Mohon tunggu...
Lajma Khanie
Lajma Khanie Mohon Tunggu... Lainnya - Happy Writing

Freedom jurnalism

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Untuk Edelweis

30 April 2018   23:45 Diperbarui: 30 April 2018   23:50 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk Edelweis.

Aku tak pernah menyuruhmu datang...

Tapi angin menerbangkan putikmu dan membuatmu

menetap padaku.

Untuk membuatku tampak ramai, tak sendiri dalam kekakuan.

Tapi ketahuilah, tasbih yang kubunyikan dalam keheningan

Adalah bentuk rindu dalam kepekatan malam.

Aku ingin mentasbihkan namanya sahaja, memeluk semesta,

dan menjadi salah satu ayat-ayat kauniyah...

tampak kokoh dari 2981 meter..dari muka lautan.

Tapi Pemilik semesta menyuruhmu untuk menetap,

Entah singgah lalu pergi saat angin musim kemarau datang.

Pun begitu, yang kutahu, kita sama-sama menginginkan ketaatan.

Menjadi bagian dari tasbih semesta alam.

Mengagungkan namaNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun