Mohon tunggu...
lailiyati .
lailiyati . Mohon Tunggu... Guru - GURU

GURU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bullying

13 Maret 2022   08:03 Diperbarui: 13 Maret 2022   08:20 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan Juniper. Julid, nyinyir dan baper." Itu kata bang sandiaga. "Masalah adalah anugerah, maka nikmatilah selagi ada." itu kata saya....

"Ehh...apa hubungannya ? numpang keurenkah, begituu?"

"Begitu tu tu...begini ni ni...."

"Gak ada, cuma abis sosialisasi tentang bulliying nih, jadi ya dihubung-hubungkan aja."

"Emmhh, emang bisa siih."

Bulliying tak ubahnya seperti penyakit ain, tanpa pergi ke dukun pun efeknya bisa mematikan. Menyoal kematian, belum lama kita dengar tentang kematian seorang artis cantik korea yang meninggal dunia, issu yang beredar adalah akibat bulliying. Nah, kaan!!

Disampaikan bahwa bulliying dilakukan oleh yang punya power social yang lebih besar to the smaller than that. Baik, siapapun setuju tentang hal itu.

Disampaikan juga bahwa bahwa bulliying bukan hanya dilingkungan siswa atau anak-anak namun juga pada wilayah kerja. Bahwa bulliying bisa terjadi dimanapun. Itu intinya. Titik.

Adapun para korban bulliying bisa memjadi pelaku bulliying suatu hari nanti.

Bagaimana solusinya? Didiamkan, nanti juga bosan sendiri. Bukan. Keburu tewas yang di bulli kan? Tuh contohnya ada.

Pembulli itu edan, jadi gak bisa diberi tangguh, jadi ya....itu juga bukan solusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun