Mohon tunggu...
Lailya NurOktaviani
Lailya NurOktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa pendidikan profesi guru di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pendidikan di Abad 21: Mengintegrasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Menciptakan Pendidikan yang Merdeka Belajar

11 Januari 2024   10:11 Diperbarui: 11 Januari 2024   10:52 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gotong Royong menjadi nilai yang ditekankan, mengajarkan pentingnya kerjasama dan solidaritas dalam mencapai tujuan bersama. Kreativitas dihargai sebagai aspek penting dalam pengembangan diri, sementara Bernalar Kritis dan Mandiri menunjukkan kesiapan pelajar menghadapi kompleksitas era modern. Dengan demikian, profil lulusan pelajar dalam pendidikan Indonesia yang berlandaskan Pancasila bukan hanya mencakup aspek akademis, melainkan juga membentuk individu yang berintegritas, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan global dengan semangat kebangsaan.

Merdeka Belajar mendorong peserta didik menjadi individu yang bernalar kritis dan mandiri, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan keberanian berpendapat dan bertanggung jawab. Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pendekatan Merdeka Belajar membentuk lingkungan pendidikan yang holistik, menggali potensi peserta didik tidak hanya dalam bidang akademis tetapi juga karakter dan pemahaman global. 

Pendekatan Merdeka Belajar sangat relevan dengan tuntutan pendidikan abad 21 yang menekankan pengembangan keterampilan abad 21, seperti pemikiran kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Pendidikan abad 21 juga menekankan pada karakter dan pemahaman global, aspek yang juga diakomodasi oleh Merdeka Belajar melalui integrasi nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, Merdeka Belajar menjadi sebuah pendekatan yang tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tuntutan akademis, tetapi juga membentuk individu yang siap menghadapi kompleksitas dan dinamika dunia modern dengan karakter, keterampilan, dan pemahaman yang holistik.

Merdeka Belajar dan Pengembangan Pemikiran Mandiri

Pendidikan yang memerdekakan menurut Ki Hajar Dewantara merupakam suatu proses yang harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengatur dirinya sendiri, tumbuh, dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan tuntutan zaman. Dalam pandangan ini, Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan tidak hanya berkaitan dengan transfer pengetahuan, tetapi juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk memahami dan mengembangkan potensi pribadi mereka secara alami, sesuai dengan perjalanan waktu dan perkembangan masyarakat. Merdeka Belajar dan Pengembangan Pemikiran Mandiri memiliki keterkaitan yang erat dalam transformasi pendidikan menuju era abad 21.

Merdeka Belajar, sebagai konsep yang menekankan kemandirian peserta didik dalam mengelola pembelajarannya, memberikan ruang bagi pengembangan pemikiran mandiri. Peserta didik diberdayakan untuk aktif mencari, mengeksplorasi, dan mengelola pengetahuan, sejalan dengan prinsip-prinsip Merdeka Belajar. Pengembangan pemikiran mandiri melibatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. 

Dalam konteks Merdeka Belajar, peserta didik diajak untuk mengembangkan kemandirian dalam merumuskan pertanyaan, mencari solusi, dan mengambil tanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka. Pemikiran mandiri juga mencakup kemampuan mengelola sumber daya pembelajaran, termasuk teknologi, informasi, dan berbagai materi pembelajaran. Merdeka Belajar juga memberikan dorongan bagi peserta didik untuk memiliki inisiatif dalam mengembangkan minat dan bakatnya. 

Dengan pemikiran mandiri, peserta didik dapat mengeksplorasi berbagai bidang pengetahuan, mengembangkan keingintahuan, dan membentuk identitasnya sendiri. Oleh karena itu, Merdeka Belajar tidak hanya menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan responsif terhadap keberagaman peserta didik, tetapi juga mendorong mereka untuk menjadi individu yang memiliki pemikiran mandiri dan kreatif, siap menghadapi dinamika masyarakat dan tuntutan abad 21.

Tantangan dan Solusi dalam Transformasi

Transformasi pendidikan di abad 21 menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar mencapai kesuksesan. Salah satu tantangan utama adalah integrasi nilai-nilai Pancasila dalam merancang pendidikan yang mengedepankan konsep Merdeka Belajar. Proses transformasi ini seringkali dihadapkan pada resistensi terhadap perubahan dari berbagai pihak, baik itu guru, siswa, maupun stakeholder pendidikan lainnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, solusi pertama adalah membangun pemahaman yang kuat tentang relevansi dan urgensi integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan abad 21. Pendidikan yang merdeka belajar perlu menjadi refleksi dari nilai-nilai Pancasila, seperti gotong-royong, persatuan, keadilan, dan kreativitas. Membangun kesadaran akan kontribusi positif nilai-nilai ini terhadap pengembangan peserta didik yang tangguh dan berintegritas menjadi kunci dalam mengatasi resistensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun