Hingga kami pindah ke Korea dan di Korea ada peraturan setiap anak wajib ngecek giginya ke dokter gigi setiap 3 bulan sekali dan ini wajib dijalankan oleh setiap anak. Karena ada buku laporan dari dokter gigi yang akan diketahui oleh pihak sekolah. Boleh memilih sendiri dokter giginya sendiri atau yang ditunjuk dari sekolahan. Biasanya dokter gigi yang ditunjuk disesuaikan dengan wilayah terdekat tempat kita tinggal.
Jika telah memiliki asuransi gigi pembayaranyapun sudah tertanggung setiap bulan kita bayar. Kebetulan anak-anak ikut program asuransi gigi sebulan hanya membayar 10.000 Won sudah bebas menjalankan perawatan apa saja.
Saat ini asuransi gigi sangat diminati oleh masyarakat Korea termasuk kami. Perawatan gigi jelas cukup menguras kocek yang dalam jika tidak memakai program asurasi. Jika memakainya jelas biayanya lebih ringan. Namun jika hanya pemeriksaan biasa saja bisa memakai kartu sehat gratis dari Korea.
![fasilitas dokter gigi di Korea.dokpr](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/27/untitleddoktergigi-579849dcb49373ff0cea8426.png?t=o&v=555)
Padahal saya tahu si sulung masih ketakutan. Saya coba perhatikan si sulung terus saat masuk keruangan resepsionis terpancar diwajahnya ia cukup senang.
Mungkin saat melihat ruangan yang tampak menarik karena warna warni dimana-mana jadilah ia lupa dengan ketakutanya. Bisa juga karena ruangan dokter gigi di Korea ini jauh berbeda dengan ruangan dokter gigi yang pernah ia datangi saat di dokter gigi di China. Apalagi suasana meriah dengan kursi tunggu yang nyaman serasa di rumah sendiri membuat mata si sulung berbinar-binar.
Ada TV yang menyetel film-film kartun kesukaan anak-anak. Ada tempat bermain dan perpustakaan mini. Hemmm ruangan tunggunya saja menyenangkan begini apalagi didalamnya jelas anak-anak kalau datang ketempat ini tak takut lagi. Arena bermain yang nyaman dan aman karena lantainya dari busa yang empuk kalaupun jatuh tak sakit.
Membaca buku sambil nunggu giliran dipanggil biar anak tak bosen asik juga kalau ruanganya menyenangkan begini. Suasana seperti itu ternyata membuat si sulung lupa dengan ketakutanya. Sementara si kecil yang emang dasarnya anak berani ia asik-asik aja saat dibawa ke dokter gigi.
Tiba giliran si sulung masuk keruangan ternyata keadaanya gak jauh beda bahkan kursi gigipun bercorak gambar dan tak polos begitu saja. Bertemu dengan dokter gigi yang menyenangkan dan sebelum diperiksa sang dokter menerangkan dengan membawa boneka seolah ia mempraktekkan jika ia sedang memeriksa gigi boneka. Hal seperti itu jelas membuat si sulung tambah senang minset tentang alat-alat dokter gigi yang menyeramkan ternyata sirna dari pikiranya.
Selagi melakukan perawatan si sulung juga bisa melihat TV dilangit-langit ruangan dan mendengarkan suaranya melalui headshet. Jadi saat diperikasa si sulung tak merasakan ketakutan sama sekali bahkan senang-senang saja. Ia pun gak kerasa kalau habis dicabut giginya hehe. Habis diperiksa dokterpun memberinya hadiah balon karena ia tak nangis.
Hem'm ternyata keadaan yang menyenangkan dan suasana yang menarik serta dokter gigi yang bersahabat penentu agar anak tak takut untuk kedokter gigi.
Dokter gigi pun mengajak anak untuk bercerita sebelum pemeriksaan dan saat setelah selesai iapun berkata "Kali ini kamu dapat bintang 3 karena sudah berani di priksa. Besok kalau senang diperikasa lagi dikasih bintang 5 dan kalau datang lagi dikasih bintang dilangit", Sekarang si sulung yang selalu mengingatkan saya kalau ada jadwal ia kedokter gigi.
Salam Sya, 2016.07.27