Industri olahraga merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan ekonomi suatu negara , khususnya di kawasan. Indonesia adalah negara yang harus melakukan industrialisasi untuk mengatasi stagnasi minat dan prestasi di bidang olahraga.Â
Melalui industrialisasi olahraga, fasilitas dan olahragawan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang nantinya mampu membuat masyarakat tertarik. Perkembangan industri olahraga khususnya olahraga arum jeram perlu mendapat perhatian serius agar mampu mewujudkan masyarakat yang maju.Â
Bagi yang suka petualangan outdoor , pasti sudah tidak asing lagi dengan arung jeram. Aktivitas yang melintasi jeram sungai memang sangat sulit.
Bapak Arum Jeram Sedunia
  Meskipun John Macgregor adalah orang pertama yang membuat nama selama ekspedisi berperahu menyusuri sungai, nama bapak dunia arung jeram Mayor John Wesley Powell, seorang tentara Amerika.Â
Menurut cerita, Mayor John pertama kali memperkenalkan arung jeram oleh menyusuri sungai sejauh 250 mil melalui sekelompok tebing yang kemudian dinamai Grand Canyon.Â
Saat itu, ia menggunakan perahu kecil yang terbuat dari papan kayu. Ekspedisi ini bahkan diabadikan dalam perangko terbitan tahun 1869.
Perkembangan Arum Jeram di Indonesia
Arung jeram tergolong olahraga petualangan karena mengandung unsur olahraga dan petualangan dengan berbagai resiko. Sejak awal, kegiatan arung jeram telah dilakukan oleh manusia dengan menggunakan tongkat kayu yang dirangkai dan digunakan sebagai alat transportasi.Â
Di Indonesia, sejarah petualangan sungai di Indonesia sudah ada sekitar awal tahun 1970-an dengan istilah arus deras. Kelompok pecinta alam dari Bandung dan Jakarta menjadi pelopor dalam pengembangan olahraga ini yang kemudian menjadi salah satu olahraga petualangan paling populer bagi pecinta alam.Â
Pada tahun 1975, sekelompok pecinta alam mengadakan Reli Citarum, sementara kelompok lain mengadakan ekspedisi melintasi sungai Mahakam dan Barito.
Seiring dengan semakin banyaknya kegiatan arung jeram yang diselenggarakan oleh berbagai kelompok pecinta alam, maka kualitas arung jeram dan peralatan yang digunakan juga mulai meningkat. Dari ban dalam , perahu LCR tentara, perahu karet khusus sungai.Â
Hal inilah yang mendorong kegiatan arung jeram berkembang pesat dan menarik para kasau menyeberang di daerah terpencil dan sulit. Seperti sungai Mahakam, Barito, Alas, Membramo dan di Pulau Jawa, sungai yang biasa diarungi yakni Citarik, sungai Progo, serta sungai ireng-ireng yang berada di lereng gunung semeru.
Sekarang arung jeram atau rafting telah menjadi rekreasi dan pendidikan. Â Meskipun penuh dengan risiko saat Anda melewati berbagai rintangan dan tantangan di sepanjang jalan, kegiatan ini akan seru dan menyenangkan jika Anda melakukannya dengan mengikuti instruksi dari instruktur.
Peserta juga perlu memiliki kondisi fisik mental yang baik, sehingga dapat menyelesaikan permainan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H