Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pikiran Sederhana Orang Indonesia "Kalau Hilang Belum Miliknya"

25 Januari 2016   12:25 Diperbarui: 25 Januari 2016   12:48 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tergelitik untuk menulis parkir sepedah super sederhana di Indonesia karena membaca artikel mb Weedy DISINI yang berjudul parkir sepedah super canggih di Jepang . Terus terang saat lihat fotonya saja sudah ngiler membayangkan betapa canggihnya sistem parkir di Tokyo ibukota negara Jepang. Mungkin jika saya berada di sana tingkah saya yang ndeso terbengong-bengong keheran lihat sistem parkir tersebut. Dan kagum dengan kepintaran orang Jepang dalam menciptakan tehnologi. Selama ini lihat kota Seoul yang megapolitan begitu aja dah bikin saya membayangkan kapan Indonesia bisa seperti ini. Ditambah lagi baca postingan mb weedy, hayooo mb tanggung jawab he3 ^_^(becanda.com)

Dalam artikel mb weedy menuliskan karena banyaknya sepedah yang mau parkir sementara daya tampung sepedah gak mencukupi  menimbulkan prilaku  orang Tokyo yang pilih parkir sepedah sembarangan bahkan sampai mencuri-curi parkir di tempat tersembunyi biar gak ketauhan petugas. Mungkin nih daripada telat kerja ngurusin parkiran jadilah meletakkanya sembarangan saja. Belum lagi katanya ada orang Jepang yang masih mau curi sepedah wisss maling dimana-mana ternyata ada ya. Mungkin ini jugalah salah satu alasan dibuatnya parkiran yang super canggih dan super aman buat orang Jepang. 

Belum lagi mahal pastilah tanah disana, mau bangun parkir yang luas tentulah membutuhkan dana yang super banyak akhirnya pilihan adalah bikin parkir sepedah kedalam tanah. Wisss bayanginnya hebat bener gimana buatnya ya? tanah dikeduk sampai 10 meteran terus dibagun deh tuh parkiran.

Mengingat kota Tokyo adalah kota dari negara maju dengan gedung-gedung pencakar langit tata kota yang diatur sedemikian rupa hingga tampak rapih. Warga negaranya dibuat aturan yang gak bisa semau gwnya aja kalau mau hidup di Jepang. Termasuk aturan gak boleh parkir sembarangan. Kalau tetep nekat juga ya sepedah diangkut petugas dan wajib bayar dendanya kalau mau nebus. Sepedah di Jepang banyak dipakai orang bahkan pegawai kantoranpun memakainya. Wisss bagaiman dengan Indonesia, mau juga kah bikin tempat parkiran seperti ini?

Sepedah mungkin buat kita alat transportasi yang tak terlalu bernilai tinggi (kecuali sepedah antik, ini tak termasuk lo) ternyata di Jepang sepedah aja diperhatikan begitu gimana dengan kendaraan yang lain pastilah lebih dari itu. Orang Jepang masih memilih sepedah sebagai alat transportasi yang digemari untuk mereka pergi bekerja.

Jika di kota besar seperti Jakarta sepedah bukanlah pilihan utama buat berangkat kerja, maka didesa masih jadi pilihan yang digemari hehe. Sepedah buat orang kota bisanya dipakai buat hari minggu doang, itu juga yang punya hobby olah raga sepedah. Kalaupun di kota ada yang pakai sepedah buat kekantor mungkin hanya sebagian kecil saja yang emang  cinta lingkungan. Untuk lahan parkir sepedah di kota juga gak repot asal ada gembok boleh kok parkir dimana aja, gak ada petugas yang mau angkut kecuali maling yang mau curi ^_^. Tapi kalau taat aturan bakalan markir didekat parkir motor. 

Kebetulan saya punya koleksi foto tentang sistem parkir sepedah di Indoensia yang super duper sederhana sayanglah jika tak saya upload di Kompasiana ini. Di Indonesia kebanyakan yang pakai sepedah buat berangkat kerja adalah orang desa yang bekerja di sawah.

Terakhir ketika pulang saya sempatkan berkunjung ke kampung halaman ibu saya di Kebumen. Di situlah saya lihat sebagian besar orang desa memakai sepedah untuk pergi kerja. Melihat aktifitas orang desa yang pergi kesawah memakai sepedah dengan membawa pacul dan peralatan sawah yang ala kadarnya ditambah lagi dengan pakaian  lusuh karena mungkin ini kostum yang sudah teramat sering terkena lumpur. Ada rasa kagum melihat semangat dan kegigihan mereka menanam padi sekaligus prihatin kapan para petani bisa hidup makmur ya?

Kaki saya coba melankah dan mengikuti apa gerangan yang akan mereka lakukan. Dipinggir jalan beberapa orang langsung memarkir sepedahnya didekat sebatang pohon, menyandarkanya dan mengikat sepedahnya hanya dengan seutas tali rapia yang mereka bawa. Beberapa ada yang mengikat pakai tali karet ada juga yang pakai tali tambang. Oh inilah sistem parkir yang sangat sederhana gak pakai bayar hitungan detik sepedah sudah selesai di parkir. Apakah aman sistem parkir seperti ini? Jelas keamananya belum teruji heheh

Saya sempat tanya "pakdhe gak takut sepedahnya ilang po?kok markir sepedahnya begitu?" ucap saya

"Gpp mb Re, kalau ilang ya belum miliknya." ucap pakdhe

Sistem parkir seperti di Indonesia dengan kuncinya hanya percaya saja pada Yang kuasa, ya ampun begitu sederhananya pikiran orang Indonesia hanya dengan sebatang pohon di pinggir jalan dan seutas tali sepedah sudah selesai diparkir. Kalau hilang ya belum rezekynya kalau enggak ya allhamdulillah masih miliknya hehe ^_^ Melihat mereka dengan kesederhanaan dan mungkin mereka cuma mikir bagaimana hari ini bisa makan, bagaimana bisa panen gak gagal. Tak perduli dengan sepedah yang mereka parkir, mungkin juga mereka tak tahu kalau dibelahan dunia lain tepatnya di kota Tokyo ada parkiran sepedah yang super canggih.  

Sepedah ilang mungkn juga sering terjadi, tapi apakah dengan banyaknya sepedah yang ilang pemerintah kita mau juga bikin aturan seperti orang Jepang yang dengan pintarnya bikin teknologi yang canggih seperti itu? Heeem mungkin masih butuh waktu yang lama. Jika dilihat dari pemikiran yang simpel  "Kalau ilang ya belum miliknya" ya udah deh entah kapan terwujud tempat parkir yang super canggih seperti di Tokyo bisa ada di Indonesia. Nerimo wae ^_^

Salam Sya, 2016.01.25 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun