentar lagi kepala empat masih demen pacaran. Weee yang bener aja keleeee? Apalagi jelas statusnya kawin, gak mungkin juga kan mau macem-macem? Bisa berabe jadinya keharmonisan keluarga, sorry lah yauuu jika harus mengorbankan orang-orang yang tercintai dan sayangi hanya untuk melampiaskan godaan syetan.  Lagian  mah sudah gak punya niat mau macem-macem kepikiran juga enggak saya mah. Pintu hati saya sudah tertutup rapat dan yang bisa buka hanya suami tercinta (semoga kami selalu saling mencintai selamanya hingga akhir hayat. amin) 

Tapi kalau pacaranya sama suami tercinta sih gpp kan ya? buat mengenang masa-masa indah ketika masih berdua dulu hehe. Nah bagaimana kalau pacaranya sama napi? dan baru kenal juga. Wesss bukan bermaksud merendahkan status mereka yang seorang napi, karena saya tahu napi juga manusia yang haus akan belayan kasih sayang seorang yang mereka cintai. Lagian dipenjarakan pastinya mereka kesepi jelas mereka sangat butuh itu ^_^

Yo wiss daripada ngocehnya kebanyakan kita lanjut ya? Ceritanya begini, saya baru beberapa hari menginjakkan kaki di tanah air. Rencananya pingin datang  ke kompasianival jika memungkinkan karena tanggalnya bersamaan dengan acara keluarga. Tadi pagi-pagi sekali saya coba jalan-jalan kebetulan pelabuhan penyebrangan Wijayapura gak jauh dari rumah saya. Dulu kalau sore saya suka duduk-duduk di kapal feri milik lapas yang masih sedang bersandar di dermaga. Melihat orang-orang yang sedang memancing dan menikmati suasana pingir pantai sambil mengamati perahu milik nelayan yang hilir mudik.

Beberapa tahun yang lalu saat pemeriksaan belum seketat sekarang saya pernah ikut nyebrang mengunakan kapal feri milik lapas menuju sebuah pantai yang bernama pantai permisan di pulau nusa kambangan yang ada penjaranya. Sebenarnya saya penasaran pingin kesana lagi, tapi kali ini saya bukan ingin kepantainya tapi pingin melihat suasana penjara. Ada rasa penasaran seberapa angker sih penjaran di sana? yang kita tahu penjara nusakambangan adalah lokasi tempat eksekusi mati bagi gembong narkoba. Dan napi yang disana juga kebanyakan bukan napi sembarang napi karena banyaknya kasus berat. Weeesss ngeri kan ya? penasaran kan ya? pingin tahu kan ya?

Iseng saya mendekati 2 orang wanita yang habis memarkir motornya dan berjalan menuju kekantor tempat administarasi pemeriksaan orang-orang yang mau nyebrang naik kapal feri milik lapas. "Mau nyebrang ke nusakambangan ya mba?" tanya saya sok akrab. Si mba yang pakai jilbab terlihat menjawab dengan ramah "iya mau jenguk suami yang sedang sekolah" ucapnya sambil tersenyum. 

"Haaa emang disana ada sekolahan apa mba?' saya balik tanya belaga pilon " maksud saya mau kepenjara mba" 

"Heheh, saya kira bener ada sekolahan. Maaf ya" saya lihat mba yang satu lagi tersenyum "gpp mb" kemudian si mba berdua terlibat percakapan mereka merasa terlalu pagi datangnya karena petugasnya belum datang. "sudah lama mba, suaminya disana? emang kasus apa? tanya saya kembali, maklum jiwa reporter gadungan lagi menemukan mangsa untuk bahan tulisan di K jadinya ya begini deh.

Si mba yang belakangan saya tahu namanya adalah Erni (maaf nama samaran) ia asli orang Surabaya. Suaminya dipenjara sudah 13 tahun dan gak tahu kapan bebasnya karena suaminya di tuntut penjara seumur hidup karena kasus pembunuhan. Ia memiliki seorang anak laki-laki yang sekarang sudah kelas 6 SD. Saat mengandung anaknya tersebut, suaminya masuk penjara.  Sejak suaminya dipindah ke nusakambangan iapun ikut hijrah pindah. Tinggal di kelurahan tambakreja Cilacap dekat dengan pelabuhan penyebrangan Wijayapura. 

Untuk menyambung hidup ia berjualan makanan kecil, seminggu sekali ia mengunjungi suaminya setiap hari senin pagi. Si mba pun berkata "selama ini saya tidak pernah dapat nafkah materi mba, tapi nafkah batin saya dapet setiap jenguk." Heeee saya garuk garuk pala yang gak gatel mencerna ucapan si mba tentang nafkah batin yang ia terima " Emang bisa mba, dapet nafkah batin? gimana ceritanya?" tanya saya antusias.

"Yaaa bisalah mb, kan ada tempatnya kalau mau gituan" si mbapun senyum malu malu kucing wkwkw. Pikiran sayapun menjurus yang seperti itu hahah upssttt ........ sebelum ngelantur saya beralih pertanyaan

Ia pun bertutur saat Fredy budiman belum dihukum mati ia suka diminta masakin rawon dan dibawa ke penjara saat ia menjenguk suaminya. Hemm si mba pun menuturkan ia pun pernah dituduh sebagai anak buahnya Fredy padahal mah karena kita sama-sama dari Surabaya dan ia hanya diminta masak makanan kesukaanya saja gak lebih dari itu ucapnya. Si mba mulai bercerita banyak dan saya semakin bersemangat untuk mendengarkan.

Sementara si mba yang satunya lagi lebih banyak diam dan gak mau banyak cerita hanya sedikit informasi yang ia keluarkan. Ia hanya mengaku asli orang Jakarta dan yang dipenjara itu pacarnya. Ia dipenjara karena kasus narkoba dan penjaranya juga seumur hidup. 

Sayapun berucap "wah bu, saya penasaran lho pingin tahu keadaan di sana. Andaikan saya boleh ikut saya mau banget lihat. mudah gak sih ngurus birokrasinya kalau mau jenguk?" 

"gampang kok mb kalau mau ikut, nati ikutnya dengan saya saja mba? kalau mau hanya menyerahkan KTP doang"

"Heee nanti kalau petugasnya tanya gimana mb?" tanya saya lagi

"Ya nanti saya bilang, mau kenal dengan suami saya? Tapi mba, paling nanti petugasnya mengira kalau saya bawa cewek ke penjara buat ditawarin jadi pacar napi disana." ucap si mba menerangkan

Weeeee jelas omongan si mba ini bikin saya terperanja kaget "Haaaa, jadi pacar napi?"tanya saya meyakinkan keterangan si mba tersebut

"Iya, mb. banyak kok yang mau. Orang juga banyak kok yang bawa cewek buat dikenalin sama napi disana." 

"Haaaa, emang ada cewek yang mau mb? terus buat apa an?  tanya saya antusias. Sementara si mba cuma senyum senyum  "Ahhhh kaya gak tahu orang pacaran aja si mba ini?" Senyum lugu sambil nyengir kuda saya perlihatkan kepada si mba itu,  mungkin beda kali ya gaya pacaran saya dengan pemikiran si mba itu. "Yaaa buat yayang yayangan aja lah mb" ucapnya lagi

"Heee maksudnya mb? bisa dipertegas?" tanya saya lagi "Ahhh si mba ini kaya gak tahu aja lah? kalau jenguk kan mulai jam 8 pagi sampai jam 1 siang, nah waktu 5 jam rasanya cukup buat belay belayan atau apalah terserah yang mau jadi pacarnya. Setelah itu dapat uang" ucap si mba

Setelah keterangan si mba yang seperti itu saya jadi tidak berminat, terus terang saya malah takut jika kesana dan bisa menjadi bahan fitnah. Padahal asli saya ingin melihat suasana penjara yang kata orang menyeramkan karena dihuni oleh orang-orang yang melakukan kejahatan besar seperti pembunuhan, gembong narkoba bahkan terorispun ada. Hukumannya juga tidak main-main penjara seumur hidup dan hukuman mati. 

Mungkin tadinya saya berfikir betapa bahagianya mereka ketika ada yang datang menjenguk. Tapi setelah tahu banyak para napi yang kesepian dan titip dicarikan pacar buat dijablay  saya jadi geleng-geleng kepala sendiri. Cari pacar sih hak setiap orang karena saya sadar napi juga manusia yang butuh perhatian dan kasih sayang orang yang terkasih tapi masa ia begitu caranya?

Ternyata hidup dibalik jeruji besi tidak lantas membuat sadar sebagian napi, untuk lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa agar kesalahan dan dosa-dosanya diampuni. Hidup di balik jeruji besi malah membuat sebagian napi menikmati surgawi kecil di negara kecil yang bernama Penjara. Karena hidup di penjara jika beruntung akan menikmati surgawi dan jika tidak beruntung akan menikmati kejamnya siksa neraka. 

Dan mikir lagi, ada gitu cewek yang mau dijablay (jamah dan belay) sama napi hanya untuk memperoleh selembar dua lembar uang? Ohhh jaman emang semakin edan dimana akal sehat telah dirasuki syetan. Ternyata uang bisa dianggap segala-galannya untuk memenuhi kesenangan duniawi tanpa memikirkan siksa pedih di alam lain setelah mati. Semoag kita semua terhindar dari perbuatan yang seperti itu. amin

Salam Sya, 2016.09.26

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun