Mohon tunggu...
Kasman Anton
Kasman Anton Mohon Tunggu... profesional -

Am a brilliant shiftless, mocha and sex holic, a red devil fan, earth walker... a free architect

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekalipun!

5 Januari 2010   01:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:38 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Johore | Wednesday, December 30, 2009 | 03:48 PM | Indonesia [caption id="attachment_48402" align="alignright" width="180" caption="Spice Route III"][/caption] Di ujung tenggelamnya matahari Tersimpan sejuta tanya dari negeri Tentang dirimu yang sopan santun Di nafas 60 tertitip pusaka seribu Untuk berperang melindungi Ibu Tetapi engkau malah mengigau pantun Belum 100 langkah ke medan berduri Engkau sudah kembali sambil berlari Mengadu lagu sedih sang penuntun Kemana dirimu yang ingin di depan berdiri? Mengapa 2 panglima kau kurung sendiri? Kebohongan apakah yang kau timbun? Sebentar lagi langit baru akan menari Kubasuh luka di hati dengan pena di jari Masih kuyakin Ibu kita akan melantun Bahkan jika tanpa dirimu sekalipun! La Kase | Kompasiana: Sekalipun!

Read more: 1. Character Suicidal 2. Kecil Peluang Jujur di Indonesia 3. Turut Berduka Cita Atas Matinya Logika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun