Mohon tunggu...
Lailiyah Nurul Safitri
Lailiyah Nurul Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hanya seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Kemampuan Proses Berpikir Divergen dan Konvergen

13 Juni 2022   20:14 Diperbarui: 13 Juni 2022   20:48 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan divergent thinking dan convergent thinking (Sumber foto: lauramiralda.weebly.com)

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi. Hal itu sudah merupakan kodrat sebagai seorang manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup dalam kesendirian. Di dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering berhubungan dengan orang lain, misalnya di kehidupan kampus, adanya tugas kelompok yang diberikan dosen sehingga mau tidak mau harus dikerjakan bersama anggota kelompok. Pada saat bekerja juga mengharuskan kita untuk bertemu dengan clien dan teman sekantor. Bahkan di rumah sekalipun kita berinteraksi dengan keluarga, seperti saudara atau orangtua kita.

Saat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain, ada beberapa situasi yang mengharuskan kita untuk mencari solusi atas suatu permasalahan. Ya, Namanya juga hidup pasti ada aja masalahnya hehehe ... terutama di dunia kerja, kita dituntut untuk selalu kreatif dan terus berinovasi. Akhirnya muncullah yang dinamakan proses berpikir. Contoh dari adanya proses berpikir ini adalah divergent thinking dan convergent thinking. Apa maksud dari keduanya? Yuk kita cari tahu!

Pengertian divergent thinking

Dikutip dari Binus University Business School, divergent thinking atau berpikir divergen merupakan salah satu proses berpikir dengan cara mengumpulkan berbagai ide yang ada agar dapat menghasilkan ide-ide kreatif. Kemudian dari ide tersebut akan dipertimbangkan mana yang lebih baik dengan proses convergent thinking. Biasanya dalam proses ini membutuhkan kuatnya daya kreatifitas sehingga ide yang dihasilkan bisa lebih banyak. Maka dari itu divergent thinking memerlukan adanya brainstorming.

Sebelum membahas lebih lanjut, mungkin kamu perlu tahu terlebih dahulu apa itu brainstorming. Brainstorming adalah salah satu cara untuk mendapatkan berbagai ide-ide baru berdasarkan spontanitas dan kreativitas. Tujuannya agar bisa memecahkan permasalahan yang ada secara cepat dan kreatif.

Ada delapan elemen penting di dalam proses divergent thinking, yaitu

  • Kompleksitas : merupakan sebuah kompetensi dalam membuat suatu konsep ide maupun solusi dari sebuah permasalahan yang rumit.
  • Rasa keingintahuan (curiosity) : merupakan jenis kepribadian yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, kritis, dan senang mempelajari hal baru.
  • Fleksibilitas : merupakan sebuah kompetensi pembuatan suatu konsep yang berbeda dari yang lainnya ataupun ide yang sudah ada.
  • Elaborasi : merupakan cara untuk menambah atau cara agar dapat mengembangkan ide.
  • Kelancaran (fluency) : merupakan sebuah kompetensi untuk mendapatkan dan  menciptakan berbagai ide dengan waktu yang singkat.
  • Imajinasi : merupakan sebuah kompetensi untuk dapat menggunakan daya imajinasi sehingga terciptanya inovasi yang original dan asli.
  • Keaslian (originality) : merupakan sebuah kompetensi untuk dapat menghasilkan ide-ide baru dan unik yang berbeda dengan yang lainnya.
  • Risk taking : merupakan keberanian untuk bereksperimen atas ide yang baru.

Pengertian convergent thinking

Jika tadi dalam proses divergent thinking yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya, nah di proses convergent thinking atau berpikir konvergen ini yang dilakukan adalah fokus untuk mencari satu solusi agar dapat menyelesaikan masalah. Proses convergent thinking dilakukan setelah proses divergent thinking.

Perbedaan divergent thinking dan convergent thinking

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun