Riset yang ada menunjukkan bahwa 97,7% generasi Millenial dan Gen Z memahami pentingnya memilih  produk yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Produk-produk ini biasanya dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan yang menerapkan konsep bisnis ramah lingkungan, bisnis berkelanjutan, atau  ramah lingkungan.
PT. Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan konsep bisnis ramah lingkungan. ADRO adalah perusahaan yang berbasis di Indonesia yang mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2005. ADRO dan anak perusahaannya bergerak dalam bidang pertambangan batubara, perdagangan batubara, jasa pertambangan, infrastruktur, logistik batubara, dan pembangkit  listrik.Â
Perusahaan ini termasuk salah satu perusahaan yang bergerak di sektor dengan tantangan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang signifikan. Namun, Adaro berkomitmen untuk mencapai ekonomi hijau dengan mengambil langkah-langkah seperti:Â
-
Mengoperasikan tambang batubara metalurgi di Indonesia dan AustraliaÂ
Ada dua jenis batubara: batubara termal dan batubara metalurgi, atau batubara kokas. Batubara termal jenis ini biasa digunakan untuk pembangkit listrik, sedangkan batubara metalurgi memiliki kandungan abu, uap air, sulfur, dan fosfor yang lebih rendah, sehingga dapat digunakan untuk membuat baja. Dapat disimpulkan bahwa batubara metalurgi cenderung lebih ramah lingkungan.
Pembangunan pabrik peleburan aluminium dengan kapasitas 500 ribu ton
Adaro berkomitmen untuk mencapai transformasi bisnis melalui inisiatif ramah lingkungan jangka panjang, oleh karena itu perusahaan berinvestasi dalam pembangunan pabrik peleburan aluminium. Hilirisasi aluminium dapat menjadi sumber bahan mentah yang  digunakan dalam teknologi energi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik, pembangkit listrik tenaga angin, dan pembangkit listrik tenaga surya.
Pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara (Kalutara)Â
Hal ini merupakan rencana Adaro untuk memanfaatkan peluang  kawasan berdasarkan ekonomi hijau. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan diperkenalkan di kawasan industri.
Dari penjelasan di atas dan bagaimana konsep bisnis ramah lingkungan diterapkan pada berbagai perusahaan di Indonesia, maka tujuan bisnis ramah lingkungan adalah untuk mengurangi dampak dampak negatif yang timbul dari kegiatan produksi dan penggunaan produk yang dihasilkan adalah oleh perusahaan. Suatu perusahaan dapat disebut perusahaan ramah lingkungan apabila  memenuhi empat kriteria berikut: Menerapkan prinsip keberlanjutan dalam setiap keputusan bisnis, memproduksi dan menyediakan produk dan jasa  ramah lingkungan, serta menjadi perusahaan yang mengutamakan lingkungan dibandingkan kompetitor lainnya. Perusahaan juga berkomitmen terhadap keberlanjutan dalam menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dalam aktivitas bisnis perusahaan .
Dari contoh perusahaan di atas, dapat dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia mengalami kemajuan menuju perusahaan ramah lingkungan guna mencapai tujuan SDG setelah tahun 2030.