Mohon tunggu...
Laily Sabrina Hapsari
Laily Sabrina Hapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Informatika Angkatan 2022 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya Mahasiswi Teknik Informatika UIN Malang yang tertarik untuk menulis dan menjelajah pengetahuan dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menganalisis Sentimen Pengguna Youtube Terhadap Blackpink dengan IndoBERT

3 September 2024   19:53 Diperbarui: 3 September 2024   20:03 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menganalisis Sentimen Pengguna YouTube Terhadap Blackpink dengan IndoBERT 

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena K-pop telah menjadi salah satu gelombang budaya populer yang menyebar secara global, menarik perhatian jutaan penggemar di seluruh dunia. Salah satu grup yang paling mencolok dalam hal popularitas adalah Blackpink, sebuah grup K-pop wanita yang telah mencatatkan rekor dengan video musik yang mencapai miliaran penonton di YouTube. Popularitas ini tidak hanya mencerminkan kesuksesan musik mereka tetapi juga menunjukkan bagaimana platform digital seperti YouTube telah menjadi medan pertempuran baru bagi artis untuk membangun dan mempertahankan pengaruh mereka di kancah global.

Namun, di balik popularitas yang mencengangkan ini, terdapat dinamika yang lebih kompleks terkait dengan persepsi publik terhadap Blackpink, terutama di media sosial. Sebagai salah satu platform berbagi video terbesar di dunia, YouTube menjadi wadah utama bagi penggemar untuk mengekspresikan pandangan mereka, baik positif maupun negatif. Untuk memahami persepsi ini, analisis sentimen menjadi alat yang sangat penting. Penelitian yang dilakukan oleh Slamet Riyadi, Lathifah Khansa Salsabila, Cahya Damarjati, dan Rohana Abdul Karim, berjudul "Sentiment Analysis of YouTube Users on Blackpink Kpop Group Using IndoBERT", mencoba menggali lebih dalam tentang sentimen pengguna YouTube terhadap Blackpink menggunakan model IndoBERT, yang dirancang khusus untuk menangani bahasa Indonesia.

Pendekatan ini relevan mengingat tingginya jumlah penggemar K-pop di Indonesia yang aktif memberikan komentar di media sosial, khususnya YouTube. Menurut data dari Korean Foundation for International Cultural Exchange (KOFICE), pada tahun 2023, Indonesia memiliki lebih dari 10 juta penggemar K-pop, menjadikannya salah satu pasar terbesar di luar Korea Selatan. Dalam konteks ini, analisis sentimen menjadi krusial untuk memahami bagaimana pengguna merespons konten yang terkait dengan Blackpink, apakah mereka cenderung menunjukkan dukungan, bersikap netral, atau bahkan memberikan kritik.

Penelitian ini tidak hanya penting bagi penggemar dan industri hiburan tetapi juga relevan bagi pelaku bisnis yang ingin memahami perilaku konsumen di era digital. Dengan memanfaatkan teknologi seperti IndoBERT, peneliti dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang tren dan pola pikir audiens, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif. Bagian berikutnya dari opini ini akan membahas secara lebih rinci metode penelitian yang digunakan, teori-teori pendukung, serta kontribusi yang ditawarkan oleh penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Slamet Riyadi dan rekan-rekannya menggunakan pendekatan berbasis machine learning dengan model IndoBERT untuk menganalisis sentimen komentar pengguna YouTube terhadap grup K-pop Blackpink. IndoBERT, yang merupakan versi khusus dari model BERT yang disesuaikan dengan bahasa Indonesia, memberikan keunggulan signifikan dalam memahami konteks dan nuansa bahasa lokal. Dengan lebih dari 10 juta penggemar K-pop di Indonesia, sebagaimana dilaporkan oleh KOFICE pada tahun 2023, analisis sentimen ini memiliki relevansi yang besar dalam mengevaluasi respons publik terhadap fenomena budaya pop yang diimpor dari Korea Selatan.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan ekstraksi komentar dari video YouTube yang terkait dengan Blackpink. Data yang dikumpulkan kemudian melalui serangkaian proses pre-processing, termasuk penghapusan stop words, tokenisasi, dan normalisasi, untuk memastikan bahwa teks yang diolah oleh model adalah bersih dan siap untuk analisis.

Setelah data diproses, model IndoBERT digunakan untuk mengklasifikasikan sentimen ke dalam tiga kategori: positif, netral, dan negatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa sentimen positif mendominasi dengan persentase yang signifikan, mengindikasikan dukungan luas dari penggemar terhadap Blackpink. Namun, sentimen negatif dan netral juga muncul, menunjukkan adanya kritikan dan pandangan yang lebih seimbang dari sebagian pengguna.

Teori pendukung utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis sentimen dalam konteks media sosial. Dalam era digital, analisis sentimen menjadi alat penting untuk memahami opini publik secara real-time. Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan oleh Pang dan Lee pada tahun 2008 menunjukkan bahwa analisis sentimen dapat memberikan wawasan yang berharga bagi perusahaan dalam mengevaluasi produk mereka berdasarkan ulasan konsumen di platform e-commerce. Dalam konteks K-pop, analisis sentimen tidak hanya membantu dalam memahami reaksi penggemar tetapi juga dalam mengukur dampak sosial dari konten yang dibagikan oleh artis di platform digital.

IndoBERT sendiri merupakan inovasi dalam bidang Natural Language Processing (NLP) yang dirancang untuk menangani kompleksitas bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, penggunaan IndoBERT terbukti lebih efektif dibandingkan metode lain seperti SVM (Support Vector Machine) atau Naive Bayes dalam mengklasifikasikan sentimen pengguna YouTube. IndoBERT mampu menangkap konteks yang lebih dalam dan nuansa bahasa yang seringkali sulit dipahami oleh model-model tradisional. Keunggulan ini diukur melalui berbagai metrik seperti akurasi, presisi, recall, dan F1-score, yang menunjukkan kinerja IndoBERT yang lebih unggul dalam tugas klasifikasi sentimen.

Selain itu, penelitian ini juga menekankan pentingnya memahami sentimen dalam industri hiburan, khususnya untuk artis-artis K-pop yang memiliki basis penggemar global. Dengan analisis sentimen yang akurat, agensi artis dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau dikembangkan lebih lanjut, seperti strategi pemasaran atau konten yang lebih sesuai dengan preferensi penggemar. Misalnya, jika sentimen negatif terkait dengan suatu video musik, agensi dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut melalui kampanye promosi atau perbaikan pada konten yang ditawarkan.

Secara keseluruhan, kontribusi penelitian ini terletak pada penerapan model IndoBERT untuk analisis sentimen dalam konteks K-pop di Indonesia, yang belum banyak dieksplorasi sebelumnya. Dengan hasil yang menunjukkan dominasi sentimen positif, penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana publik Indonesia merespons fenomena global seperti Blackpink. Hal ini juga menegaskan bahwa teknologi berbasis machine learning dapat menjadi alat yang efektif untuk menganalisis persepsi publik, yang pada gilirannya dapat membantu pelaku industri hiburan dalam mengembangkan strategi yang lebih terfokus dan tepat sasaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Slamet Riyadi dan rekan-rekannya memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika sentimen publik terhadap grup K-pop Blackpink, khususnya di kalangan pengguna YouTube di Indonesia. Dengan menggunakan model IndoBERT, penelitian ini berhasil menunjukkan dominasi sentimen positif, yang mengindikasikan dukungan kuat dari penggemar. Selain itu, penelitian ini memperlihatkan bahwa teknologi machine learning dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menganalisis opini publik secara akurat dan cepat, terutama dalam konteks budaya populer yang terus berkembang pesat.

Namun, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut, terutama dalam hal memperluas cakupan analisis untuk mencakup variabel lain yang mungkin mempengaruhi sentimen, seperti demografi pengguna atau jenis konten yang dikonsumsi. Implikasi dari penelitian ini tidak hanya terbatas pada industri hiburan tetapi juga relevan bagi berbagai sektor yang ingin memahami perilaku konsumen di era digital. Dengan wawasan yang lebih baik tentang sentimen publik, perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran, meningkatkan engagement, dan pada akhirnya, meningkatkan loyalitas pelanggan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan pentingnya menggunakan teknologi yang disesuaikan dengan konteks lokal untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat dan relevan. Sebagai penutup, penting untuk terus mendukung penelitian di bidang ini agar dapat mengikuti perkembangan tren dan teknologi yang semakin kompleks, serta memenuhi kebutuhan analisis yang terus berkembang di dunia digital.

Referensi :

Riyadi, S., Salsabila, L. K., Damarjati, C., & Abdul Karim, R. (2024). Sentiment Analysis of YouTube Users on Blackpink Kpop Group Using IndoBERT. INTENSIF: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi, 8(2). https://doi.org/10.29407/intensif.v8i2.22678 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun