Mohon tunggu...
Lajma Khanie
Lajma Khanie Mohon Tunggu... Lainnya - Happy Writing

Freedom jurnalism

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi │Lekas Sembuh, Ukhti...

26 Juli 2018   16:52 Diperbarui: 26 Juli 2018   16:55 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Napasku berat

Menarik pelan luka

untuk dikeluarkan ke udara

kupejamkan mata sejenak

tapi panas menguasai tempurung kepala

aku tak tahu

ini akhir ataukah awal

dari panas

dari dingin

yang berkeringat

kukabarkan pada malam,

bahwa aku mungkin akan terlambat berjumpa pagi

kukabarkan pada corong adzan

bahwa maghrib ini aku tak datang mengaji

suara tercekat

seperti ada bara yang tertelan

amboi...ini luka dunia

belum akhirat

malah, aku tak boleh menyapa lelah

ini sudah waktunya

kunikmati aroma yang akan menggugurkan dosa-dosa

tinggalkan dzikir

di kepalaku saja

napasku kini berat

juga suara yang tertahan

memanggil robbi dengan dalam

Allah...ada apa gerangan?

Beri aku napas

untuk kembali menyapa doa-doa

atau beri aku luang

untuk sekedar terjaga.

untuk tak menyerah

dari panas tempung kepala

karena..aku masih ingin melihat langitNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun