Mohon tunggu...
Lailiyah Nurul Safitri
Lailiyah Nurul Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hanya seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenali Apa Itu People Pleaser, Ciri, dan Efeknya

8 Maret 2022   20:59 Diperbarui: 8 Maret 2022   21:13 2940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika rasa pengen nolak sesuatu terkalahkan oleh rasa nggak enakan.

Apa sih people pleaser itu?

Menurut Merriam Webster dan Susan Newman, people pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu ingin menyenangkan orang-orang disekitarnya. Seorang people pleaser selalu menempatkan kepentingan orang lain diatas dirinya sendiri. Oleh sebab itu, ia memiliki kecenderungan untuk melakukan apapun sehingga orang lain tidak akan kecewa kepadanya. Sepintas sifat tersebut terlihat baik, namun apabila dibiarkan terus menerus maka dapat membawa dampak yang buruk bagi si people pleaser. 

Seorang people pleaser cenderung mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang mereka rasakan. Mereka selalu berusaha untuk bilang "iya" atau setuju terhadap apa yang orang lain katakan, walaupun sebenarnya di dalam diri mereka tidak setuju terhadap hal tersebut. Pada akhirnya, mereka akan menjadi sulit untuk mengenali dirinya sendiri karena terlalu sibuk dan khawatir atas pendapat atau pandangan orang lain tentangnya jika ia menolak.

Beberapa ciri people pleaser

  • Sulit untuk menolak atau berkata "tidak"
  • Sering merasa khawatir terhadap apa yang akan orang lain katakan
  • Sering meminta maaf walaupun tidak melakukan kesalahan
  • Sering berpura-pura setuju dengan pendapat orang lain
  • Sering mengabaikan kebutuhan dan kepentingan diri sendiri demi melakukan sesuatu untuk orang lain
  • Merasa rendah diri
  • Membutuhkan validasi dari orang lain untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri.

Penyebab seseorang menjadi people pleaser

Dilansir dari situs Verywellmind.com, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser, diantaranya seperti:

  • Kurangnya harga diri: terkadang penyebab seseorang menjadi people pleaser karena mereka tidak menghargai keinginan dan kebutuhan mereka sendiri, kurangnya rasa percaya diri, keinginan validasi dari orang lain, dan memiliki pemikiran bahwa ia akan diterima jika melakukan sesuatu untuk orang lain.
  • Rasa insecure: di dalam beberapa kasus, people pleaser akan berusaha untuk menyenangkan orang lain sebab ia khawatir jika orang tersebut tidak menyukainya. Oleh karena itu, sang people pleaser akan berusaha keras untuk membuat orang lain bahagia, hingga akhirnya ia lupa untuk membahagiakan diri sendiri pula.
  • Pengalaman di masa lalu: faktor lain yang juga menyebabkan seseorang menjadi people pleaser yaitu adanya pengalaman yang sulit dan rasa traumatis di masa lalu.

Efek menjadi people pleaser

Menurut James Madison University dalam Counseling Center: People Pleasing, beberapa efek negatif menjadi people pleaser, yaitu:

  • Menjadi kurang peduli terhadap diri sendiri: people pleaser akan selalu berusaha untuk mementingkan kepentingan orang lain diatas dirinya sendiri, oleh karena itu mereka sering melupakan kebutuhan dan kebahagiaannya. Hal tersebut perlu dihindari karena memperhatikan diri sendiri tidak kalah penting. Contohnya dalam hal kesehatan, kita tidak boleh terlalu memforsir diri sendiri demi orang lain jika hal tersebut diluar batas kemampuan kita. Keseimbangan antara kepentingan orang lain dan diri sendiri haruslah diperhatikan agar kebutuhan diantara keduanya dapat saling terpenuhi.
  • Memiliki kemungkinan untuk dimanfaatkan orang lain: people pleaser memiliki kemungkinan untuk dimanfaatkan orang lain sebab banyak orang yang tahu bahwa ia sulit untuk menolak permintaan yang telah ditawarkan. Orang lain mungkin akan memanfaatkan kebaikan si people pleaser dengan meminta lebih banyak dari yang wajar dan bersikap eksploitatif dengan mengambil banyak keuntungan dari si people pleaser. Oleh sebab itu, diperlukan adanya batasan-batasan agar orang lain mengerti dan menyadari jika mereka telah melewati batas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan batasan tentang hal apa yang bisa dilakukan dan yang tidak bisa dilakukan. Dari batasan tersebut maka akan membuat seseorang menjadi terbiasa agar tidak terlalu semena-mena dengan orang lain.
  • Merasakan kebencian dan agresi pasif: seiring berjalannya waktu, people pleaser bisa menjadi orang yang mudah marah dan membenci orang lain dalam diam jika mereka merasa dimanfaatkan atau tidak dihargai. Awalnya, mungkin mereka dapat menahan rasa marah dan benci mereka, namun lama kelamaan, rasa tersebut akan berganti menjadi sebuah agresi pasif, seperti komentar, lelucon, atau sarkasme yang menunjukkan perasaan negatif. Hal tersebut tentu dapat  menyebabkan hancurnya hubungan dan meregangnya jarak antar sesama, alih alih mencoba untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.

Tips mengurangi sifat people pleasing

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi sifat people pleasing, yaitu

  • Berpikir secara matang terlebih dahulu sebelum setuju dengan orang lain --- sebelum menyetujui orang lain, baik dari segi pendapat, keinginan, kepentingan, ataupun semacamnya, ada baiknya untuk dipikirkan terlebih dahulu. Berpikir secara matang dapat membantu kita untuk memilah mana kepentingan yang prioritas dan mana yang tidak.  Hal tersebut tentu sangat membantu kita dalam mengerjakan sesuatu karena adanya urutan prioritas kepentingan.
  • Menyadari bahwa setiap manusia memiliki pilihan --- setiap manusia memiliki pilihan untuk setuju maupun tidak setuju, oleh karena itu setelah berpikir secara matang tentang suatu hal, kita dapat memberikan pendapat untuk setuju atau tidak setuju kepada orang lain.
  • Menyadari bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang --- hal tersebut merupakan fakta yang harus diterima. Memang benar bahwa kita tidak dapat menyenangkan semua orang, oleh sebab itu cobalah untuk menjadi diri sendiri dan berterus terang. Jangan selalu "meng-iya-kan" orang lain padahal Anda sendiri tidak setuju. Anda harus mengetahui batasan-batasan yang bisa Anda lakukan dan yang tidak. Anda tidak perlu takut untuk berbicara "tidak" kepada orang lain sebab setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga kita tidak harus menyenangkan semua orang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun