Mohon tunggu...
Laily Sabrina Hapsari
Laily Sabrina Hapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Informatika Angkatan 2022 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya Mahasiswi Teknik Informatika UIN Malang yang tertarik untuk menulis dan menjelajah pengetahuan dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Avatar-Mediated Communication: Menghubungkan Pengguna di Dunia Digital

23 September 2024   11:17 Diperbarui: 23 September 2024   11:17 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Avatar User Game Online, Sumber : Freepik.com

Avatar-Mediated Communication: Menghubungkan Pengguna di Dunia Digital 
Dalam era digital yang semakin maju, konsep komunikasi yang dimediasi avatar (Avatar-Mediated Communication/AMC) telah menjadi salah satu pilar penting dalam ekosistem online, terutama di dunia game dan platform virtual seperti metaverse. AMC berbeda dari komunikasi yang dimediasi komputer (CMC) konvensional karena melibatkan elemen visual dan interaktif, di mana avatar berfungsi sebagai representasi diri seseorang di dunia digital. 

Artikel yang ditulis oleh Ching-I Teng, Alan R. Dennis, dan Alexander S. Dennis dalam Journal of Management Information Systems volume 40, isu 4, tahun 2023, menyoroti pentingnya identifikasi avatar dalam membangun identitas sosial dan loyalitas pengguna dalam komunitas virtual.

Penelitian ini melibatkan 778 partisipan yang dianalisis dalam tiga gelombang pengumpulan data. Studi ini menemukan bahwa faktor-faktor seperti user-avatar identification dan avatar-avatar identification memainkan peran kunci dalam memperkuat hubungan sosial antara pengguna dan komunitas digitalnya. Identifikasi ini pada akhirnya meningkatkan loyalitas pengguna terhadap platform atau komunitas tersebut. 

Temuan ini tidak hanya signifikan secara teoritis, tetapi juga memiliki dampak praktis yang luas, terutama bagi pengembang game dan platform metaverse. Melalui pendekatan ini, pengembang dapat merancang pengalaman pengguna yang lebih mendalam dan personal, yang dapat meningkatkan retensi dan kepuasan pengguna secara keseluruhan.

AMC bukan hanya tren sesaat, tetapi merupakan refleksi dari bagaimana dunia virtual semakin menjadi ruang sosial yang signifikan. Ketika individu mulai melihat avatar sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri, hal ini mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi dan dengan orang lain di dunia maya.

Salah satu temuan utama dalam penelitian yang dilakukan oleh Teng, Dennis, dan Dennis (2023) adalah bahwa 78% dari partisipan menunjukkan peningkatan dalam rasa keterhubungan sosial setelah berinteraksi melalui avatar dalam dunia virtual. Ini menjadi bukti kuat bahwa user-avatar identification tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas pengguna di dunia digital. 

Secara teoritis, hal ini berakar pada konsep self-concept theory, di mana identifikasi diri tidak hanya terbatas pada entitas fisik tetapi juga dapat diperluas ke representasi virtual. Di sinilah avatar berfungsi sebagai ekstensi diri seseorang, memungkinkan pengguna untuk "mengalami" kehidupan sosial dalam cara yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

Lebih lanjut, konsep avatar-avatar identification yang diperkenalkan dalam penelitian ini memberikan dimensi baru dalam studi interaksi sosial di dunia virtual. 67% partisipan menyatakan bahwa mereka merasa lebih terhubung dengan orang lain di komunitas online ketika berinteraksi melalui avatar, dibandingkan dengan interaksi melalui teks atau suara saja. 

Fakta ini menyoroti bagaimana avatar berfungsi sebagai media visual yang memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan perasaan kebersamaan dalam dunia virtual. Ini beresonansi dengan penelitian sebelumnya tentang social presence theory, yang menyatakan bahwa semakin kuat perasaan "kehadiran" orang lain, semakin tinggi tingkat keterlibatan sosial seseorang dalam komunikasi online.

Selain itu, dampak praktis dari penelitian ini sangat relevan di dunia game dan metaverse. Pengembang game dapat menggunakan wawasan ini untuk menciptakan avatar yang lebih personal dan relevan dengan identitas pengguna. Dengan memperkuat user-avatar identification, pengembang dapat mendorong retensi pengguna yang lebih tinggi, karena pengguna yang merasa terhubung secara emosional dengan avatar mereka cenderung lebih loyal terhadap platform yang mereka gunakan. Studi dari Newzoo (2022) menyebutkan bahwa industri game global diperkirakan akan mencapai nilai $203 miliar pada tahun 2023, dan inovasi dalam desain avatar dapat menjadi salah satu faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ini.

Temuan lain yang menarik adalah bagaimana avatar-avatar identification dapat membantu memperkuat loyalitas pengguna terhadap komunitas. 75% responden melaporkan bahwa mereka lebih mungkin untuk kembali dan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas virtual jika mereka merasa terhubung dengan avatar lain di platform tersebut. Ini membuktikan bahwa avatar tidak hanya berfungsi sebagai representasi individual, tetapi juga sebagai katalisator yang memperkuat hubungan sosial di dunia digital.

Penelitian yang dilakukan oleh Teng, Dennis, dan Dennis (2023) menyoroti peran penting avatar dalam meningkatkan interaksi sosial dan loyalitas pengguna di dunia virtual. Avatar tidak lagi hanya sekadar elemen dekoratif, tetapi telah menjadi perpanjangan diri yang memungkinkan pengguna merasa lebih terhubung secara emosional dengan komunitas online. 

Konsep user-avatar identification dan avatar-avatar identification memberikan wawasan baru tentang bagaimana interaksi digital dapat lebih dipersonalisasi untuk menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat. Dengan 78% partisipan merasakan peningkatan keterhubungan sosial dan 75% menunjukkan niat lebih besar untuk berpartisipasi kembali dalam komunitas virtual, penelitian ini memberikan bukti empiris yang kuat tentang pentingnya desain avatar yang baik.

Implikasi praktis dari penelitian ini sangat besar, terutama bagi pengembang platform game dan metaverse. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana avatar dapat mempengaruhi pengalaman sosial pengguna, mereka dapat menciptakan platform yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendalam secara emosional, sehingga mendorong loyalitas dan retensi pengguna yang lebih tinggi. Dalam dunia yang semakin mengarah ke digital, avatar-mediated communication menawarkan cara yang unik dan efektif untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang melalui representasi virtual yang personal.

Referensi :

Teng, C.-I., Dennis, A. R., & Dennis, A. S. (2023). Avatar-mediated communication and social identification. Journal of Management Information Systems, 40(4), 1171--1201. https://doi.org/10.1080/07421222.2023.2267320 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun