Mohon tunggu...
Lajma Khanie
Lajma Khanie Mohon Tunggu... Lainnya - Happy Writing

Freedom jurnalism

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setelah Berlayar Pergi

8 Mei 2018   22:11 Diperbarui: 8 Mei 2018   22:55 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kalanya kita melihat deru ombak

 dari kapal-kapal yang membawamu menyebrang pulau.

Pun adakalanya

mata ini terbenam

 menyaksikan awan putih bertumpuk,

menyapu langit bagai lautan kapas putih.

Ada kalanya, malam terbelah, memberi ruang untuk subuh datang,

lalu kaki ini masih berdiri di ujung kereta, gerbong terakhir.


Ada kalanya mata ingin tertutup dan berharap

 ada pintu rumah yang kau sapa, saat mata itu terbuka.

Namun, catatanNya berkata lain. Setelah berlayar pergi...

yang kutemukan adalah napas-napas yang mengagungkan namaNya,

yang kutemukan adalah mata-mata yang menjaga pandanganNya.
Yang kutemukan adalah cerita khafilah padang pasir

yang aku belum pernah ke sana.
Yang kutemukan adalah kisah penuh hikmah dan pribadi bijaksana.

Setelah Berlayar pergi, angin membawa perahu ini menepi.

untuk mengambil sisa terumbu karang.

 Untuk dikenang,

 sebelum kembali berlayar

 di Ramadhan.

Jakarta, 08 Mei 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun