Ada kalanya kita melihat deru ombak
 dari kapal-kapal yang membawamu menyebrang pulau.
Pun adakalanya
mata ini terbenam
 menyaksikan awan putih bertumpuk,
menyapu langit bagai lautan kapas putih.
Ada kalanya, malam terbelah, memberi ruang untuk subuh datang,
lalu kaki ini masih berdiri di ujung kereta, gerbong terakhir.
Ada kalanya mata ingin tertutup dan berharap
 ada pintu rumah yang kau sapa, saat mata itu terbuka.
Namun, catatanNya berkata lain. Setelah berlayar pergi...
yang kutemukan adalah napas-napas yang mengagungkan namaNya,
yang kutemukan adalah mata-mata yang menjaga pandanganNya.
Yang kutemukan adalah cerita khafilah padang pasir
yang aku belum pernah ke sana.
Yang kutemukan adalah kisah penuh hikmah dan pribadi bijaksana.
Setelah Berlayar pergi, angin membawa perahu ini menepi.
untuk mengambil sisa terumbu karang.
 Untuk dikenang,
 sebelum kembali berlayar
 di Ramadhan.
Jakarta, 08 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H