Di era globalisasi saat ini, penetrasi bahasa asing, terutama bahasa Inggris, semakin menguat dan mempengaruhi penggunaan bahasa di berbagai aspek kehidupan. Dari komunikasi sehari-hari, media sosial, hingga dunia bisnis, kita dapat melihat bahwa penggunaan istilah-istilah asing kian mendominasi. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia agar tidak kehilangan identitas sebagai bahasa nasional dan budaya bangsa.
Arus Globalisasi dan Pengaruhnya
Globalisasi membawa banyak perubahan, termasuk dalam cara orang berkomunikasi. Bahasa Inggris, sebagai bahasa global, telah menjadi bahasa yang dominan di banyak bidang, mulai dari ilmu pengetahuan, teknologi, hingga media.Â
Pengaruh bahasa asing ini sering kali diserap dalam bentuk istilah-istilah baru, baik secara langsung maupun melalui penerjemahan yang tidak tepat. Misalnya, istilah seperti "meeting," "deadline," dan "event" sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari, meskipun bahasa Indonesia memiliki padanan kata yang sesuai.
Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran akan kemunduran penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Generasi muda, terutama, menjadi lebih akrab dengan istilah asing daripada kosakata bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini berpotensi mengancam kelestarian bahasa Indonesia, yang merupakan simbol identitas dan kebanggaan bangsa.
Tantangan Menjaga Kemurnian Bahasa Indonesia
1. Dominasi Bahasa Asing di Media
Media massa, baik cetak maupun elektronik, sering kali menggunakan bahasa Inggris untuk menarik perhatian pembaca atau pemirsa. Iklan, berita, dan program-program televisi kerap mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan istilah asing. Ini menyebabkan masyarakat, terutama anak muda, lebih terpapar pada bahasa asing ketimbang memahami dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Perubahan dalam Lingkungan Pendidikan
Banyak sekolah internasional dan bilingual yang lebih menekankan penggunaan bahasa Inggris, sehingga mengabaikan pengajaran bahasa Indonesia secara mendalam. Akibatnya, banyak siswa yang kurang memahami kaidah bahasa Indonesia dan lebih mudah beradaptasi dengan penggunaan bahasa asing dalam keseharian mereka.
3. Penggunaan Media Sosial