Lailiyatul Fauziyah atau kerap dengan panggilan Laili atau Lili ini merupakan salah satu mahasiswa Universitas Islam Malang yang merupakan peserta program Kampus Merdeka yakni Kampus Mengajar Angkatan 5. Laili menciptakan program kerja yang tidak biasa, mengapa tidak biasa? Mungkin dari segi nama program kerja tersebut terdengar biasa saja, namun mahasiswa Universitas Islam Malang ini mampu menjadikan program ini menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Berikut penjelasan program literasi yang diciptakan oleh Lailiyatul Fauziyah.
Di tempat saya ditugaskan (salah satu sekolah menengah pertama swasta di Singosari Kabupaten Malang), sebenarnya sekolah ini telah memiliki jam khusus untuk mata pelajaran literasi, namun karena kurangnya SDM pada sekolah ini, sehingga untuk jam mata pelajaran literasi tidak kondusif dan nyaris tidak berjalan. Dari sini saya memanfaatkan fasilitas yang ada berupa jam mata pelajaran literasi untuk dijalankan dengan kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan, karena jam literasi berada di jam akhir dari rangkaian seluruh kegiatan sekolah, yang mana mayoriitas dari peserta didik “menghilang” dalam artian mereka meninggalkan sekolah terlebih dahulu sebelum bel pulang berbunyi.
Untuk rangkaian pembelajaran literasi sendiri, pertama kami selaku peserta kampus mengajar menyediakan buku, yang mana buku ini kami handmade, sehingga menghasilkan buku yang tidak biasa bagi peserta didik, terlebih mereka tinggal pada wilayah yang bisa dibilang terpencil. Buku ini kami ciptakan dengan sampul buku beragam warna, hal ini menjadi daya tarik sendiri bagi peserta didik. Untuk pengenalan pertama kali pada jam mata pelajaran literasi, kami menugaskan peserta didik untuk membuat sampul buku dengan seindah mungkin yang memuat informasi nama lengkap, kelas dan beberapa data diri singkat. Setelah melakukan pembelajaran literasi perdana terbukti bahwasanya peserta didik sangat menyukainya, dibuktikan dengan "Kak kapan literasi lagi?" pertanyaan yang kerap ditanyakan tiap harinya. Konsep dari kelas literasi ini peserta didik dapat menuangkan ide dan kreatifitas peserta didik, tentunya agar tidak terjadi kericuhan kami berikan tema pada tiap minggunya seperti menceritakan diri sendiri, menceritakan kegiatan sehari-hari, idola yang digemari dan banyak lainnya. Bisa dibilang peserta didik dilatih untuk membuat artikel secara dini, walau dalam segi tata bahasa kurang mumpuni, setidaknya ide dan kreatifitas mereka memiliki tempat untuk diterbitkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H