[caption caption="hutan payau cilacap dokpri"][/caption]"Jangan ngaku orang Cilacap kalau belum pernah ke hutan payau ya?" ucap seorang sahabat yang asli Cilacap dan pernah saya temui saat pulkam." Hehe, saya sih bukan orang Cilacap, jadi gpp kan kalau saya belum pernah ke hutan payau. Emang apa sih bagusnya tuh hutan? Paling juga banyak binatang buasnya?' tanya saya.
"Eiit jangan salah! Nih hutan jaman saya bocah adalah tempat wisata andalan kota Cilacap lo?" terangnya. "Tapi walaupun menjadi wisata yang paling diburu wisatawan, tempat ini jugalah yang bikin saya trauma datang lagi"
"Loh kenapa?" Menurut penuturan sahabat saya tersebut, jaman ia masih SD sekitar tahun 1990 an sekolahnya mengadakan wisata satu sekolah. Nah berhubung hutan payau saat itu merupakan wisata andalah kota Cilacap jadilah rombongan sekolahnya mengunjungi hutan payau. Jaman dulu tuh saat ia dan rombongan menyusuri hutan payau jalanan yang mesti dilalui adalah jalanan yang terbuat dari bambu dan kayu.
Sementara dibawahnya aliran air yang mengair jadi tuh saat jaman kecil ia merasakan suasana jalanan yang mencekam apalagi kalau ada orang yang sambil berlarian. Bisa dipastikan jalanannya jadi bergoyang. Belum lagi pegangan di kanan dan kirinya juga bambu. Berhubung tuh si teman anaknya kucur jadilah rasa takutnya ke hutan ini menjadikannya trauma untuk datang lagi ke hutan payau ini.
Konon katanya jalanan di hutan payau tersebut lebih terkenal sebagai "Jembatan Mesra" karena jembatan yang hanya cukup untuk 2 orang berjalan. Saya yang mendengar penjelasanya malah antusias penasaran "Wah kalau jalanannya dari bambu dan kayu dan sempit gitu terlihat alami banget. Asik nih kalau ke sana, apalagi kalau berdua dengan suami tercnta haha dijamin mesra banget deh ?" ucap saya dan tawapun membahana wkwk.
Setelah memelas minta dianterin ke lokasi tersebut akhirnya Si teman mau juga nganterin walaupun ternyata ia masih trauma dimasa kecil karena jembatan yang bergoyang-goyang. Mungkin karena lihat tampang saya yang memelas jadilah ia mau saja. Katanya seumur-umur dan hidup bertahun-tahun di Cilacap baru sekali-sekalinya ke hutan payau, itu juga katanya karena terpaksa karena kegiatan wisata satu sekolah. Kalau bukan karena mam Kei yang minta temenin belum tentu ia mau. Ceileh tersanjung deh saya, terimakasih mam Fe ^_^
[caption caption="ft diambil dari depan indomaret. dokpri"]
berhadap-hadapan dengan warung bakso tersebut jika kita tengok ke kanan maka akan ada Indomeret. Di samping warung bakso tersebut ada jalanan perkampungan. Jadi dari jalan Nusantara arah kota ambil ke kiri, masuk saja jalan perkampungan tersebut dan ikuti saja jalanan tersebut kira-kira 500 meter nanti akan ketemu plang yang cukup besar bertuliskan " Wisata Hutan Payau". Belokk ke kiri lagi terus saja gak jauh akan terlihat pintu gapura. Jika sudah sampai disitu maka itulah tempatnya Wisata Hutan Payau.
[caption caption="gapura hutan payau yyang telaah berbenah. dokpri"]
Di pintu loket saya bertemu dengan dua orang mba-mba yang masih muda dan ramah banget, tapi saya lupa menanyakan namanya. Katanya mereka adalah warga sekitar yang ikut sebagai Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan mereka berdua sebagai penjaga loket. "Daripada gak ada kerjaan mendingan ikut mengelola tempat wisata ini" ucap mereka. Lumayan gajinya bisa buat beli kebutuhan hidup mereka dan kalau mau jajan gak nyadong orangtua lagi." ucap si mba.
[caption caption="biar motor gak bisa masuk. dokpri"]
Setelah membayar uang masuk 4000 rupiah dan bayar parkir mobil 5000 rupiah, jadilah kami masuk ke dalam. Untuk parkir motor biayanya 2000 rupiah. Sahabat saya tanya ke si mba penjaga loket "Mba nih besi malang begini biar motor gak boleh masuk ya?" sambil nunjuk besi yang cuma muat untuk satu tubuh manusia saja. "Iya bu, dulu banyak anak-anak muda yang bawa motor masuk kedalam, sungguh menganggu. Jadi dibuatlah nih besi penghalang." kata si mba.
"Wah kalau bisa masuk motor asik juga ya? bisa cepat sampai di ujung" "Asik buat ibu, gak asik buat kita?" ucap si mba dan kita pun tertawa hehe "bener banget tuh si mba"
Berhubung nih hari sedang tak ramai jadilah si mba penjaga loket saya tanya-tanya. Menurut penuturanya tempat wisata hutan payau ini mulai dikelola kembali sejak Januari tahun 2016. Owalah berarti ketika saya datang nih objek wisata baru dibuka kembali. Sejak tahun 2003 an tempat ini dibiarkan begitu saja. Hanya dijadikan tempat main anak-anak desa sekitar. kalaupun ada yang datang paling sepasang muda mudi yang mau pacaran karena mencari tempat sepi. Namun tahun ini pihak perhutani mulai mengelolanya kembali dan melibatkan Pokdarwis masyarakat Cilacap.
[caption caption="masih ada sedikit jalanaan bambu. dokpri"]
Saya sempat menanyakan kemana perginya jembatan mesra di hutan payau ini? Si mba menerangkan kalau jembatan tersebut telah rubuh karena lapuk dan sekarang digantikan oleh jalanan semen.
[caption caption="jalanan semen yang telah nyaman. dokpri"]
Jalanan semen tersebut sudah dibuat sampai 250 meter dan setelah jalan semen tadi, maka kita harus menyusuri jalan tanah setapak sejauh 250 meter juga. Baru deh setelah itu kita akan melihat pertemuan antara air sungai dan air laut.
[caption caption="sewa perahu dihutan payau.dokpri"]
Tapi kalau malas jalan, bisa juga sewa kapal-kapal yang ada disini perorang bayar 10.000 rupiah. Ini juga dengan catatan air laut sedang pasang, kalau air laut gak pasang ya gak bisa jalan perahunya. Wah asik banget kalau air laut pasang? bisa menyusuri hutan payau dengan perahu. Sayang ketika datang air sedang surut -_- padahal kalau pasang, naik perahu disini bisa sampai ke pelabuhan Sleko. Sambil melihat akar-akar pohon payau yang menyembul keluar dan rindangnya dedaunan pohon. Wisss asli senang sekali berada ditempat ini, asal bukan malam hari saja hehe.
[caption caption="hutan payau di cilacap. dokpri"]
Saat berada di hutan payau ini saya perhatikan pohon-pohon disini diberi nama mulai dari tancang (bruguiera gymnorrhiza), api-api (avicennia sp), bakau bandul (rhizophora mucronata) dan bakau kacangan (rhizophora apiculata) ada juga jeruju (acanthus ilicifolius), waru dan ketapang (terminalia catappa). Untuk hewan airnya saya lihat banyak banget yuyukangkang dan juga kerang, beberapa jenis ikan yang loncat-loncatan karena kekurangan air.
Si kecil yang melihat hewan-hewan laut di hutan payau ini loncat kegirangan dan pingin turun. Kontan saya teriak "Andeeeee (tidak) Mama takut ada buaya." Si kecil yang mendengar teriakan saya malah bicara "asik ada buaya, mana mam? mana mam?" Langsung deh saya pasang mata melotot "Gak takut digigit buaya?" ucap saya. Si kecil cuma cengengesan saja. Owalah dasar bocah! Di hutan payau ini kata si mba penjaga loket memang belum ditemui buaya, cuma banyak banget yuyu kangkangnya. tapi tetap saja saya mesti waspada, bukankah buaya suka tinggal ditempat seperti ini.
[caption caption="yuyukangkang, dokpri"]
Lagi asik perhatiin apakah ada buaya apa enggak, tiba-tiba ada hewan yang cukup aneh. Kenapa saya bilang cukup aneh? disebut ikan tapi kok punya kaki 4, nah tuh hewan juga bisa loncat sana loncat sini. Wedeh saya yang lihatnya malah ketakutan jangan-jangan tuh baby buaya. Ternyata si mba penjaga loket bilang kalau itu sebenarnya ikan, dan namanya ikan Blodok. Namanya lucu banget.
[caption caption="kerang, dokpri"]
Objek wisata hutan payau ini lebih banyak dikunjungi saat hari jumat, sabtu, minggu dan senin. Di hutan payau ini ternyata ada juga banjir 5 tahunan, jadi saat banjir melanda maka air bisa sampai menutupi jalanan. Sayapun masih melihat sisa-sisa kayu bekas penyanggah jembatan mesra dahulu. Berada di Hutan payau ini saya benar-benar menemukan kedamaian, bahkan pikiran menjadi tenang. Karena di hutan payau ini tak terdengar hiruk pikuk suasana kota yang ramai oleh kendaraan. Di hutan payau ini kita hanya mendegar suara aliran air, burung berkicar, jangkrik dan hewan-hewan kecil lainnya.
[caption caption="jalanan yang telah berbenah dihutan payau. dokpri"]
Memandang hutan payau yang mulai berbenah membuat saya senang, karena daya tarik dari hutan payau yang sempat terabaikan kini mulai diperhatikan kembali. Bukan tidak mungkin keberadaan tempat wisata hutan payau kembali menjadi lokasi primadona keluarga untuk berwisata alam. Sayangnya nih tempat belum disediakan kotak sampah, jadilah pengunjung yang emang gak sadar lingkungan malah merusak hutan ini dengan sampahnya yang ditinggalkan. Saya sempat kasih saran sama si mba penjaga loket "tolong mb sebelum disediakan kotak sampah mohon pengunjung yang masuk diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Kasihankan hutanya, bukannya makin bagus malah makin rusak karena ulah segelintir manusia yang tak sadar lingkungan."
[caption caption="sampah berserakan. dokpri"]
Hutan payau ini kaya manfaat antara lain sebagai penahan abrasi pantai. Bisa juga sebagai peresapan antara air laut dan air yang ada didarat. Penahan badai dan angin yang bermuatan garam. Bisa juga menurunkan pencemaran diudara akibat polusi kendaraan bermotor. Bisa juga sebagai penahan bahan-bahan pencemaran racun diperairan pantai.
Hutan payau juga sebagai lokasi hidup biota laut baik yang dilindungi maupun tidak, karena dihutan inilah mereka bisa mencari makan dan sebagai tempat pengasuhan sebelum mereka lepas kelautan. jadi nih hutan sebagai sumber makanan spesies hewan yang ada disekitarnya. Hutan payau ini juga bisa segalai lokasi hidup para burung, kera dan buaya. Kalau untuk manusia nih hutan bisa dimanfaatkan sebagai lokasi wisata dan bisa sebagai sumber pencarihan masyarakat sekitar karena ditempat inilah mereka bisa mencari ikan, udang, kepiting dan lainnya. bahkan katanya di hutan ini ada sejenis tumbuhan yang bisa dipakai untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit. Kalau dilihat dan diperhatikan ternyata hutan ini kaya manfaat sekali ya? Jadi sayang juga kan ya kalau tak diperhatikan dan dijaga.
Mau berkunjung kehutan payau ini? Yukkk datang saja. Kini hutan payau mulai berbenah. Moga beberapa bulan kemudian hutan payau menjadi lokasi wisata yang digemari oleh banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Salam Sya, 2016.03.21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H