KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1
MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID
MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Saat seorang guru masuk ke dalam kelas mungkin akan menemui 10, 20, bahkan 30 lebih siswa yang beragam. Mereka memiliki jenis kelamin yang berbeda, latar belakang keluarga yang berbeda, tingkat sosial ekonomi yang berbeda dan tentunya memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda pula. Perbedaan tersebut tentunya harus diakomodir dan direspon dengan tepat agar semua anak bisa mendapatkan haknya dalam pembelajaran di sekolah sehingga tidak terjadi kesenjangan belajar.Â
Sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, bahwa tujuan Pendidikan adalah untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat. Maka setiap anak berhak untuk dituntun hingga selamat dan bahagia dengan beragam kodrat yang dimiliki oleh masing-masing anak.Â
Salah satu upaya dalam menuntun kodrat yang berbeda-beda tersebut adalah dengan pembelajaran yang berpihak pada murid, salah satunya yaitu pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu upaya menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan individu peserta didik. Upaya penyesuaian tersebut merupakan keputusan-keputusan masuk akal yang terkait dengan ; tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, respon atau tanggapan guru tentang kebutuhan belajar murid, menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan bekerja keras, manajemen kelas yang efektif, serta penilaian berkelanjutan. Â Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memperhatikan beberapa hal berikut, yaitu :
- Kesiapan Belajar ( Readiness ) : kapasitas untuk mempelajari materi, konsep atau keterampilan baru. Dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan belajar anak, mirip dengan tombol equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001:47) yaitu mendasar -- transformative, konkret -- abstrak, sederhana -- kompleks, terstruktur -- terbuka, tergantung -- mandiri, lambat -- cepat.
- Minat murid : keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
- Profil belajar murid : seorang guru harus menyadari pentingnya mempelajari profil belajar murid agar dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Profil belajar dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain preferensi terhadap lingkungan belajar (suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, dsb). Selanjutnya adalah pengaruh budaya (santai-terstruktur, pendiam-ekspresif, personal-impersonal), kemudian preferensi gaya belajar (visual, auditori, kinestetik). Yang terakhir adalah preferensi kecerdasan majemuk (visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, dll).
Setelah memetakan kebutuhan belajar murid, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh murid dalam pelaksanaan pembelajaran diferensiasi di kelas. Setelah itu, guru harus merancang strategi diferensiasi yang akan dilakukan berupa diferensiasi konten, diferensiasi proses, atau diferensiasi produk sehingga murid dapat mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan awal mereka masing-masing. Terkait dengan nilai dan peran guru penggerak, guru secara mandiri dan inovatif memvariasikan media, metode bahkan penilaian pembelajaran agar pembelajaran berdiferensiasi dapat terlaksana dengan maksimal.Â
Adapun karakteristik atau ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi adalah adanya tujuan pembelajaran yang jelas, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar, manajemen kelas yang efektif dan penilaian berkelanjutan.Â
Dalam hal ini, guru perlu berinovasi dalam menciptakan suasana kelas yang "mengundang" murid untuk belajar baik dari segi fisik kelas yang penuh hiasan dan sesuai selera anak maupun dari proses pembelajaran yang dapat memotivasi anak untuk bekerja keras mencapai tujuan belajar yang lebih tinggi. Â
Selain itu, sesuai dengan visi misi dari guru penggerak dalam mewujudkan generasi menuju profil pelajar pancasila, maka guru hendaklah menciptakan budaya positif dalam pembelajaran yang mengarah pada proses menuntun anak sesuai kebutuhan dan kodrat yang mereka miliki.