Lelaki, tapi mulut sampah. Iih ... jauh-jauh aja.
Namun hal demikian ternyata sangat dekat dengan keseharian.
Dan itu sangat merisaukan, mengingat gendernya yang seharusnya lebih kuat dari perempuan, seperti yang telah disampaikan dalam Al-Quran, yakni ayat ke-34 surat an-Nisa: Â
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." Â
Melebihkan / lebih disini bukan hanya dalam segi fisik.
Saya pribadi curiga jangan-jangan dia bukan lelaki tapi lekoong.
Tapi kan punya anak istri.
Ahh, lama jelasinnya.
Maksud saya setidaknya jangan bermulut sampah lah. Jadi jijik kaan! Naudzubillah....
Kasus yang boom saat ini.
Tentang 'I.....A.....' itu ya....?
Iya siih, kan gandengannya mulut sampah.
Teringat saya dengan suatu film  dalam negeri yang entah apa judulnya. Berkisah tentang suami istri yang belum dikarunia anak setelah menikah sekian tahun. Si suami akhirnya jatuh cinta lagi dengan seorang perempuan muda dan berniat menikahinya.Â
Namun mengingat ia telah beristri, hal itu menjadi penghalang bagi niatnya. Oleh karena itu ia memutar otak, memikirkan rencana agar ia terlepas dari ikatan pernikahan dengan istri yang belum memberikan anak padanya. Terpilihlah tema perselingkuhan.Â
Masalahnya adalah dengan siapakah ia akan menuduh istrinya berselingkuh, akhirnya ketemulah lelaki naif yang akan dijadikan pasangan selingkuh istrinya, yakni supir mereka. Oleh karena suami hampir melupakan kewajibannya sebagai suami. Si istri yang lugu  kemana-mana selalu diantar oleh sang supir.
Sidang perceraian dimulai, penggugat yakni si suami berapi-api menyampaikan di ruang sidang tentang perselingkuhan istrinya dengan supir mereka. Sang istri dengan berlinangan air mata menganggukkan kepala mengiyakan tuduhan yang ditujukan padanya dan supir mereka. Sebenarnya hakim tak sebodoh itu yang akhirnya percaya saja dengan pernyataan lelaki itu. Namun apa daya karena si istri mengiyakannya.