Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Mana Anak Memperoleh Bahasa Pertamanya?

29 Maret 2022   01:54 Diperbarui: 29 Maret 2022   02:02 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernakah anda mendengar bahwasanya, seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak -anaknya, "al ummu madrasatul ula". Pernyataan tersebut menunjukan bahwasanya ibu adalah guru serta pendidik pertama yang mengajarkan segala hal pada anak. Saat anak belum bisa apa -- ibu akan mengajarkan tentang beragama, berperilaku, berbahasa dan lain sebagainya. Dari anak belum dapat berbicara maka ibu yang akan mengajari hingga lancar dalam berbicara. Bahasa anak pertama diperoleh dari ibu.

Setiap ibu menginginkan anaknya memiliki tata krama yang baik pada siapa saja dan dimana saja. Hal tersebut mendorong para ibu untuk mengajarkan anak tentang moral pada anak sedini mungkin. Pengajaran ibu dimulai dari hal yang terkecil, seperti mengajarkan bahasa daerah sejak anak masih diusia dini. Di daerah Jawa, terkhusus Jawa Timur, bahasa yang digunakan pada orang yang lebih tua disebut dengan bahasa jawa halus krama.

Kemudian, apakah baik mengajarkan bahasa daerah pada anak dimuali sejak dini?

Banyak sekali dizaman moderen ini, para ibu mengajarkan bahasa daerah ataupun bahasa asing pada anaknya. Dan banyak juga yang beranggapan bahwasanya hal tersebut tidak menunjukan cinta pada tanah air. Namun disisi lain, sebaiknya kita tidak boleh beranggapan jelek pada orang lain karena, setiap orang tua akan memiliki tujuan yang berbeda -- beda dalam memberikan pengajaran ataupun dalam hal menstimulasi anak -- anak mereka. Bahasa ibu atau bahasa daerah yang diajarkan ibu juga sangat penting, yang mana mengajarkan bahasa daerah ini bukan hanya melestarikan bahasa daerahnya dengan mengenlkan berbagai kosa kata saja namun, juga sebagai bentuk menjunjung tinggi nilai budaya didalamnya.

Mengenal Bahasa Ibu

Bahasa ibu adalah bahasa asli atau bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir yang diperoleh melalui lingkungan sekitanya seperti : ibu, ayah ataupun masyarakat dilingkungan sekitarnya. Bahasa ibu akan digunakan anak dalam berkehidupan sehari -- hari. Baik atau buruknya anak dalam berbahasa merupakan bentuk dari pandai atau tidakanya bahasa pertama yang didapatkannya. Kepandaian dalam bahasa pertama juga akan mempengaruhi proses belajar anak difase berikunya, terkhusus dalam pendidikan. Karena bahasa pertama dianggap sebagai pandangan atau cara berfikir anak dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.

Pemerolehan bahasa pertama banyak dikaitkan dengan bahasa ibu, karena pemerolehan bahasa  pertama adalah sebuah proses berlangsungnya kerja otak ketika anak memperoleh bahasa ibunya atau bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa pertama pada anak akan melalui beberapa tahapan. Ada empat tahapan dalam pemerolehan bahasa pertama anak yaitu : tahap pemerolehan kompetensi dan performasi, tahap pemerolehan semantik, tahap pemerolehan sintaksis dan tahap pemerolehan fonologi.

Tahap pemerolehan kompetensi dan performasi

Kompetensi dan performansi adalah sebuah teori linguistik yang abstrak dalam pemerolehan bahasa pertama anak. Kompetensi adalah pengetahuan tentang tata bahasa dalam bahasa ibu yang  secara tidak sadar dikuasai oleh anak. Adapun performasi adalah kemampuan seorang anak dalam memahami bahasa dan mengekspresikan bahasa yang didapatkannya.

2. Tahap pemerolehan semantik

Pada tahap pemerolehan semantik anak akan mengumpulkan informasi tentang lingkungannya kemudian menyusun fitur-fitur sederhana terhadap kata yang yang dikenalnya. Adapun bentuk awal yang dikuasai anak adalah nomina atau yang sering didengarnya, kemudian diikuti dengan bahasa verba secara bertingkat yang meliputi verba umum menuju verbal yang lebih khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun