Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengobati Gangguan Bahasa Verbal dengan Terapi Keluarga

17 April 2022   01:18 Diperbarui: 17 April 2022   01:37 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga adalah tempat segala hal manusia dimulai, dari mulai mengenal bahasa hingga pandai berbicara, yang awalnya hanya bisa menangis saat menginginkan suatu hal, hingga anak dapat mengatasi masalahnya dengan mandiri. Baiknya perilaku anak dipengaruhi oleh lingkungan yang baik pula, apabila orang tua menstimulasi anak dengan baik maka, anak akan bertumbuh kembang dengan baik.

Namun, ketika anak tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik, apakah yang menjadi faktor tersebut adalah keluarga juga?

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang peran keluarga dalam tumbuh kembang anak, mari kita mengenal gangguan -- gangguan yang terjadi pada perkembangan bahasa anak. mengapa kita harus mengenal gangguan -- gangguan perkembangan bahasa anak ?

Perkembangan bahasa anak adalah salah satu aspek perkembangan yang sangat penting diusia anak dini. Adapaun fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi, menyampaikan suatu ide dan keinginan dengan menggunakan simbol bahasa yakni berupa suara, tulisan ataupun sejenisnya. Dalam perkembangan bahasa terdapat beberapa tahapan -- tahapan yang harus dilalui oleh anak sesuai dengan usianya. Apabila dalam tahapan -- tahapan perkembangan bahasa anak tidak sesuai dengan semestinya maka, para orang tua perlu waspada dan segera lakukan konsultasi pada para ahli.

Mengenal Gangguan Bahasa

Pada umunya, usia 4 tahun anak telah memiliki kemampuan bahasa yang stabil dan dapat diukur lebih akurat serta dapat ditentukan adanya defisit atau tidak.

Apabila pada usia tersebut ditemukan keganjalan-keganjalan dalam perkembangan bahasa anak, seperti sulit dalam memahami orang lain ketika berbicara ataupun sulit mengekspresikan yang diinginkannya maka, gangguan tersebut disebut dengan gangguan bahasa. Gangguan bahasa biasanya dikenal dengan gangguan reseptif - ekspresif. Ganguan bahasa ekspresif diartikan dengan kesulitan dalam mengekspresikan apa yang ingin disampaikanya, tetapi pada umunya dapat memahami apa yang dikatakan orang lain. Sebaliknya, gangguan bahasa reseptif pada umumnya diartikan sebagai kesulitan dalam memahami informasi atau perkataan yang disampaikan oleh orang lain. Gangguan bahasa reseptif dapat menyebabkan sulitnya mengikuti petunjuk yang diberikan dan konsentrasi yang kurang. Salah satu contoh, ketika anak berusia 2 - 3 tahun diberikan perintah "ambilah mainan itu" kemudian anak tersebut tidak memberikan respon secara verbal atau dengan anggukan ataupun gelengan kepala, maka bisa saja tanda tersebut merupakan dari tanda gangguan bahasa anak. Adapun beberapa gejala - gejala yang dialami anak yang memiliki gangguan yang berhubungan dengan bahasa ekspresi, yakni :

1. Kosa kata yang didapatkanya kurang bila dibandingkan usia anak lain pada umumnya

2. Kemampuan membentuk kalimat dan menggunakan kata -kata dalam menjelaskan atau menggambarkan sesuatu terbatas

3. Dalam mengucapkan kata - kata sering meniggalkan beberapa dan dengan urutan yang salah

4. Dalam menjawab pertanyaan orang lain, ia cenderung akan mengulang pertanyan tersebut sambil memikirkan jawabanya.

Menurut Sara Minnis MS,CCC-SLP, seorang ahli medis mengemukakan bahwasanya penyebab gangguan bahasa yang berasal dari kurangnya nutrisi yang diberikan pada anak ataupun karena faktor genetika adalah pernyataan yang belum terbukti kejelasanya. Penyebab gangguan bahasa yang terjadi pada anak tidak terjadi secara alami . Adapun pada dasarnya perkembangan bahasa yang normal akan melibatkan kemampuan melihat, mendengar, memahami serta menyimpan informasi yang didapatkan. Beberapa anak akan mengalami keterlambatan dalam proses tersebut, dan keterlambatan perkembangan bahasa tersebut disebabkan karena adanya masalah pada pendengaran, kerusakan  sistem saraf pusat (SSP) ataupun kerusakan pada salah satu bagian otak yang berperan dalam pengaturan bahasa manusia dan hal tersebut akan mempengaruhi pada kemampuan belajarnya.

Adapun gangguan bahasa yang disebabkan rusaknya salah satu area pada otak disebut dengan afasia. Afasia dibagi menjadi dua bagian, yakni afasia broca dan afasia wernick. Afasia broca adalah gangguan bahasa dengan hilanya kemampuan berbahasa dalam hal  wicara. Area afasia broca terdapat dibagian lobus frontal di otak. Sedangkan afasia wernick adalah gangguan bahasa dengan sulitnya menangkap pemahaman informasi. Afasia wernick berada dibagian lobus temporal di otak  Terjadinya afasia  juga disebabkan adanya penyakit yang diderita, seperti: stroke, tumor otak, infeksi otak, cedera kepala, ataupun demensia.

Bagaimana Cara Menangani gangguan bahasa?

Gangguan bahasa dapat sembuh dengan seiring waktu, dengan memberikan penanganan dan upaya penyembuhan seperti terapi. Penanganan gangguan bahasa dapat dilakukan oleh orang tua, guru, dan para ahli. Terapi yang dilakukan orang tua dirumah akan sangat berperan penting untuk penyembuhan perkembangan bahasa pada anak, karena keluarga adalah tempat pertama dalam membentuk aspek perkembangan anak. Hal -- hal yang dapat dilakukan orang tua dan pendidik  dalam memberikan terapi dalam lingkup kelurga dan sekolah adalah :

Orang tua berbicara dengan jelas ketika mengajukan pertanyaan atau intruksi pada anak dengan sederhana

Menunggu anak, saat proses merespon dari intruksi yang telah diberikan

Mintalah anak untuk mengulang intruksi dengan kata -- katanya sendiri.

Sering -- sering memberi kontak ataupun berkomunikasi dengan anak mungkin akan memberikan suatu hal yang positifbagi perkembangan bahasanya. Ataupun dengan membacakan cerita padaanak dengan bertahap anakakanmenambah kosa katanya.

Selaian terapi dalam lingkup keluarga, terapi bahasa oleh para ahli juga dapat membantu dalam penanganan gangguan bahasa pada anak. Para ahli akan melihat seberapa kemampuan yang telah dimiliki anak terlebih dahulu sebelum memberikan penanganan. Penanganan yang berupa perawatan ini tergantung pada usia anak dan penyebab serta tingkat kondisi yang sesuai dengan kekurangan anak.

Sekian sedikit karya ini, semoga membantu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun