Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hutan Payau Cilacap Mulai Berbenah

21 Maret 2016   18:46 Diperbarui: 22 Maret 2016   03:18 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="hutan payau cilacap dokpri"][/caption]"Jangan ngaku orang Cilacap kalau belum pernah ke hutan payau ya?" ucap seorang sahabat yang asli Cilacap dan pernah saya temui saat pulkam." Hehe, saya sih bukan orang Cilacap, jadi gpp kan kalau saya belum pernah ke hutan payau. Emang apa sih bagusnya tuh hutan? Paling juga banyak binatang buasnya?' tanya saya.

"Eiit jangan salah! Nih hutan jaman saya bocah adalah tempat wisata andalan kota Cilacap lo?" terangnya. "Tapi walaupun menjadi wisata yang paling diburu wisatawan, tempat ini jugalah yang bikin saya trauma datang lagi" 

"Loh kenapa?" Menurut penuturan sahabat saya tersebut,  jaman ia masih SD sekitar tahun 1990 an  sekolahnya mengadakan wisata satu sekolah. Nah berhubung hutan payau saat itu merupakan wisata andalah kota Cilacap jadilah rombongan sekolahnya mengunjungi hutan payau. Jaman dulu tuh saat ia dan rombongan menyusuri hutan payau jalanan yang mesti dilalui adalah  jalanan yang terbuat dari bambu dan kayu.

Sementara dibawahnya aliran air yang mengair jadi tuh saat jaman kecil ia merasakan suasana jalanan yang mencekam apalagi kalau ada orang yang sambil berlarian. Bisa dipastikan jalanannya jadi bergoyang. Belum lagi pegangan di kanan dan kirinya juga bambu. Berhubung tuh si teman anaknya kucur jadilah rasa takutnya ke hutan ini menjadikannya trauma untuk datang lagi ke hutan payau ini.

Konon katanya jalanan di hutan payau tersebut lebih terkenal sebagai "Jembatan Mesra"  karena jembatan yang hanya cukup untuk 2 orang berjalan. Saya yang mendengar penjelasanya malah antusias penasaran "Wah kalau jalanannya dari bambu dan kayu dan sempit gitu terlihat alami banget. Asik nih kalau ke sana, apalagi kalau berdua dengan suami tercnta haha dijamin mesra banget deh ?" ucap saya dan tawapun membahana wkwk.

Setelah memelas minta dianterin ke lokasi tersebut akhirnya Si teman mau juga nganterin walaupun ternyata ia masih trauma dimasa kecil karena jembatan yang bergoyang-goyang. Mungkin karena lihat tampang saya yang memelas jadilah ia mau saja. Katanya seumur-umur dan hidup bertahun-tahun di Cilacap baru sekali-sekalinya ke hutan payau, itu juga katanya karena terpaksa karena kegiatan wisata satu sekolah. Kalau bukan karena mam Kei  yang minta temenin belum tentu ia mau. Ceileh tersanjung deh saya, terimakasih mam Fe ^_^

[caption caption="ft diambil dari depan indomaret. dokpri"]

[/caption]Lokasi hutan payau berada di jalan Nusantara desa Karang Talun,  Tritih Kulon jalanan tersebut bagus dan mulus. Jika dari arah kota maka ambil ke arah perusahaan semen "Holcim". Lalui saja jalan Nusantara nanti akan ketemu sebuah plang "Wisata Hutan Payau". Plangnya  kecil banget persis dimana plang tersebut berada ada sebuah warung bakso namanya "Bakso Lumayan Bapak Polo". 

berhadap-hadapan dengan warung bakso tersebut jika kita tengok ke kanan maka akan ada Indomeret. Di samping warung bakso tersebut ada jalanan perkampungan. Jadi dari jalan Nusantara arah kota ambil ke kiri, masuk saja jalan perkampungan tersebut dan ikuti saja jalanan tersebut kira-kira 500 meter nanti akan ketemu plang yang cukup besar bertuliskan " Wisata Hutan Payau". Belokk ke kiri lagi terus saja gak jauh akan terlihat pintu gapura.  Jika sudah sampai disitu maka itulah tempatnya Wisata Hutan Payau.

[caption caption="gapura hutan payau yyang telaah berbenah. dokpri"]

[/caption]Sahabat yang bersama saya ketika melihat gapura tersebut terbengong-bengong apalagi ada sebuah loket dan kamar mandi yang lumayan bersih disisi parkiran. Iya tak mengira keadaan wisata hutan payau tak mencekam lagi seperti dahulu bahkan dari pintu loket ia tak melihat lagi jembatan bambu dan kayu yang pernah ia lewati dahulu saat jaman SD. "Ternyata wisata hutan payau telah berubah" gumamnya lirih. Si teman pun berucap dulu sempat dengar sih dari orang-orang katanya tempat ini tak terurus lagi. Bahkan dibiarkan begitu saja.  Oh nyatanya tempat ini mulai berbenah kembali.

Di pintu loket saya bertemu dengan dua orang mba-mba yang masih muda dan ramah banget, tapi saya lupa menanyakan namanya. Katanya mereka adalah warga sekitar yang ikut sebagai Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan mereka berdua sebagai penjaga loket. "Daripada gak ada kerjaan mendingan ikut mengelola tempat wisata ini" ucap mereka. Lumayan gajinya bisa buat beli kebutuhan hidup mereka dan kalau mau jajan gak nyadong orangtua lagi." ucap si mba.

[caption caption="biar motor gak bisa masuk. dokpri"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun