Dari gurun-gurun sepiÂ
Negeri Persia,
kutemukan kitab kuno laila majnun
tentang harap dan pinta
dua makhluk
yang terpaut pada takdir yang tak sama.
Dari langit kota jeddah
kuintip sejarah
yang mempertemukan Adam dan Hawa
kala keduanya, terpisah,
terdampar lalu bertemu jua.
Dari anggunnya Taj Mahal
Kusimak persembahan maha agung
dari Sang Raja Mughal kepada Mumtazmahal
sebentuk istana rindu
untuk hati yang membiru haru
Pada kitab-kitab kontemporer
kubaca lembar demi lembar ayat-ayat cinta
seumpama menyapa Fahri dan Aisyah
yang membungkus cinta dari kisah-kisah
yang tiada duaÂ
Dari sampul diaryÂ
kuingat tanggal demi tanggal
tak terhitung jumlahnya..
tapi, kutemukan banyak doa
sebagai pengikat waktu yang meraja
mengusir jemu
untuk yang menengadah
tanpa keluh..menghempas waktu.
tapi ini bukan tentang laila majnun,
bukan juga tentang Fahri dan Aisyah
ini kisah tentang anak cucu Adam
yang satu per satu
menjemput takdir cintanya
Saat itu jua
mereka berkata..
uhibbuka fillah
Lalu langit terbuka,
pintu-pintunya menurunkan para malaikat
saat sholawat cinta didendangkan
saat langit dihias istigfar
tentang ijab fulan kepada fulana
maka para malaikat
mengamini setiap doa
dalam naungan cintaNya.
Jakarta, 6 Juli 2018
selamat berbahagia, sahabat-sahabatku :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H