Mohon tunggu...
Laily Adha
Laily Adha Mohon Tunggu... -

Blogger : lailyadhaintanp.blogspot.com wordpress : lailyadha.wordpress.com instagram : laily.adha mathematics and astronomy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gagal? Jangan Lupakan Orang di Balik Layar

7 Oktober 2017   11:21 Diperbarui: 7 Oktober 2017   11:32 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kalian pernah merasakan berada di titik hancur, gagal, terpuruk, bahkan jatuh sejatuh-jatuhnya. Kalian seakan enggan untuk berjalan, bahkan untuk sekedar berdiri pun kalian merasa tidak mampu.

Kemudian datang beberapa orang melihat kamu yang terjatuh lalu bertanya. "kenapa?"kamu pun diam. Enggan untuk menjawab karena tidak ingin dikasihani. Bahkan kamu tidak tau apa mereka akan kasihan atau malah tertawa. Yang jelas, kamu enggan menjawab.

Meski orang-orang itu tidak tahu kamu kenapa, tapi mereka pasti mengerti kalau kamu sedang tersungkur, jatuh. Jadi untuk apa kamu jelaskan, mereka bisa melihatnya sendiri.

Kemudian orang-orang makin banyak mengerumunimu, melihat kamu yang sedang tersungkur. Masih pula bertanya kenapa. Kamu merasa semakin muak terus dikerumuni.

Mereka pun pergi, meninggalkanmu setelah puas mencari informasi keadaanmu. Lalu sibuk begitu saja dengan kebahagiaan mereka.

Kamu sendirian. Ah, mungkin ini lebih baik daripada mereka mengerumuni keterpurukanmu. Kamu merasa sangat hampa, kosong, tidak punya teman.

Lalu datang satu persatu orang. Bukan seperti yang tadi, sibuk bertanya kenapa. Orang ini langsung mengulurkan tangannya, mengajakmu berdiri. Tidak ada gunanya terus terpuruk.

Kamu enggan berbicara, enggan juga menerima uluran tangan itu. Kamu tidak ingin dikasihani. Kamu masih merasa hancur dan tidak mampu untuk bangkit.

Orang-orang itu meneriakimu, menasehatimu. Sakit memang. Tapi siapa sangka kalau mereka mampu mengajakmu berdiri. Kamu pun tersenyum, lalu menerima uluran tangan itu. Sekarang kamu mampu berdiri.

Lalu, beberapa dari mereka memilih pergi, karena kesibukan masing-masing. Dan sekarang, orang-orang itu makin berkurang. Mereka menyuruhmu untuk berjalan.

Kamu enggan, merasa tidak akan kuat. Kamu merasa sangat lemah dan tidak berdaya. Tapi lagi-lagi mereka meneriakimu, meyakinkanmu kalau kamu harus mulai berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun