"The principle behind all things is water. For all is water and all goes back to being water" - Thales Miletus
      Air bersih merupakan sumber daya penting sehingga akses dan ketersediaan terhadap air memerlukan perhatian yang optimal. Pentingnya ketersediaan air bahkan dijelaskan secara ilmiah maupun filosofi indah seperti kutipan di atas. Namun, ketersediaan air bersih menjadi langka dan semakin terancam seiring dengan pertumbuhan industri dan populasi manusia. Akses terhadap air bersih dan sanitasi menghadapi tantangan yang mengkhawatirkan di berbagai negara. Perubahan iklim, perkembangan industri, dan polusi masih menjadi sumber utama berkurangnya ketersediaan air bersih. Secara global kualitas dan kuantitas air bersih berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia, ketersediaan produksi pangan, ekosistem, dan pertumbuhan ekonomi.
 Untuk mengatasi dan mencegah penurunan kualitas dan kuantitas, United Nation memiliki agenda global yang dikenal dengan Sustainable Development Global (SDG) sebagai tujuan untuk keberlanjutan kehidupan di masa mendatang, di antaranya yaitu clean water and sanitation
      Nanoteknologi memiliki peran yang menjanjikan sebagai solusi untuk ketersediaan air bersih dan sanitasi (SDGpoin 6). Nanomembran, salah satu solusi yang ditawarkan nanoteknologi untuk menyediakan air bersih dengan metode memisahkan mikroba, zat kimia berbahaya, dan polutan dari air. Dengan peran nanoteknologi untuk membersihkan polutan air dan limbah air menggunakan komponen pemurnian air berskala nanometer (nanomaterial)  untuk menyerap kontaminan. Nanomaterial yang berperan memurnikan air di antaranya carbon nanotubes, dendrimers, metal oxide nanoparticles, dan zeolite.
Zinc -- Oxide Eugenol merupakan nanosuspension yang mengandung zinc -- oxide (metal -- oxide) nanoparticle yang dapat dijadikan komponen filtrasi air. Nanomaerial Zinc -- oxide mampu memurnikan air melalui 3 mekanisme pembunuhan terhadap mikroba dalam air yaitu
- Release of ROS atau melepas oksigen dari permukaan ZnO (oxidative stress) untuk merusak DNA, membran sel, dan protein seluler.
- Release Zn2+ atau melepasan ion Zn2+ yang dapat merusak membran sel dan menembus intraseluer.
- Directcontact of nanoparticle with cell membrane atau kontak antara partikel yang menyebabkan perubahan lingkungan di dalam area kontak organisme dapat menyebabkan kerusakan dinding sel bakteri.
Nanomaterial Zinc -- Oxide dapat disintesis melalui chemical methode menghasilkan endapan putih yang  kemudian diformasikan bersama eugenol menjadi nanosuspensi. Sistensis ini memerlukan instrument yang memadai, kontrol suhu dan waktu, serta ultrasonikasi untuk menghasilkan suspensinano Zinc -- Oxide Eugenol yang sempurna.
Membran nano dapat dihasilkan dari suspensi nano dengan metode infersi fase dan pencampuran adiktif, membran nano yang dihasilkan mampu membunuh bakteri, menghapus zat pewarna, memisahkan polutan dari air, bahkan memisahkan emulsi minyak -- air. Â Membrannano Zinc -- Oxide Eugenol dapat digunakan sebagai komponen filtrasi dalam proses pemurnian dan pemisahan air serta menjadi solusi ketersediaan air bersih
REFERENSI
Aristotle, The Metaphysics, (983b6], p. 13, translated by Hugh Lawson-Tancred, Penguin Books, London, 1998, reprint 2004
Cheraghipou, Kourosh et al. (2023). Synthesis, Characterization, and Antiparasitic Effect of Zinc Oxide Nanoparticles -- Eugenol Nanosuspension against Toxoplasma godii Infection. Heliyon, 9: 1 -- 11
Dimapilis, Emelita Asuncion S. et al. (2018). Zinc Oxide Nanoparticles for Water Disinfection. Sustainable Environment Research, 28: 47 -- 56
AUTHOR
Laily Ni'ma Latifah (162221025)
Rekayasa Nanoteknologi, Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H