- "Agar bisa memecahkan masalah yang sebenarnya, yang diperlukan adalah dalamnya pikiran, bukan banyaknya pikiran." (Hal. 133).
- "Hidup yang kamu alami sebenarnya lebih damai dibandingkan apa yang kamu pikirkan." (Hal. 130). Duh poin ini terasa sedikit nyelekit ya bagi orang yang sering overthinking (termasuk saya) hahaha. Apalagi overthinking untuk hal yang sebenarnya bukan apa-apa atau biasa saja. Terkadang malah pikiran kita sendiri yang terlalu melebih-lebihkan sesuatunya sehingga energi kita menjadi terkuras habis untuk memikirkan hal yang tidak-tidak dan belum tentu terjadi.Â
Sebenarnya masih banyak lagi kutipan yang ada di dalamnya dan isinya pun lebih banyak dari itu yang tentunya nampol abis. Menurut saya, buku ini benar-benar membuka pikiran saya untuk menjalani hidup dengan apa adanya. Serangkaian kisah yang ada di dalamnya dituliskan dengan apik dan menarik sehingga buku ini terasa hangat apalagi jika situasinya sangat relate dengan para pembacanya. Rasanya seperti mendapat tamparan untuk lebih peduli dan menyayangi diri sendiri.
Memang, untuk berubah menjadi yang lebih baik itu terasa sangat sulit, tetapi jika ada niat untuk berubah maka ada saja jalan. Oleh karena itu, buku ini hadir untuk membantu para pembacanya agar bisa merubah pikiran yang awalnya terkekang dengan pendapat orang lain, menjadi lebih santai dalam menjalani hidup dan lebih peduli terhadap diri sendiri. Seperti kalimat dalam buku ini, "Menjadi diri sendiri dan menerima keadaan sesuai dengan porsi yang sesungguhnya akan membuat kita mensyukuri segala hal yang ada di dalam hidup ini, sekecil apapun itu".
Maka dari itu, mulai sekarang yuk lebih peduli terhadap diri sendiri. Cobalah untuk membuktikan kalau kamu juga bisa hidup apa adanya dengan versimu sendiri!