1#
Melambai nyiur pantaimu
Di pantai-mu,
Angin syahdu sempat menyapaku
Namun, panas teriknya bukan kepalang berisik menerpa kulitku
Meski begitu
Aku bertahan di pantaimu
Berharap beriak ombakmu, menggulung jiwa merinduku dengan syahdu yang tiada pernah berlalu
Menatap nyiur pantaimu
Di pantai-mu,
Tahukah kau, aku berteriak padamu
Jangan hanya diam membisu
Hingga aku merasa tersalah dan merangkum syahdu menjadi masa yang siap berlalu
2#
Ada bahagia menyeruak dirasamu
Ada pelita tersembunyi pada seyummu
Namun,
Bukankah, aku terlalu tahu
Bahwa pandangmu telah menipumu
Yang ada dianganmu, itu bukanlah aku
Maka dari itu
Berlalulah dari hadapku
Dan,
Aku.........,
Seorang pemberontak yang lemah hati. Ahh...biarlah saja begitu.
Bukan, bukan aku untukmu
Bukan, bukan kamu duniaku
Bangil, 12-03-2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H