Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Beginilah Dokter Gigi di Korea

27 Juli 2016   14:00 Diperbarui: 28 Juli 2016   00:48 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumbergbr. cjdental.co.kr

Kami suka sekali lihat film Mr Bean yang kocak, bisa terpingkal-pingkal ketawa saat melihat tingkah laku Mr Bean tersebut. Mungkin sebagian dari kita pernah melihat film Mr Bean saat ia ke dokter gigi dan karena keusilanya ia bikin pingsan dokter giginya. Nonton kejadian tersebut bikin si sulung keinget terus.

Ada lagi film kartun kesukaan si sulung yang suka kami tonton yaitu Doelia (dinosaurus kecil). Saat itu si Doelia membantu temanya yang sedang ketakutan saat diperiksa ke dokter gigi. Akibat ulah Doelia dan temanya dokter gigi yang memeriksa tersebut menjadi rontok giginya alias ompong. Hikss antara geli dan juga melase menyaksikan film tersebut kok bisa-bisanya dokter malah rontok giginya akibat ulah mereka.

Karena beberapa kali nonton adegan di dokter gigi itulah membuat si sulung agak takut sekali jika saya ajak ke dokter gigi, alasanya ngeri dengan alat-alatnya. Takut seperti pasien Mr Bean dan takut juga seperti dokter di film Doelia. Wekek terpaksa saya gak pernah membawa si sulung untuk perawatan gigi karena ia selalu menolaknya. Hanya saja sejak kecil saya selalu rutin melatih dirinya agar sikat gigi sebelum tidur. Giginya memang tidak ada yang bolong namun karena bertambahnya usia gigi susu si sulung jelas akan berganti dengan gigi dewasa. Jadilah ada gigi yang goyang dan harusnya dicabut.

Untuk pertama kalinya si sulung saya bawa ke dokter gigi saat kami masih tinggal di China yaitu di Propinsi Shandong. Setiap kali saya bujuk rayu mengajaknya ke dokter gigi ia tak mau juga. Berbagai upaya sudah saya lakukan karena saya yang gak tahan melihat giginya yang cuma tinggal potes belum juga berani ia lepaskan.

Dengan terpaksa saya membawanya kedokter gigi. Dan baru saja sampai di ruangan dokter si sulung nangis apalagi saat diperiksa, nagisnya si sulung makin jadi. Dokter juga gak mau tahu dengan sikap si sulung yang ketakutan tersebut, saya coba membuat si sulung diam eeh nangisnya makin menjadi. Akhirnya dokter memaksa juga segera periksa karena banyak pasien yang menunggu. Terpaksa saya merelakan walaupun si sulung nagis.

Setelah diperiksa, ehhh... dokter cuma lihat saja, dan gak diapa-apain hanya berkata "gak perlu dicabut" ucapnya. Saat saya tanya alasanya dokter berkata kalau si sulung belum berusia diatas 6 tahun. Di China, gigi enggak boleh dipaksa dilepas pakai alat di dokter gigi, jika belum berusia 6 tahun. Gigi bolehnya lepas dengan sendirinya. Wekeke...  saya baru tahu kalau usia belum 6 tahun gigi enggak boleh dilepas walaupun goyang. Bolehnya lepas sendiri. Dokter bilang takut terganggu syaraf-syarafnya. Kalau tahu begini ya mendingan enggak usah ke dokter gigi, jadi kan enggak lihat si sulung nangis, hiksss.

Akhirnya karena saran dokter di China tersebut ya saya nyerah. Sementara si sulung mendengar giginya gak boleh dicabut ia tersenyum puas, dan nagisnya berhenti. Saya sendiri nyengir lihat gigi si sulung dan gemes pingin tarik, hahaha. Beberapa hari kemudian gigi goyang si sulung masih tetap bertahan di mulutnya, saya sendiri yang lihatnya sudah gak sabar pingin menariknya.

Saya suka cerita bagaimana dulu mamanya waktu kecil kalau mau cabut gigi. Ehh ternyata suatu ketika cerita saya nyantol di pikiran si sulung. Saya perhatikan ia main-main dengan benang dan gantungin di giginya seolah-olah ia mau mencabutnya. Melihat aksinya tersebut saya hanya berkata dalam hati "Wah nih anak dengerin saran mamanya nih, agar mau mencoba cabut giginya sendiri pakai benang"

Saya yang lihat kesempatan tersebut langsung berkata "Mau dicabut ya?" sambil memberikan senyum termanis agar ia mau mencabutnya. Si sulung mengkeret dengar pertanyaan saya. "Gak mam, cuma main-main aja." jelasnya sambil menghindar ketakutan "Ya udah kalau gak mau dicabut mah?" ucap saya pura-pura kesal, melihat saya kesal ternyata si sulung gak enak hati juga hehe akhirnya ia berkata "Ya udah nih kalau mama mau lepas?"  sambil menyodorkan benang yang gelantung di giginya ketangan saya. Merasa inilah kesempatan emas saya spontan saya tarik deh tuh benang hahahah dan berhasil. Gigi si sulung lepas dengan sukses. Horeeeee.

Kejadian tersebut bikin si sulung  nagis, mungkin dipikirnya mamanya gak akan menarik benang tersebut. Duh saya menyesal banget. Saya peluk dan gendong serta ciumin si sulung sambil minta maaf. "Kan tadi sudah di ijinin onni (kakak perempuan dlm bahasa Korea) iya kan?" sambil terus menciuminya biar si sulung diam. "Maaf deh, maaf. Mama gak lagi lagi." Kejadian tersebut ternyata bikin si sulung trauma.

Setiap kali ada masalah dengan giginya ia semakin tak mau di bawa kedokter apa lagi didekati oleh saya ataupun papanya. Setiap kali giginya goyang mau lepas ya saya diamkan saja, biar si sulung yang lepas sendiri, walaupun pada akhirnya gak dilepasin juga kalau gak sama saya ^_^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun